LEMBATA: WARTA-NUSANTARA.COM- Menanggapi surat edaran Gubernur Nusa Tenggra Timur Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Eliaser Yentji Sunur melakukan rapat kordinasi dengan jajaran Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) guna membahas terkait edaran New Normal. Yang menurut Bupati Sunur terdapat frasa dapat yang bisa ditasfir sehingga batasan-bataan yang menjadi kebijakan lokal juga perluh di perhatikan. 15/6/2020.
Eliaser Yentji Sunur kepada media usai rapat kordinasi dengan jajaran Forkompinda mengatakan, terkait edaran Gubernur Ntt itu kita dapat sikapi dan melaksanakanya. Memang kita tetap menjalankan edaran gubernur dengan batasan-batasan yang nanti kita akan pelajari karena mengingat eskalasi penularan virus Covid-19 ini masih meningkat maka edaran kita bisa lakukan tetapi harus ada batasan-batasan sesuai dengan edaran Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat. Contoh batasan yang nanti kita lakukan seperti Rapaid Test yang awalnya 2 kali kita turunkan menjadi satu kali rapid,”kata Bupati Sunur.
Terahadap orang yang datang dari luar Ntt, harus tetap wajib mendapat surat keterangan dari wilayah RT, Lurah atau kepala Desa setempat yang ada di wilayah tersebut.
Soal Jalur transportasi Pelni juga kita belum bisa buka pelayaranya. Sehingga rencananya transportasi regional juga kita batasi 1 minggu sekali untuk kapal fery, aturanya boleh muat penumpang tapi satu minggu sekali, dan satu kali penghantaran logistik dalam satu minggu. Untuk penerbangan kita sedang menjadwalkan kembali dengan melihat dasar protokol kesehatan kementrian perhubungan dan gugus tugas.
Terkait keterangan rapid test terhadap orang-orng yang mau masuk ke Lembata kita tetap lakukan test Rapid, kalau orang di luar daerah tidak dilakukan maka kita akan rapid di Kabupaten Lembata. Yang penting surat keterangan RT dan dari Desa setempaf harus diurus sebelm melakukan perjalanan. Rapid test mandiri ini pemerintah sedang berpikir apakah diberlakukan gratis atau bisa juga menggantikan rapid test yang ada. ini diberlakukan khusus untuk mandiri. Jika mereka rapid dan dikenakan biaya juga pasti harganya tidak semahal rapid test.
Bupati Sunur juga menyampaikan bahwa Soal harga Rapid Test nanti kita pikirkan apakah kita kasih gratis ataukah di kasih diskon 50%. Sehingga sambil kita melihat ketersediaan Rapid test. Pemerintah daerah juga sedang memesan tambahan 1000 Rapid Tets lagi, untuk mengantisipasi ketika mulai buka New Normal,”ujar Bupati Sunur
Menurut Bupati Sunur Konsep high ke low ini kita sedang mulai melakukanya dan sekarang kita sudah mulai mau masuk ke minggu ke 2. Soal kekwatiran masyarakat yang dari luar mau masuk ke Lembata terkait harus memiliki keterangan Rapid Test itu di Lembata tetap pada aturan itu.
Dikatakanya soal surat edaran Gubernur Ntt, bagi Sunur tidak tegas karena disitu masih ada frasa dapat. Kalau dapat maka masih bisa kita tasfir. Pemerintah daerah sekarang mulai melihat tensi high ke low. Sehingga surat Gubernur kita tetap laksanakan tetapi ada batasanya. Kalau edaran itu kita ikut semua Pertanyaanya siapa yang mau menberikan jaminan bahwa mereka datang dari Ntt itu aman,? Sebab di Ntt juga sudah ada zona merah sehingga kita harus benar-benar memberikan jaminan kepastian untuk semua yang masuk Lembata itu semuanya harus terdeteksi,”kata Bupati Sunur.
Untuk menujuh New Normal ini Saya tetap tegaskan untuk taat pada protokol kesehatan. Karena dengan adanya Kebijakan Gubernur Ini tentunya orang akan membludak kemana-mana. kita boleh kendor dengan edaran Gubernur tapi harus tetap dalam pengawasan sehingga surat Gubernur itu kita harus melaksanakan secara bertahap,”ujar Bupati Lembata.
Bupati menjelaskan bahwa, melaui rapat kordinasi dengan pihak Forompinda juga kita sudah sepakati untuk mendukung kelonggaran ini, tinggal kita mulai memperkuat pengawasan dan pengendalian dilapangan.
Soal transportasi lokal kita harus terjemahkan dulu jadi sekitar minggu depan kita sudah bisa buka, tetapi dalam jadwalnya 1 minggu 2 kali kapal jalan, ini adalah tahapan dalam proses ke Normal. Saya berharap agar masyrakat jangan mementingkan diri sendiri tapi juga harus memperhatiakan kepentingan orang lain. Kalau kita semua secara indifidu ya pasti kita lebih mementingkan diri kita sendiri.
Apa yang pemerintah lakukan itu harus dilihat dari semua sisih kepentingan banyak orang. Kalau mau sendiri-sendiri ada masalah disinikan pemerintah yang tanggungjawab.
Persyaratan Rapid test itu ada 2 opsi yang masih nanti kita lihat karena kita juga harus melihat dengan ketersediahaan stok Rapid Test. Dan juga anggaran yang tersedia di daerah kita. Kita tidak boleh main-main, karena Virus Korona ini masih panjang, dan kita juga belum tahu kapan berahkirnya kalau kita beroyal-royal dan pada saatnya eskalasi di Lembata naik tinggi maka kita pasti akan kelabakan.
Dikatakanya, Stok Rapid Test kita juga sekarang masih dibawa 1500 saja sehingga kita sedang mau beli tambah 1000 lagi Rapid Test,”pungkas Bupati Sunur. **WN02**