Lembata – Siswa-siswi SMK Negeri 1 Buyasuri, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata terpaksa melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ) di SMA Negeri 1 Buyasuri karena ketiadaan ruang atau laboratorium penyimpanan komputer.
SMK Negeri 1 Buyasuri saat ini tidak memiliki gedung laboratorium komputer serta fasilitas lain yang cukup untuk melaksanakan UNBK.
“Kami terpaksa melaksanakan UNBK di sekolah lain, yang mana sekolah menengah atas terdekat dan memiliki fasilitas yang memadai. Karena di SMK tersendiri tidak memiliki gedung atau ruang lab komputer,” kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Buyasuri, Fransiskus Reme, Senin (16/3/2020 ) di Ruang Panitia Ujian Nasional saat hari pertama pelaksanaan UNBK.
Pria yang biasa disapa Coes ini mengatakan, langkah ini harus diambil berdasarkan keputusan rapat bersama dewan guru dengan pertimbangan dan konskuensi serta hambatan dihadapi. Tahun 2020 untuk pertama kalinya SMK Negeri 1 Buyasuri malaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer.
“Ya, apapun risikonya kami harus berani mengambil langkah untuk mengikuti UNBK di sekolah lain, sehingga pada hari ini kami telah melaksanakan UNBK hari pertama,” ungkapnya.
Meski mengikuti ujian sasional di sekolah lain terasa sangat sulit dan membutuhkan waktu serta tenaga yang ekstra, namun persiapan matang harus dilakukan para guru dan siswa untuk menyukseskan kegiatan ini.
Para siswa-siswi peserta UNBK harus berjalan sejauh 3 kikometer dari rumah menuju tempat ujian.
“Saya berpikir pelaksanaan UNBK yang menumpang di sekolah lain memang sangat sulit, tapi saya bersyukur karena atas kekompakan dewan guru serta semangat para siswa-siswi akhirnya UNBK kelas XII hari pertama berjalan dengan baik dan lancar,” ujarnya
Coes mengisahkan, SMK yang berada di Desa Atulaleng – Kecamatan Buyasuri ini hingga saat ini belum mendapat kepastian tentang masalah lahan yang belum diselesaikan.
Padahal sekolah tersebut telah dibangun sejak tahun 2006 silam.
“Saya sudah berusaha melakukan pendekatan kepada pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Lembata maupun Pemerintah Provinsi NTT tapi semuanya belum ada jawaban yang pasti. Kalau masalah ini berkepanjangan bagaimana lembaga pendidikan bisa berkembang?” imbuhnya.
Mesdi demikian, lanjut Coes, persoalan ini tidak lantas menjadi hambatan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk terus memberikan pelajaran serta motivasi kepada siswa-siswi.
Ia juga berharap agar siswa-siswi serta para dewan guru selalu bersemangat menjalankan tugas dan tetap semangat untuk mengembangkan lembaga pendidikan ini.
“Untuk itu saya ucapkan terimkasih kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Buyasuri atas kesediaanya memberikan faslitas serta perlengkapan ruangan untuk kami melakukan UNBK secara perdana,” pungkasnya.
UNBK SMK Negeri 1 Buyasuri diikuti 61 Peserta dan dibagi menjadi 3 sesi yang dimulai sejak Pukul 07.00 – 16.00 WIB. Tampak para pihak terkait yang turut terlibat dalam UNBK ini diantaranya Kepolisian Sektor Buyasuri, Tim PLN, Panitia UNBK, Pengawas Ruang serta proktor dan teknisi. (*/red)