Empat warga Kabupaten Lembata yang dikabarkan baru pulang mengikuti Jamaah Tabligh Akbar di Gowa Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil panatuan pemerintah Kabupaten Lembata melaporkan kembali ternyata ada 4 peserta Jemaah Tabligh Akbar klaster Gowa Sulawesi Selatan ini kini salah satu dari ke 4 orang dinyatakan positf rapid test dan kini sudah diisolasi di RSUD Lewoleba. 01/05/2020
Sesuai dengan penyampaian Pemerintah Provinsi Nusa Tenggra Timur terkait ada 9 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dan 2 diantaranya adalah Jaamah Tabligh Akbar asal Kabupaten Manggarai Barat. Maka pihak pemerintah kabupaten Lembata dalam hal ini, melakukan tracking terhadap ke 4 orang warga Lembata yang mengikuti jamaah tabligh akbar klaster Gowa Sulawesi Selatan.
4 orang ini kita sudah lakukan rapid test dan ternyata salah satu diantara keempat jamaah ini atau P-8 dinyatakan positif rapid test. Ujar bupati Sunur.
Melaui jumpah pers di Kuma Resort Desa Waijarang Kecamatan Nubatukan Bupati Sunur mengatakan bahwa hasil tracking yang dilakukan tim gugus tugas terhadap 4 orang peserta jamaah tabligh akbar klaster Gowa Sulawesi Selatan itu ada 4 orang Lembata, yang kita sudah rapid test. Dan ternyata salah satunya yakni P-8 ini dinyatakan positif rapid test.
Menurut Sunur rapid test merupakan deteksi dini yang artinya belum bisa dipastikn apakah P-8 ini terkomfirmasi atau tidak. Sehingga untuk sementara P-8 kita sudah isolasi di RSUD Lewoleba Lembata, P-8 bersama istri dan anaknya juga kita sudah lakukan rapid test, Sehingga terhadap keluarga P-8 dan 3 orang laninya juga kita sudah karantinakan guna melakukan observasi lebih lanjut.
Bupati Sunur berharap agar suluruh masyarakat Lembata baik pada siapapun yang melakukan perjalanan jauh itu harus bisa mengatakan secara jujur kepada pihak gugus tugas untuk diketauhi. Karena hal ini bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk kebaikan keluarganya didalam rumah, lingkungan, Rt, dan untuk seluruh masyarakat Lembata.
Dikataknya bahwa, setelah ini kita nanti akan lakukan tarcking lagi karena para jamaah tabliq ini ada kemungkinan mereka pernah berintraksi dengan orang di beberapa Masjid karena setelah mereka pulang dari Gowa mungkin mereka pernah melakukan kegiatan ibadah di Masjid. sehingga kita akan coba lakukn tracking nanti.
Dan ini adalah Langkah yang diambil oleh pemerintah untuk bisa mengetauhi di setiap lingkungan ada orang baru dan mencurigakan atau tidak.
Bupati Sunur mengatakan bahwa semenjak pulang dari Goa P-8 ini tidak jujur menyampaikan riwayat perjalananya kepada kita. Begitu pemerintah Provinsi mengumumkan hasil positif covid-19 dan ada orang Labuan Bajo yang adalah Jamaah Tabligh Akbar yang juga termasuk 4 orang warga kita di Lembata ini baru kita kaget. Mengapa kita kaget, karena 4 orang ini tidak jujur dan tidak pernah memberitaukan kepada kita, dan ini yang saya sangat sayangkan, kesal Bupati Sunur
Dari hasil rapid test terhadap P-8 positif maka pihak pemerintah Kabupaten Lembata akan melakukan rapat lagi dengan para Ulama dan para tokoh agama. Untuk mengevaluasi kembali situasi ini, apakah kedepan kita diami saja dulu atau kita mencoba beraktifitas kembali seperti yang sudah kita rencanakan.
Terhadap P-8 ini nanti akan dilakukan Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) supaya kita bisa mengetauhi kejelasan hasinya. Untuk sekarang ini belum terkomfirmasi cuman hanya bisa dilalukan deteksi dini. Kita juga sudah ambil langkah dengan mengisolasikan P-8 di RSUD Lewoleba.jelas Bupati Sunur
Kepada msayarakat yang kita sudah rumahkan setelah menjalankan masa observasi dan hasilnya negatif tanpa gejala itu, saya berharap agar kita semua harus sadar dan saling menjaga wilayah kita masiing-masing. Dalam waktu dekat pihak pemerintah juga tentu akan melakukan clustering tempat tinggal P-8. Dan tinggal kita tracking mulai dia berjemaah dengan siapa-siapa saja, dan kita harap agar P-8 ini harus bisa mengatakan jujur karena, selama ini P-8 menjalankan karantina di rumah itu tanmpa sepengetauhan pihak pemerintah. Yang dia lakukan itu hanya atas kesadaran dirinya sendiri tetapi tidak menyampaikn ke pemerintah sehingga kita juga tidak tahu kalau mereka baru pulang dari Gowa.
Perluh diketauhi bahwa P-8 ini juga, sempat hadir di beberapa kegiatan rapat bersama dengan pemerintah. Sehingga dengan demikian tentu kedepan pemerintah akan lebih perketat pemantauannya terhadap kelurga dan orang-orang yang pernah dekat dengan P-8 ini. Keluarga P-8 juga kita sudah amankan untuk kita karantinakan.
Kita tentu akan terus memberikan suport kepada P-8 ini untuk tidak pikirian, Karena ini belum final positif dan ini baru hasil rapid test.
kita nanti tunggu hasil pemeriksaan swab-nya saja. .
Terkait edaran pemerintah soal larangan tidak boleh melalakukan ibadat itu masih berlaku. Memang baru-baru ini kita sedang menujuh ke pemulihan untuk melakukan rapat bersama dengan semua tokoh di Lembata namun kita belum bisa mengambil langkah kebijakan. Sehingga saya berharap agar masyarakat tetap patuh sesuai dengan surat edaran pemerintah. Kita harus bisa kendalikan diri kita.
Untuk kbupaten Lembata memang kita belum masuk pada Pembatasan Berskala Besar tetapi melaui edaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah mengeluarkan Fatwa poin ke 3 A itu menjelaskan bahwa kalau memang resiko penularan itu tinggi maka harus dilakukan pembatasan beribadah. Sehingga tugas pemerintah adalah mengikuti pedoman yang ada.
Kepada masyarakat Lembata diharapkan untuk tetap tenang tidak usa panik, kita akan terus mengendalikan semuanya, untuk itu masyarakat juga harus bisa memeberikan informasi kepeda pihak pemerintah, mari kita sama-sama menjaga daerah kita dan terus taat pada protokol pemerintah. Pemerintah tidak mungkin membuat rayatnya sengsarah, pemerintah juga tidak mungkin membuat rayat menderita mari kita sama-sama mengendalikan diri kita untuk kedepanya. Tandas Sunur**WN02*