Jakarta – Kartono Langoday, mahasiswa asal Lembata yang saat ini menempuh pendidikan di Jakarta, mengaku prihatin dengan dinamika masyarakat menerima informasi soal perkembangan pandemik virus corona (Covid-19) di Lembata.
“Suatu malam di arena diskusi kami anak rantau di Jakarta, saya sedikit terganggu dengan beberapa postingan warganet Lembata di salah satu group Facebook. Rasa terganggu saya ini dipicu oleh tema postingan terkait Covid-19,” kata Kartono kepada media ini, Kamis (16/4/2020).
Mahasiswa semester delapan Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia (STPI) jakarta ini meminta masyarakat agar lebih cermat memilah berita hoax dan bukan hoax yang beredar di media sosial.
Berita hoax seputar Covid-19 bisa menimbulka kepanikan masyarakat yang berlebihan. Kondisi ini tentu berpengruh terhadap psikologi bahkan daya tahan orang dalam menghadapi makhluk yang tidak kasat mata ini.
“Dengan saling membagikan berita hoaks di berbagai kalangan masyarakat, maka masyarakat sendiri dianggap telah lalai dalam menjamin hak atas informasi masyarakat, dan dalam skala lebih luas dapat berpotensi mempermudahkan masyarakat dalam mempercayai berita hoaks,” kata Kartono.
“Seandainya masyarakat memiliki informasi yang utuh maka mereka juga bisa ikut mengambil langkah-langkah pencegahan yang maksimal,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak membangun stigma buruk terhadap orang yang suspect maupun pada level yang lebih tinggi sudah positif terpapar virus versi rapid test.
“Juga himbauan kepada kita semua bahwa jangan saling membangun stigma buruk dengan pesien tapi terus memberi support agar kuat melawan sakitnya,” ungkap Kartono.
Khusus NTT dan Lembata, dia juga mendesak pemerintah untuk lebih pro aktif menyampaikan perkembangan pandemi Covid-19 kepada masyarakat.
“Contohnya di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengenai pandemi Covid-19 saat ini sedikit pemikiran dari saya bahwa pemerintah harus lebih proaktif menyampaikan informasi perkembangan wabah ini,” ungkapnya.
“Menurut saya, masyarakat harus lebih teliti terhadap informasi terkait penyebaran virus corona. Informasi mengenai wilayah dan tempat mana saja yang terdampak atau terpapar penting untuk diketahui publik agar semua pihak dapat mengambil jarak aman untuk tidak terjangkit,” kata Kartono.
Keterbukaan informasi menurutnya menjadi hal penting yang harus dipenuhi pemerintah demi menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan di semua wilayah Kabupaten Lembata. “Kemudahan akses informasi tidak memperburuk keadaan, terlepas dari masyarakat pun dianggap saat ini masih belum membedakan antara berita hoaks dan fakta,” pungkasnya. (*/WN01)