Lembata – Ditengah terbatasnya alat pelindung diri (APD) yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Lembata dan merebaknya wabah virus corona (Covid-19), Relawan Komunitas Taman Daun membagikan 150 unit wadah cuci tangan ke fasilitas umum seperti Polindes di Kabupaten Lembata.
Wadah cuci tangan yang dirakit sendiri dari ember kapasitas 35 liter dan keran air ini dibagikan hampir ke semua Polindes di desa-desa sekabupaten Lembata.
“Sudah sangat banyak permintaan dan keluhan dari ibu-ibu bidan akan ketiadaan wadah cuci tangan yang memadai,” kata John S Batafor salah satu relawan Taman Daun, Rabu (25/3/2020).
John mengatakan, wadah cuci tangan yang dirakit sendiri ini dibeli menggunakan dan dari hasil usaha penangkapan ikan yang digelutinya selama ini.
Berangkat dari keprihatinan akan kondisi ketiadaan wadah cuci tangan di fasilitas-fasilitas umum di Kabupaten Lembata, John dan relawan komunitas Taman Daun lainnya berinisiatif merakit dan membagikan alat cuci tangan ini secara gratis.
“Hari ini kami 50 unit, besok saya beli lagi unit untuk dirakit, jadi totalnya 150 unit,” terang John.
Hingga Rabu (25/3) relawan Komunitas Taman Daun yang terdiri dari berbagai latas belakang telah membagikan wadah cuci tangan ini secara gratis ke beberapa wilayah.
Beberapa di antaranya masing-masing satu unit ke Polindes Hingalamamengi, Polindes Wailolong, Polres Lembata, Polindes Nubamado dan Panti Asuhan Vinsensius Lewoleba, Polindes Lite, Polindes Atakowa, Polindes Peu sawah, Polindes Tubung Walang, Polindes Atuwalupang, Polindes Roho, Polindes Hoelea, Polindes Benihading, Polindes Atualeng, Polindes Kalikur, Boto dan dua unit di Desa Lamalera dan Gereja Loang.
“Lalu yang lainnya lagi didata,” terang John.
John mengatakan, dirinya sengaja merakit wadah cuci tangan ini secara mandiri karena wadah cuci tangan yang dijual dipasar hampir langka dengan harga yang melambung tinggi sekitar Rp 300 ribu – 400 ribu per unit. “Lalu kapasitasnya juga lebih kecil hanya sekitar 15 liter,” ungkap John.
Salah satu penerima bantuan wadah cuci tangan di Polindes Hingalamamengi, Bidan Mina Hayon mengaku bersyukur bisa mendapat bantuan wadah cuci tangan ini ditengah keterbatasan APD di Puskesdes Hingalamamengi.
Selain sebagai sarana sosialisasi, bagi Mina, wadah cuci tangan dari ember dengan keran air yang dirakit anggota Komunitas Relawan Taman Daun ini menjadi jawaban atas kegelisahannya ditengah merebaknya wabah virus corona (Covid-19) yang melanda dunia tiga bulan terakhir.
“Ini sudah sangat membantu kami terlebih saya petugas kesehatan dan juga masyarakat. Sebelumnya ini di Polindes saya hanya menggunakan baskom untuk tempat cuci tangan tetapi itu juga tidak semua digunakan oleh masyarakat yang datang berobat,” kata Mina kepada BentaraNet.
Menurut Mina, dengan adanya wadah cuci tangan yang sangat efektif ini, membantu masyarakat saat hendak memeriksakan diri atau berobat di Puskesdes.
Menurut Mina, wilayah Kedang khususnya Hingalamamengi merupakan satu di antara beberapa daerah asal perantau ke luar daerah seperti Kalimantan dan Malaysia. “Jadi memang ini sangat membantu, karena Puskesde ini juga merupakan tempat umum,” aku Mina.
Menurut Mina, langkah pertama yang harus dilakukan setiap orang sebelum mengunjungi fasilitas umum kesehatan adalah mencuci tangan. Mina mengatakan, setelah mendapat bantuan dari Taman Daun, wadah ini kini sudah terpakai dan dimanfaatkan oleh masyarakat dan petugas kesehatan setempat.
Lima wadah yang diperoleh dari Taman Daun ini dibagikan ke lima fasilitas umum dan layanan publik di Kecamatan Omesuri. “Polsek Omesuri sudah dapat satu tadi. Tiga lainnya untuk Pustu Wailolong, Polindes Mahal 2, dan Polindes Peusawa,” terang Mina.
“Tadi ada masyarakat yang datang lalu tanya, “Ibu bidan ini untuk apa?” saya jawab “Ini wadah untuk cuci tangan untuk mencegah,” “Oh iya ibu bidan, karema kami sering nonton di TV harus cuci tangan sebelum masuk dalam ruangan.”” ungkap Mina.
Menurut Mina, hadirnya wadah cuci tangan di tengah keterbatasan alat pelindung diri (APD) sangat membantu masyarakat dan petugas kesehatan di Hingalamamengi.
“Karena APD juga sangat terbatas, palingan hanya petugas saja yang memakai,” pungkas Mina.
Kabag Ops Polres Lembata, AKP Marthen Ardjon mengapresiasi Taman Daun yang telah menyiapkan wadah ini. Ia mengatakan, wadah yang disiapkan ini merupakan sarana yang sudah sesuai anjuran protap Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata untuk memutus mata rantai Covid-19.
“Jadi pada saat sebelum masuk ke fasilitas publik itu kita siapkan di penjagaan. Di situ kita siapkan juga disinfektan. Sebelum masyarakat masuk ke ruangan untuk membuat laporan atau pengaduan itu dalam keadaan steril,” kata Marthen.
Kegiatan ini melibatkan beberapa orang muda di Woloklaus Lewoleba yang baru tamat SMA. Tuga di antaranya Hiron, Wily dan Aqua. Taman Daun yang berada di Woloklaus, Lewoleba Barat, menjadi pusat komunitas literasi yang beranggotakan relawan dari berbagai latar belakang. (*/red)