LEMBATA: WARTA-NUSANTARA.COM-– Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur pantas berbangga. Pasar Barter Wulandoni yang diikutkan dalam perlombaan menjadi juara nasional. Sedangkan, kuliner dan destinasi wisata Pantai Lewolein tak masuk nominasi.
Dua desa ini diikutkan dalam penilaian inovasi desa dalam masa new normal Pandemi Covid-19. Pasar Barter Wulandoni menyingkirkan Kabupaten Seram, Provinsi Maluku, di posisi kedua, disusul Kabupaten Pesisir Barat pada posisi ketiga. Pasar Barter Wulandoni dinilai sukses melakukan inovasi sektor pasar tradisional untuk kategori kabupaten tertinggal.
Kabar kemenangan Pasar Barter Wulandoni disampaikan melalui video conference yang diikuti seluruh Kepala Daerah Provinsi maupun Kabupaten/kota se-Indonesia, Senin (22/6/2020). Bupati Sunur dan para pimpinan OPD mengikutinya dari kediaman Eliaser Yentji Sunur di Kuma Resort, Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan. Bahkan, Kades Wulandoni Philip Riberu pun ikut menyaksikan langsung video conference.
Pemerintah Pusat menyediakan dana sebesar Rp 3 (tiga) miliar bagi pemenang pertama. Namun untuk apa dana sebesar itu, Bupati Sunur sendiri belum mengetahuinya.
Seusai mengikuti pengumuman, Bupati Sunur menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Ya, “Terima kasih juga kepada bapak Gubernur atas arahannya yang kita laksanakan, paling tidak kita propinsi NTT ada wajah di sana. Ada dari Lembata, Sumba Barat Daya, itu kan mewakili gambaran Gubernur dan wakil Gubernur,” ujar Bupati Sunur.
Dia menuturkan bahwa pasar barter Wulandoni sangat rentan terhadap penyebaran Covid-19. Sehingga dibutuhkan penjagaan ekstra ketat, dan kesadaran warga untuk mematuhi protocol kesehatan.
“Pasar Barter Wulandoni dilakukan face to face, barang dengan barang. Interaksi antara para pedagang di pasar tradisional tersebut kalau tidak dilakukan dalam protokol kesehatan yang ketat, akan sangat riskan,” jelasnya.
Sehingga, dalam tatanan New Normal, telah dibuka aktivitas Pasar Barter Wulandoni dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Setiap pedagang diwajibkan mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Bagi yang tidak.mengenakan masker dan mencuci tangan tak diizinkan masuk pasar.
Sedangkan untuk menjaga jarak, setiap pedagang telah diberi lingkaran putih untuk meletakan barang dagangan dan berjarak dengan pedagang lainnya.
Pelaksanan pasar barter berjalan baik berkat kerja keras camat dan kepala desa didukung masyarakat. Sehingga ia menyampaikan terima kasih kepada Camat Wulandoni dan Kepala Desa Wulandoni yang telah bekerja keras melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pasar barter tersebut.
Menurutnya, pasar barter Wulandoni merupakan gambaran pergerakan ekonomi di pasar tradisional di Lembata yang menunjukkan produktivitas tetap berjalan dalam protocol Kesehatan dengan penggunaan masker, sering cuci tangan dengan air mengalir, serta menjaga jarak.
Pasar Barter Wulandoni, lanjutnya, memiliki keterkaitan dan merupakan mata rantai dengan penangkapan ikan paus di Lamalera. Kearifan lokal tersebut merupakan potensi dan objek yang sudah memiliki daya tarik wisata.
“Pertukaran barang di pasar barter tidak bisa berhenti dan Lamalera pun tidak bisa berhenti. Itu (pasar barter) mata rantai dengan penangkapan ikan paus di Lamalera,” tegas Bupati Sunur.
Pada kesempatan itu, selain berterima kasih kepada camat dan kepala desa, Bupati Sunur juga berterima kasih kepada Gubernur NTT yang selalu mendorong melakukan inovasi selama masa Pandemi Covid-19.
Pemkab Lembata, lanjutnya, tidak saja mengajukan Pasar Barter Wulandoni, namun juga mengajukan Pariwisata Lewolein dengan kuliner khasnya, dan Pasar Tradisional Walangsawa. Hanya saja, Pasar Walangsawa terlambat dikirim. Sedangkan Pariwisata Desa di Lewolein tak masuk nominasi.
Kepala Desa Wulandoni, Philip Riberu kepada wartawan usai mengikuti pengumuman bersama Bupati Sunur di Kuma Resort, memberikan apresiasi kepada masyarakat di kecamatan Wulandoni.
“Puji Tuhan semuanya berjalan baik sehingga kita bisa berhasil sampai kita ada nama di tingkat nasional,” ucap Philip.
Philip berharap kepada warga kecamatan Wulandoni agar jangan hanya menjalankan protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19 saja, tetapi mesti berkelanjutan dalam kehidupan tatanan baru ini. (Aksinews/WN).