Bupati Lembata, Eliaser Yenthji Sunur mengatakan menghadapi wabah Virus Corona atau lazim disebut Covid-19, membutuhkan perhatian serius antara pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya untuk mencegah penyebaran Virus ini yang juga menjadi Wabah Dunia dan bencana Nasional di negeri kita. Karena itu, langkah penangan Covid-19 ini adalah karya besar dan pelayanan kemanusiaan bagi masyarakat kita..
Bupati Sunur mengatakan hal tersebut saat melantik para kepala Desa dan BPD di Desa Watokobu kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata 28/04 lalu.
Bupati Sunur kepada media menyampaikan terkait 15 anak mahasiswa yang asalnya dari Lembata kini mereka sedang di Larantuka kabarnya 15 mahasiswa asal Lembata ini, kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah kabupaten Flores Timur.
Bupati Sunur kepada media mengatakan bahwa Anak-anak kita ini kabarnya mereka diinapkan di emperan rumah biarah susteran PRR Lebao. Sebagai Bupati Lembata tentunya tidak mengiinginkan warganya diperlakukan seperti itu.
Mengingat anak-anak kita yang di Larantuka ini, harus diinapkan selama 14 hari di Larantuka maka tolong di atur jangan sampai mereka diinapkan di emperan rumah biarah. selama mereka di Larantuka Pihak dinas kesehatan kabupaten Lembata juga akan terus berupaya memberikan perhatian.
Bupati Lembata berharap agar ke 15 orang ini Mereka harus dikarantinakan selama 14 hari di Flores Timur dulu. Soal kebutuhan lainya seperti makan minum itu, pihak pemerintah Kabupaten Lembata yang perhatikan termasuk dengan kesehatan mereka.”sebut Sunur.
Dikatakanya bahwa, Setelah mereka menjalankan masa karantina 14 hari di Larantuka dan mereka sudah bisa kembali ke Lembata maka mereka juga akan wajib menjalankan karantina lagi selama 14 hari di Lembata. Hal ini pelruh kita lakukan guna menhindari agar mereka tidak berintraksi dengan orang-orang. Berdasarkan Informasi yang kita dengar keberadaan mereka di Larantuka itu katanya masyarakat Flores Timur menolak mereka sehingga untuk semenetara ke 15 orang ini diinapkan di emperan susteran Lebao. Untuk itu pemerintah kabupaten Lembata sedang berupaya untuk membangun komunikasi dengan Sekertatis Daerah Kabupaten Flores Timur, Paulus Groda Igo, dan Dandim Flores Timur 1624,Letkol Inf. Komang Agus untuk bantu lihat ke 15 anak-anak kita ini. Kata Bupati Sunur.
Bupati Sunur kepada media menegaskan bahwa ini adalah urusan kemanusiaan, Kita tidak sedang mengurus daerah masing-masing. Sehingga Penanganan covid-19 ini integralistrik, kita tidak berdiri sendiri-sendiri. begitu juga masalah penanganan covid-19 yang kini sedang merambah dari satu daerah ke daerah yang lainya. Ini adalah pelayanan kemanusiaan. Kalaupun ada kebijakan lokal maka mestinya kita juga harus melarang travel di kupang untuk jangan bawa orang Lembata masuk ke Flores Timur lagi dan pemerintah kabupaten Flores Timur juga harus lakukan pencegatan di Boru supaya jangan ada orang yang masuk lagi.
Menurut sunur yang paling penting harus kita lakukan adalah mobilisasi kapal laut sudah tidak muat penumpang lagi, dan ini yang membantu kita di daerah sehingga ini yang dibilang kita saling membackup kebijakan lokal.
Menyinggung soal ASDP mau tutup ijin treknya ke Lembata Bupati sunur mengatakan bahwa, ASDP adalah milik masyarakat Provinsi Ntt, maka kita di Lembata juga adalah bagian dari provinsi Ntt. Sehingga kehadiran ASDP di daerah kita itu dengan tujuan membantu kebutuhan masyarakat di kepulauan.
Selama urusan covid-19 ASDP tetap menghantar logistik ke semua daerah. Dengan demikian maka perluh diketauhi bahwa hadirnya ASDP itu adalah untuk mentaransportasikan orang-orang di wilayah Ntt. Jadi soal urusan penaganan covid-19 adalah urusan kebijakan sesaat. Memang benar kita melarang untuk tidak boleh bawah penumpang selama masa covid-19 ini dan Kapal kita ijinkan bisa masuk ke Lembata kecuali hanya bisa menghantar logostik covid-19.
Terkait upaya penanganan virus covid-19 di Kabupaten Lembata, Bupati Sunur mengatakan, nanti kita siasati untuk me-recovery secara alamia, pasar di Lembata bisa kembali normal kalau pengunjung pasarnya banyak. Itu artinya kehidupan ekonomi kita sudah mulai normal dan semua orang pasti akan hidup seperti biasa. Yang paling penting adalah uang beredar di Lembata dulu setelah itu baru kita normalkan lainya. Soal kapal-kapal yang masuk melalui jalur tikus itu sudh tidak ada, semua orang yang datang dari luar kita langsung karantinakan untuk menjaga supaya mereka jangan berintraksi dengan orang lain.
Terhadap mereka yang reaktif rapid test kita akan karantinakan sampai mereka benar-benar sembuh dan di nyatakan hasilnya negatif baru kita bisa kembalikan ke rumahnya masing-masing. Untuk Stok rapid test masih tersedia banyak karena para pengusaha di lewoleba ada datangkan lagi, sehingga stok rapid test di kabupaten Lembata masih sangat cukup.jelas Sunur
Terkaid terganggunya Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sunur menjelaskan sepanjang covid-19 ini masih merambah kemana-mana maka semua anggaran pasti ditarik ke pemerintah pusat. Contoh DAU yang di transfer ke daerah itu saja dengan sendirinya kita kembalikan ke pemerintah pusat. Hal ini yang membuat proses pebangungan pemerintah di Kabupaten Lembata tidak bisa kita kita lakukan dengan baik.
Untuk semua mashasiswa kita yang di luar daerah itu kita akan datakan semuanya dulu baru kita minta ke pihak gugus tugas Nasional untuk bisa melihat anak-anak Lemabata yang tidak bisa pulang ke daerahnya akibat pengaruh Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Untuk itu Bupati Sunur meminta agar segera di datakan keberadaan mereka supaya kita bisa upayakan untuk membantu mereka. Pemrintah Kabupaten Lembata akan terus mengupayakan bantuan karena Pemerintah Lembata juga punya akses di jakarta. Melalui gusus tugas Nasional juga kita akan komunikasikan untuk melihat langsung poskoh perwakilan Nusa Tenggara Timur. Tandas Bupati Sunur. **WN02**