Kepada masyarakat Desa Duli Tukan saat melakukan pelantikan penjabat Kepala Desa dan BPD se kecamatan Ile Ape di Desa Duli Tukan 23/04/2020. bupati Sunur Mengatakan, Masyarakat Duli Tukan harus bisa menghalau pelaku perjalanan dari luar yang masuk ikut jalur tikus.
Sekarang kita sudah ada Penambahan 3 orang positif rapid test,
Hasil rapid test yng disampaikan bupati Lembata Eliazer Yenthji Sunur pada saat melantik penjabat Kepala Desa Dan BPD se sekacamatan Ile Ape menjelaskan terkait riwayat perjalanan ketiga orang yang kini sudah dinyatakan positif. Ketiga Orang yang dimaksud itu dari, Larantuka, Ruteng dan Surabaya.
Menurut Sunur ada sekitar 20 penumpang kapal feri ini mereka tidak memliki surat rekomendasi perjalanan.
salah satu daripada penupang ini adalah orang Larantuka yang adalah ASN saya. Yang kini dinyatakan positif rapid test. “Dia orang Larantuka ASN di Lembata. Orang ini sudah satu dua minggu di Larantuka. Mungkin saja dia terjangkit di Larantuka tetapi Pemerintah Flores Timur tidak tahu. Nanti Kita akan kabarkan Bupati Flores Timur untuk tracking tempatnya di Larantuka.
Bupati Sunur kepada masyarakat Duli Tukan mengatakan bahwa Rapid test positif ini juga kita harus menyampaikan secara terbuka. Kalau saya tutup-tutup sampai ada yang meninggal baru kita sampaikan maka percuma.
Untuk itu Saya menghimbau agar seluruh masyarakat lembata harus bisa menjaga situasi ini dan perketat semua akses di pesisir. “Kita harus jaga karena rumah karantina sudah penuh. bupati Sunur juga menegaskan bahwa dirinya siap dimarahi Gubernur, dan Persiden, bahkan saya siap untuk diberhentikan. Karena Yang paling penting adalah kita tidak menginnginkan virus covid-19 ini masuk ke Lembata.”Ujar Sunur.
Nanti Pintu kapal feri itu kita pakai las saja kalau kapal tersebut masih muat penumpang. tujuan Kita perketat penjagaan ini agar jangan ada orang luar yang masuk ke Lembata dulu.
Sunur Menyampaikan bahwa kondisi di Jakarta saat ini lumpuh tetapi mereka masih punya industri besar, sementra kita di daerah 6ang hanya harap uang dari pusat itu bisa buat apa, kalau Negara tidak ada uang lagi maka kasihan masyarakat Lembata.
Kasihan juga Para pedagang di pasar, contonya penjual sayur, para penjual sayur di pasar juga susah tidak ada yang mau beli sayurnya. di Lewoleba juga orang sudah mulai kurang ke pasar, nelayan jual ikannya tidak ada yang beli. Lalu kalau kita minta uang di Pemerintah tetapi ternyata uangnya di tarik ke Jakarta lagi maka kita pasti akan kena dampak ekonomi yang luar biasa. “Urai Bupati Sunur.
Untuk itu kepada masyarakat kecamatan Ile Ape Bupati Sunur menghimbau, agar kita harus pastikan bersama-sama untuk bisa menghalau orang dari luar. karena sumber penularan itu datangnya dari luar maka kita harus
Perangi orang yang dari darerah pandemi.
Di kecamatan Ile Ape ini rata-rata berada di wilayah pesisir sehingga saya berharap semua masyarakat untuk bisa jaga, jangan ada orang luar yang masuk karena orang dari luar itu mereka datangnya dari zona merah. “Kita memang sayang dengan keluarga kita tetapi saya lebih bertanggungjawab terhadap seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Lembata.”Sebut Sunur.
Untuk itu Saya minta kepada seluruh kepala desa agar harus benar-benar jaga. Begitu juga penjagaan di jalan masuk antar desa itu boleh di buka untuk orang-orang yang mereka dalam daerah kita saja. Kecuali orang dari luar daerah pemdemi itu baru kita halau dia.
Kepada para penjabat Kepala Desa Bupati Sunur berpesan bahwa harus lakukan musyawarah, harus ada kesepkatan antar masyrakat dan semua eleman yang ada dalam Desa. Kepala desa dan BPD juga harus sudah bisa mulai mengatur rencana kerja untuk pemberdayaan terhadap masyarakat di desa. Diantaranya adalah melakukan penanganan covod-19. Diharapkan agar desa segera buatkan rencana kerjanya supaya kedepan semua kegitan harus segera dimuali. Rencana kerja juga diikuti dengan biaya kerja. Karena virus corona ini kita tidak tahu samapi kapan berhentinya. Kita memang bisa pastikan situasi covid ini kembali normal kecuali kita tidak boleh terimah orang dari luar. Sehingga kita bisa pastikan Lembata berada di jalur hijau dan masyarakat kembali beraktifitas seperti biasa.
Terkaid ASN yang positif Rapid Test, kepada media bipati Sunur menjelaskan bahwa, orang itu asalnya dari Laratuka tapi kerja di Lembata di kantor PU.
Menurutnya bahwa dirinya sudah menyampaikan ke pemerintah propinsi tetapi sampai dengan sekarang kapal ini masih juga bandel memuat penumpang. Sehingga kedepan kita akan tutup dulu pelabuhan feri. karena Kaptain kapal Feri juga kelihatanya bandel, sudah 2 kali dilakukanya membawah penumpang masuk Lembata. Padahal kita sudah instruksikan kalau masuk Lembata hanya bisa hantar logistik. Saya sudah sampikan Pihak Polisi Pamong Praja untuk tutup saja pelabuhan Feri.” Saya akan tanggungjawab karena kapal tersebut mendatangkan penumpang yang positif rapid.
Memang Rapid test bukan satu dari itu tetapi rapid test adalah petunjuk untuk kita lakukan swab.
Terhadap tiga orang positif rapid ini, kondisi sekarang kita masih ada kekurangan alat lagi sehingga kita sudah minta ke pihak Provinsi untuk kalau bisa besok dikirim supaya kita bisa atur untuk kirim swab-nya ke Kupang. Tiga orang ini juga sementara masih di rumah karantina terpusat. Soal keberadaanya mereka di rumah karanrina nanti dari pihak dokter mereka akan edukasi terhadap penghuni lainya di karantina. “Jelas Bupati Sunur.
Dikatakanya bahwa selama ini kita sudah sampaikan ke pemrintah Provinsi untuk tidak boleh muat penumpang tetapi mereka masih tetap muat. Mereka malah membawa penumpang yang positif. Total penumpang yang turun dari kapal feri itu Ada sekitar 20 penumpang. Ada yang belum dilalkukan rapid test, sehingga saya sudah printahkan untuk jemput kembali ke karantina. Mereka kita akan obserfasi kesehatanya dulu setelah itu kita survei kelayakan rumahnya dulu baru kita bisa pulangkan mereka ke rumah masing-masing.
Total sementara Positip Rapid tes sekarang ada 6 orang. Memang semua orang kita sayang kita juga peduli dengan mereka tetapi kita juga harus sayang dengan orang Lembata yang ada di Lembata. Kita tidak omong bahwa yang datang itu pembawa virus dan kita juga tidak tahu, apalagi kita datang dari daerah pandemi tetapi buktinya anak-anak kita yang datang dari daerah pandemi positif juga. Sehingga kita berharap agar keluarga kita yang ada di luar jangan datang dulu ke Lembata.
Terhadap Pemerintah Provinsi juga kita minta tolong backup kepentingan daerah, ini bukan kebijakan parcial tetapi kita melindungi masyarakat NTT juga. Misalnya covid kita di lembata terkomfirmasi berarti ada penambahan data covid-19 di NTT bukan Lembata. Yang keluar itu nama Ntt makanya kita harus jaga. Untuk itu pemerintah Provinsi juga harus bisa melihat kebijakan lokal, kalau kita sudah ambil kondisi seperti ini maka tolong di backup dan di jaga juga. Kita tidak panik dan takut, tetapi lebih baik kita mencegah daripada sudah masuk baru kita susah payah obati. **WN02*