ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Uskup Maumere Tiadakan Perayaan Misa

Sikka – Uskup Maumere Edwaldus Martinus Sedu mengeluarkan seruan pastoral terkait Covid 19. Salah satunya yakni meniadakan misa atau perayaan ekaristi.

Seruan pastoral itu diterbitkan pada Jumat (20/3) ditujukan kepada para Imam, Biarawan-Biarawati dan umat Katolik di Keuskupan Maumere.

“Menghadapi wabah virus Covid 19, saya mengajak kita semua untuk tetap bijaksana, tenang, dan tidak panik dalam menyikapi berbagai informasi mengenai penularan dan penyebarannya,” tulis Uskup Maumere.

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Ada tiga poin penting yang disampaikan dalam seruan pastoral tersebut. Terhitung sejak Jumat (20/3) sampai Jumat (3/4), segala aktifitas gerejani yang melibatkan banyak orang ditiadakan.

Kegiatan gerejani yang ditiadakan yakni Ekaristi Harian, Ekaristi Hari Minggu, Ekaristi Pemakaman, Ekaristi Peringatan Arwah dan Ibadat lainnya.

RelatedPosts

Kegiatan lain yang juga ditiadakan seperti pelayanan sakramen pengakuan, ibadat jalan salib, pertemuan malam wajib di KBG dan lingkungan serta stasi.

Yang juga ditiadakan adalah latihan koor, liturgi persiapan pekan suci, katakese Pra Paskah, serta pelatihan dan pembekalan pastoral komisi, biro, dan lembaga di tingkat keuskupan dan paroki.

“Kendati pun demikian, aktifitas rohani di tiap-tiap rumah dan komunitas biara tetap dijalankan,” ujar Uskup Maumere.

Selanjutnya Uskup Maumere menyerukan apabila dalam kurun waktu 14 hari, ada umat yang meninggal, maka pelayanannya terbatas pada pemberkatan jenazah. Bagi keluarga dan pelayat diharapkan untuk tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan kesehatan mengenai penyebaran Covid 19.

Poin lain yang disampaikan, bahwa setelah Jumat (3/4), jika tidak ada ketentuan lain dari pemerintah, maka umat kembali beribadah dan menghadiri perayaan ekaristi di gereja maupun di komunitas.

“Namun jika ada gejala penyakit pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, panas tinggi, supaya berdoa dan beristirahat saja di rumah. Ini berlaku juga untuk pastor dan petugas liturgi,” tulis Uskup Maumere.

Terkait perayaan ekaristi dan ibadah lain setelah Jumat (3/4), Uskup Maumere berpesan hendaknya tidak bertele-tele. Yang Mulia meminta perhatian agar khotbah singkat 5-7 menit, lagu-lagu proporium tidak harus dinyanyikan semua ayat, kecuali lagu-lagu ordinarium.

Uskup Maumere juga menyinggung strategis psikologis menghindari sentuhan tangan. Kolekte diberikan pada saat sebelum masuk gereja, di mana kotak-kotak kolekte disiapkan di pintu masuk gereja. Air suci di pintu masuk gereja ditiadakan. Petugas pembawa persembahan dipastikan menggunakan antiseptik dan cairan pembersih tangan.

Selain itu Salam Damai sesudah komuni dilakukan dengan menganggukkan kepala atau membungkukkan badan, tanpa perlu bersalaman atau berjabatan tangan. Umat yang menerima komuni hanya diperkenankan melalui tangan, bukan melalui mulut.

Dalam seruan pastoral, Uskup Maumere juga menguraikan khusus terkait Perayaan Pekan Suci. Disebutkan umat membawa daun palma masing-masing, ritus pembasuhan kaki para rasul ditiadakan, passio dan doa umat meriah pada Jumat Agung didaraskan, penghormatan salib tanpa memegang dan mencium salib, tablo jalan salib ditiadakan, prosesi Logu Sinhor di Kampung Sikka ditiadakan, dan pembaptisan katakumen tidak dilaksanakan pada Malam Paskah.

Sementara itu terkait dua perayaan bersama setelah Hari Raya Paskah yakni Pembaharuan Janji Imamat dan Pemberkatan Minyak-Minyak Suci serta Perayaan Minggu Kerahiman di tingkat Keuskupan, akan diumumkan kemudian.

“Sebagai komunitas umat beriman, mari kita bersatu dalam doa, pantang, puasa, dan amal serta menjadikan diri sebagai pelopor gerakan memerangi wabah Covid 19,” ajak Uskup Maumere.

Tulisan Kontributor Marumere : Edward Lodovic da Gomez

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *