Keterangan Gambar: Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur sedang memberikan keterangan kepada para media. Bupati Lembata didampingi Anggota DPRD Petrus Bala Wukak dan Camat Atadei Lambertus Charles, SH.
LEMBATA: WARTA-NUSANTARA.COM- Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata kini menjalankan edaran Gubernur Ntr, Viktor Bungtilu Laiskodat dengan membuka semua batasan-batasn. Dengan demikian transportasi laut kapal Fery Ile Mandiri pun mulai beroperasi sejak Rabu 17 Juni 2020. KMP Ile Mnadiri ini sandar di pelabuhan Waijarang dengan membawa 77 penumpang dan 8 diantaranya reaktif rapid test. Jika jumlanya terus meningkat, saya akan tutup lintasan ini.
Bupati Lebata Eliaser Yentji Sunur kepada media menyampaikan bahwa hasil pantauan ternyata dari 77 penumpang KMP Ile Mandiri ini ada 8 orang reaktif rapid test. 17/6/2020.
Usai memantau Pasar di Desa Katakeja Kecamatan Atadei dan sekaligus menyerahkan BLT tahap 3, Bupati Sunur dalam jumpah pers menyampaikan terkait 77 penumpang pelayaran perdana New Normal dari Kupang ke Lembata bersama KMP Ile Mandiri ada 8 orang yang dinyatakan rekatif Rapid Test .
Menurut Bupati Sunur Ini adalah konsekwensi daripada aktifitas yang sudah kita buka sesuai dengan edaran Gubenur Ntt, dan beruntung bahwa di Kabupaten Lembata kita masih berlakukan rapid test. Mengapa kita harus Rapid Tets karena belum ada jaminan kepastian terhadap orang yang mau datang ke Lembata tanpa di Rapid Tets. Oleh karena itu saya harus mengambil langkah itu sebagai bentuk tanggungjawab terhadap keselamatan dan ketentraman masyarakat Lembata sehingga sampai saat ini kita masih tetap melakukan rapid test,”ucap Bupati Sunur.
Dikatakanya 77 penumpang KMP Fery Ile Mandiri yang dari kupang turun di Lembata ini kita langsung arahkan 30 orang ke RSUD Lembata dan 47 orang di Puskesmas Kota Lewoleba, untuk melakukan tindakan Rapid Tets. Dan ternyata hasil Rapid Test yang dilakukan untuk 77 pelakau perjalanan ini ada 8 orang pelaku perjalanan ini dinyatakan reaktif Rapid Test.
Lanjut Bupati Sujur, 8 orang reaktif Rapid Test ini, merupakan tanda bahwa aksesbilitas yang dibuka itu harusnya punya batasan-batasan. Makanya kita di Lembata tetap kita buat batasan, silahkan dari kupang tidak di Rapid Test tetapi Lembata kita tetap lakukan Rapid test,”tandas Bupati Sunur
Rapid test merupakan Hal yang perluh kita lakukan untuk bisa mendeteksi secara dini.” kita bisa tahu orang yang reaktif Rapid sehingga kita bisa mengingatkan kepada keluarganya dan kepada masyarakat sekitarnya supaya masyarakat harus lebih berhati-hati dan masyarakat dapat meningkatkan kesadaranya supaya jangan sampai Lembata yang selama ini zona hijau menjadi zona merah,”ujar Bupati Lembata
Ini merupakan akibat dari kita yang sudah buat kelonggaran untuk orang bisa datang ke Lembata dan membawa virus ini masuk ke daerah kita sehingga zona kita sudah tidak hijau lagi, “ungkap Bupati Sunur.
Untuk 8 orang yang reaktif ini pemerintah sudah tidak mau karantina lagi, tinggal mereka bisa jaga diri mereka dan menjalankan karantina madiri di kampungnya masing-masing. Sehingga yang nanti jemput 8 orang ini RT, Lurah dan Camat yang jemput untuk menyampaikan ke masyarakat di wilayahnya masing-masing. Sehingga masyarakat setempat bisa tahu kalau di wilayahnya ada orang yang reaktif. Begtu juga di Desa, kepala desa wajib menyampaikan ke warganya. Agar orang yang reaktif itu selalu di pantau. Pemerintah sudah tidak karantina lagi jadi silahkan karantina di rumahnya masing-masing dengan tetap menjaga jarak dan wajib cuci tangan dan selalu pakai masker,”imbau Bupati Sunur
Kebijakan yang kita ambil ini harusnya dilihat sebagai suatu pelajaran karena aturan yang kita buat selama ini di daerah ini orang masih tetap saja mau datang ke Lembata. Sehingga kepada siapapun yang mau datang ke Lembata harus wajib di Rapid Tets.
Bupati sunur juga menjelaskan bahwa orang-orang yang masih di karantina yang sudah di Rapid 2 kali itu sudah bisa dipulangkan ke wilayahnya masing-masing termasuk dengan 8 orang yang baru-baru rekatif Rapid itu mereka kita pulangkan untuk karantina madiri. Dengan catatan tetap taat pada aturan protokoler kesehatan.
Bupati Sunur mengakui bahwa kegiatan penanganan Covid-19 ini sangat memakan anggaran yang begitu besar dan ini baru terhitung tahapan penanganan dan pencegahaan. Ini belum termasuk dengan tahap pengobatan Virus Covid-19.
Terkait penanganan Covid-19 menurut Bupati Sunur bahwa daerah sudah menghabiskn sekian banyak uang untuk penanganan Rapid Tets, tetapi selama ini Pemerintah Provinsi Ntt belum memberikan perhatiannya terhadap masyarakat di Kabupaten Lembata.
Terkait biaya Rapid tes terhadap para mashasiswa asal Lembata yang ada di wilayah Ntt, itu kita akan bebaskan biayah rapidnya. Tetapi untuk yang diluar wilayah Ntt, itu mereka wajib Rapid dari daerah asalnya.
Sunur juga mengatakan Rapid tets yang akan disiapkan pemerintah itu gratis untuk masyarakat Lembata, nanti masyarakat bayarnya melalui pajak. Rapid tets gratis ini kita berlakukan untuk orang yang KTP-nya di Lembata dan berdomisili di Lembata. Selain itu orang yang KTP-nya Lembata dan melakukan perjalanan dalam Ntt juga dibolehkan karena mreeka masih berdomisili di Lembata.
Bupati Lembata meminta masyarakat Lembata harus sadar diri terhadap situasional Covid-19. Ini merupakan uji coba untuk menanggapi surat edaran Gubernur Ntt. Memang waktu kita menerima kebijakan untuk menujuh New Normal ini tentu menimbulkan pro dan kontra. Sehingga melaui pertimbangan kita bersama, kita putuskan untuk siapa saja yang datang ke Lembata harus melakukan Rapid test supaya kita bisa mendeteksi semua orang-orang yang datang ke Lembata. kalau kita membuka semuanya tanpa ada rapid test pasti kita saling mencurigai sehingga denga melakukan Rspid kita bisa tahu klaster dari kupang jumlah berapa, begitu juga klaster Larantuka,”jelas Bupati Sunur
Kepada masyarakat Lembata saya berharap agar harus bisa jujur mengatakan bahwa dia datangnya dari daerah mana, itu yang saya harapkan dari masyarakat. Karena kalau jebol maka jangan salahkan pemerintah.
Untuk nama-nama mereka yang reaktif Rapid Bupati Sunur mengatakan, secara etika pihak pemerintah tidak akan mengumumkan namanya, tetapi dengan kita meminta Rt dan kepala Desa, itu berarti tanpa kita umumkan juga semua orang sudah bisa tahu.
Dikatakanya, Kedepan kita akan melihat kalau orang yang datang ke Lembata masih saja ada yang reaktif Rapid Test maka saya akan tutup lagi secara parcial,”tegas Bupati Lembata
Pada kondisi ini Bupati mengatakan Bahwa, Melalui berbagai pertimbangan dan evaluasi, kita akan semapaikan ke Gubernur Ntt untuk mengecek kembali para pelaku perjalanan dari Kupang. Karena stok rapid test kita di Lembata sudah mulai menurun. kita juga sedang mengorder 1000 Rapid lagi namun kita juga kewatir kalau stok rapid kita habis kita mau ambil darimana,”ungkap Bupati Lembata.
Terkait dengan edaran Gubernur. Kita akan tetap membukanya. Namun kita juga harus pelajari surat edaran Gubernur. Dan kita juga perluh melihat kembali edaran tersebut Sehingga kita akan berkakukan satu minggu mungkin 2 kali pelayaran karena kalau setiap hari kita pasti akan kewalahan karena Covid-19 ini kita tidak tahu habisnya kapan.
Kerepotan mengatur Covid-19 ini menurut Bupati Lembata pihak pemerintah akan distribusikan orang yang reakrif Rapid Test ke semua wilayah biar semua orang bisa merasahkan urus Covid ini, dan biar Desa juga bisa menyikapinya lebih tegas kepada warganya.
Terkaid 8 orang rekatif ini tentu Untuk sementara kita akan efaluasi dulu, tetapi kalau seandainya dalam waktu dekat terjadi penambahan reaktif rapid test lagi maka saya akan menutup kembali semua pintu masuk Lembta,”tegas Bupati Sunur.**WN02**