Lembata – Di tengah himbauan pemerintah untuk tetap tenang di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19), sebagian mahasiswa asal Lembata memilih untuk mudik ke kampung halaman saat diliburkan.
Hasil pemeriksaan di Posko Pencegahan Covid-19 (virus corona) Pelabuhan Laut Lewoleba, Senin (30/3/2020) siang menunjukan sebagian besar penumpang yang menggunakan KM Batam Line dari Larantuka adalah mahasiswa asal Lembata dari Surabaya, Kupang dan Makasar.
Dilansir dari Bentara.net, saat tiba di Posko Covid-19 Pelabuhan Laut Lewoleba, para penumpang ini langsung didata, diperiksa suhu tubuh dan disemprot cairan disinfektan oleh tim gabungan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Lewoleba, Pos TNI -AL Lembata, Polair Polres Lembata, KP3 Laut Pelabuhan Lewoleba dan pihak Syahbandar Lewoleba.
Ironinya, sebagian penumpang ini tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) standar seperti masker.
Menanggapi hal ini saat mengunjungi Posko Covid-19 ini, Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday menghimbau para mahasiswa agar menahan diri untuk mudik atau pulang ke kampung halaman.
Wabup Langoday juga meminta para orang tua agar mengingatkan anak-anaknya untuk sementara tidak pulang ke kampung halaman meski harga tiket pesawat saat ini cenderung murah.
“Kita juga meminta kepada orangtua yang ada di Lewotana Lembata ini untuk menghimbau anak-anaknya atau saudara-saudaranya di Malaysia atau di Hongkong untuk tetap tinggal di tempat tidak boleh kembali dulu kalau
sayangi keluarga,” kata Wabup Langoday.
“Termasuk para mahasiswa atau pekerja yang ada di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Sumatra, Batam untuk hari-hari belakangan ini untuk bisa menahan diri walaupun tiket pesawat hari-hari ini cenderung murah. Tetapi kita minta untuk menahan diri berada di tempat masing-masing jangan kembali ke Lewotana Lembata dulu,” lanjutnya.
Wabup Langoday menegaskan kalau pun mahasiswa yang bersangkutan pulang ke kampung halaman, yang bersangkutan tetap harus dikarantina sesuai dengan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
“Kalau kembali ke lewotana juga dia akan mengkarantina dirinya mengisolasi dirinya selama 14 hari. Dan orangtua Lembata di sini sudah pada paham bahwa kalau anaknya datang itu tetap mengkarantina dirinya,” terangnya.
Kondisi ini menurut Wabup Langoday akan berpengaruh buruk terhadap hubungan sosial yang bersangkutan.
“Dan saya kira ketika datang ke Lembata ini dia merasa kesepian. Dia berada di kamar sendiri, tidak bisa komunikasi dengan keluarga dan sebagainya,” pungkas Wabup Langoday. (*/tld/red)