Lewoleba – Ketua gugus tugas penaganan covid-19, Paskalis Ola Tapobali meninjau langsung Puskesmas LOewoleba di Desa Pada. Puskesmas Lewoleba yang sedang dalam pengerjaan ini akan dipersiapkan untuk menampung orang-orang yang baru datang dari daerah pandemic yang dianggap sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Paskalis Tapobali memastikan bahwa hasil pemantauan Puskesmas Kota Lewoleba atau tempat karantina sudah layak untuk kita pakai dan kapasitasnya juga bisa menampung banyak orang.
Dijelaskanya bahwa memang puskesmas tersebut sedang dikerjakan namun kita sedang mengahadpi kodisi darurat ini sehingga kita harus pakai tempat ini untuk bisa menampung orang-orang yang menjalankan masa karantina.
Lajut paskal bahwa Puskesmas ini bisa menampung 60 orang kalau kita hanya pakai ruangan lantai bawa dan atas dan apabila terjadinya membludak maka kita bisa paksakan samapi 93 orang, tetapi yang lainmya hanya bisa di tempatkan di lorong-lorong.
Untuk melengkapi fasilitas maka kita juga akan menyiapkan tempat tidur springbad dan meungkin kita akan coba siapkan dengan ranjangnya, tidak hanya itu tapi kita juga menyiapkan peralatan masak, piring, gelas, beras dan lauknya untuk mereka bisa memasak sendiri.
Selain puskesmas Lewoleba gedung Drai Maritim juga akan kita pakai. Dikatakanya bahwa Puskemas yang akan kita pakai ini memang masih dalam pengerjaan, dan pekerjaan gedung puskesmas iniu juga tetap dilanjutkan tetapi harus lihat juga dengan situasi, sepanjang tidak mengganggu maka pekerjaan bisa di lanjutkan,” ujar Paskal.
Melihat kondisi keterbatasan tempat karantina maka pihak Pemerintah Daerah juga akan melayangkan surat kepada PT. Pelni untuk dilakukan pembatasan akses yakni 2 minggu sekali baru kapal pelni bisa masuk Lembata.
Hal ini dengan maksud kalau ada warga kita yang pulang berlibur dan mendapat penolakan dari keluarga dan kepala Desa maka tentu kita akan karantinakan selama 2 minggu, setelah selesai masa karantina kita akan kembalikan ke keluarganya sebagaiana biasa baru kita bisa terimah lagi yang baru datang ke Lembata.
Jeda waktu ini juga bisa memberi ruang untuk orang-orang di gugus tugas bisa tarik napas suapaya mereka juga ada tenaga dan kekuatan,” jelas Paskal.
Terhadap kepatuhan orang-orang untuk tidak pulang kekampung itu memang perluh adanya kesadaran dengan kondisi sekarang, setiap orang yang datang pasti mendapatkan penolakan dari keluarganya.
Ini yang membuat beban psikologi bagi orang tersebut setelah menjalankan masa karantina 14 hari dan sudah bisa dipulangkan ke keluarga itu pasti mendapat penolakan di lingukngan masayrakat. Dan ini yang sudah terjadi di Lewoleba.”Beber Sekdah.
Untuk itu terhadap masyarakat yang ada diluar daerah sebaiknya pertimbangkan baik-baik kalau mau pulang. Daripada datang ke kampung terus ditolak dan akhkinya tersiksa secara psikologi, sehingga mohon kerjasamanya untuk mengikuti arahan pemerintah untuk tidak mudik dulu dan tetap dirumah saja tunggu sampai semuanya terkendalikan.
Kepada mahasiswa yang di luar daerah itu kita tidak bisa menjangkau karena keterbatasan anggaran. Kalau ada mahasiswa yang terpapar virus corona di kabupaten Lembata maka itu otomatis kita akan tangani karena sudah ada intruksi dari pemerintah Pusat melaui Mentri dalam Negri nomor 1/2020 tentang tiga hal yakni.” Penanganan Covid-19, Aspek Kesehatan, Dampak Ekonomi tergadap orang-orang yang terpapar Covid-19 dan Pengamanan Sosial.WN02