LEMBATA: WARTA NUSANTARA- Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengatakan, Kondisi kehidupan ekonomi masyarakat kita saat ini memprihatinkan akibat pandemi Covid 19. Karena itu, kondisi ini harus dipulihkan kembali dengan memberlakukan kehidupan normal seperti semula, agar geliat ekonomi tumbuh kembali.
Usai rapat kordinasi dengan para Camat dan kepala Desa Di Palem Indah Hotel, Bupati Sunur lebih lanjut, kepada media mengatakan bahwa, kondisi Lembata sekarang lagi sedang menunggu 5 hasil Swab yang sudah di kirim. Selain itu ada 68 warga Lembata yang di jemput di Larantuka itu juga ada 3 orang yang positif Rapid Test. Memang sebelum mereka dijemput ke Lembata, 68 orang ini sudah melakukan Rapid Test di Laranruka, namun ketika orang-orang ini tiba di Lembata dan melakuan Rapid Test ternyata ada 3 orang yang reaktif. 2/6/2020
Pantauan media hadir, Bupati Lembata Eliaser Yenthji Sunur, Wakil Bupati Lembata, Tohmas Ola Langoday, Sekertaris Daerah Kabupaten Lembata, Pasklis Ola Tapobali dan seluruh Jajaran OPD Lingkup Pemda Lembata.
Bupati Sunur kepada media mengatakan bahwa, Rapid Tets ini tidak selamanya menjamin sehingga kita harus lakukan 2 kali Rapid Tets atau satu kali Rapid Test dan satu kali Swab untuk memastikan benar-benar orang tersebut rekatif atau nsgatif,”ungkap Bupati Sunur.
Untuk warga Lembata yang ada di Larantuka itu kita sudah angkut semuanya dengan KM, Benawa Nusantata. Jadi kalaupun dalam perjalanan masih ada orang yang masih mau ke Lembata maka itu bukan urusan Pemerintah lagi. Karena Kalau ada penambahan lagi maka itu urusanya kembali pada orang tersebut. Kalaupun mereka tetap memaksah untuk kembali ke Lembata mereka harus memiliki surat dari Gugus Tugas daerah asalnya, baik surat pengatar dari RT, RW dan tingkat Desa Atau Lurahnya. Apalagi orang yang datang ke Lembata itu dari zona merah atau daerah terpapar,”kata Bupati Sunur.
Sehingga kepada setiap orang yang mau datang ke Lembata Bupati
Sunur berpesan, untuk wajib mengantongi surat kelengkapanya dan harus ada keterangan Rapid Test dari daerah asal. Memang Kita akan membuka akses namun saya berharap agar harus dengan pembatasan-pembatasan lainya yang mesti kita lengkapi dulu,”ujar Bupati Lembata
Soal New Normal menurut Bupati Sunur bahwa di Lembata ini kita sudah tidak New Normal lagi, tetapi di kabupaten Lembata itu kita menyebutnya sebagai Back To Normal. Ini harus kita lakukn Karena New Normal itu katogori untuk daerah yang masih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sedangkan kalau kita di Lembata adalah kembali ke Normal atau Back To Normal. Dengan Back To Normal ini kita dapat memulihkan aktifitas yang tertahan dan tertunda. Kita coba mengangkat kembali aktifitas kita yang tertunda selama 3 bulan ini. Yang paling utama adalah pasar karena pasar adalah Recovery yang alamia, sehingga kita harus aktifkan kembali Pasar untuk orang bertaransaksi supaya aktifitas sudah bisa berjalan lagi,”kata Bupati Sunur.
Pemerintah Kabupaten Lembata hari ini telah melakukan rapat bersama seluruh Camat, Lurah dan para kepala Desa, rapat lengkap Pamong Praja yang kita lakukan ini untuk suapaya semua pembatasan yang di Desa-Desa dan Kelurahaan harus segera di buka sesuai dengan arahan bapak Gubernus Viktor Bungtilu Laiskodat. Kita juga rencana hari Jumat yang akan datang ini membolehkan umat muslim melakukn ibadah di Masjid. Namun kita harus tetap menjaga jarak sesuai arahan protokol Kesehatan. untuk umat Katolik Gereja juga sudah bisa dibuka hari minggu dan aktifitas keagamaan lainya seperti Akad nikah, Sakramen Perkawinan juga boleh dilakukan, yang penting masih dalam batasan-batasan. Sementara untuk acara pesta tidak boleh dilakukan dulu,”ucap Bupati Sunur.
Soal Buruh migran hingga saat ini kita belum dapat data resmi. Namun ada Agen yang kita minta untuk komunikasi dengan Komjen di Kinabalu itu, kita dapat informasi bahwa hanya baru terdaftar 2 orang yang mau pulang. Tetapi mereka dari Tawau, kalau dari Tawau maka pasti lewat Kalimantan. Mungkin dari kalimantan baru menujuh ke kupang. Sampai dengan sekarang kita di Lembata belum ada kepastian datanya soal para buruh migran yang mau pulang. Menurut informasi itu ada sekitar 200 lebih buruh migran mau di pulangkan. Apakah termasuk dengan yang ilegal kita belum tahu juga, kalau yang ilegal maka harus di tahan di Provinsi dan serahkan mereka ke aparat untuk dicari tau riwayat perjalanan mereka, dan terhadap yang semua buruh migran yang ingin pulang itu syaratnya harus rapid tets 2 kali, dan apabila hasil rapidnya negatif maka mereka hanya transit beberapa jam saja setelah itu kita kirim kendesanya masing-masing. Sehingga terhadap siapaun selain buruh Migran yang mau Ke Lembata itu wajib memiliki 2 kali Rapid Test, “tegas Bupati Sunur.
Soal biaya untuk para buruh migran pihak pemerintah kabupaten tidak membiayai mereka. Kalau pemerintah Pusat mau membiayai itu bukan urusan kita. perintah daerah juga tidak mungkin langsung memngikuti kebijakan pemrintah pusat. Yang terpenting kita punya kebijakan untuk menerima para Buruh Migran ini dengan ketentuan dan batasan-batasan.
Sehingga sejak situasi normal hingga ada wabah Covid-19 ini, kita harus pertimbangkan apakah kita harus mengorbankan mereka untuk selamatkan orang di Lembata atau kita datangkan mereka untuk kita korbankan ratus ribu orang di Lembata. Untuk itu Pemerintah wajib memberikan aturan supaya kalau siapapun yang mau pulang ke Lembata harus mengikuti aturan yang kita buat. Pemerintah tidak melarang dan kita tetap terimah mereka tetapi harus melewati aturan protokol yang ada. Kalau sudah rapid test 2 kali atau swabnya negatif maka mereka boleh ke desanya masing-masing untuk di karantinakan sesuai dengan keputusan hasil pembahasan rapat kordinasi dengan para Kepala desa hari ini.
Di Desa juga sudah siap mengkarantinakan secara terpusat dengan kekuatan kapasitas karantina di desa hanya 5 orang.
Terkait Back To Normal terhadap Dinas Pertanian dalam hal soal musim tanam. Kita berharap Dinas terkait harus sudah bisa beraktifitas seperti biasa untuk bisa memberikan bantuan sesuai dengan anggaran dalam RAPBD, maupun APBN, untuk mulai memfasilitasi masyarakat supaya jangan sampai ditahun yangbakan datang kita mengalamin gagal lagi.
Untuk anak sekolah di Lembata khususnya, sekarang sudah mau masuk liburan, sehingga dalam waktu yang singkat ini biar anak-anak sekolah kita di rumah saja dulu sampai dengan bulan Juli. kita perpanjang untuk mereka di rumah dulu. Nanti di bulan Juli baru masuk, mungkin secara Nasional belum bisa tetapi kita di Lembata anak-anak bisa masuk sekolah. Kita juga akan buat aturanya, anak-anak mereka boleh melaksanakan sekolah 1 jam saja namun harus dilihat juga dengan peraturan protokoler kesehatan.
Terkait pasar Bupati Sunur Mengatakan bahwa, Semua pasar sudah bisa di buka namun kita nanti akan pantau pasar-pasar yang ada di Desa-desa. Pasar, dan dalam bulan ini kita harus bisa buka semua pasar di Lembata.
Terhadap para pedagang itu kita sudah memberikan kartu akses sehingga mereka boleh masuk ke desa-desa untuk menjual. Kalau yang tidak punyan kartu maka pedagang tersebut tidak boleh dibiarkan masuk ke Desa.
Soal Transportasi lokal kita pastinya akan buka tetapi untuk orang yang mau datang ke Lembata harus bisa mengikuti pembatasannya, yakni 2 kali Rapid test atau satu kali Swab dan disertakan dengan kelengkapan surat perjalanan. Dan ini kita akan berlakukan untuk siapa saja yang mau datang ke Lembata. Kita rencana dalam bulan Juni ini kita akan buka transportasi lokal laut maupun udara,”tandas Bupati Sunur.**WN02**