Keterangan foto: Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur sedang memberikan keterangan pers Hadir mendampingi Camat Wulandoni Fransiskus Dangku dan Kepala Desa Wulandoni, Filip Riberu.
LEMBATA: WARTA-NUSANTARA.COM-Pemerintah kabupaten Lembata kini meraih juara 1 tingkat Nasional karena berhasil menciptakan capaian inovasi pasar tradisional klaster kabupaten daerah tertinggal. Penghargaan yang diberikan ini merupakan hasil daripada kerja keras Bupati Lembata Eliaser Yenthji Sunur bersama seluruh masayarakat Lembata pada saat mengahadapi masa pandemi Covid-19. Pasar Barter Wulandoni akhirnya meraih penghargaan Rp 3 Miliar. Lembata, bangga, harumkan NTT, Indonesia.
Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur kini berhasil meraih juara 1 lomba penerapan inovasi pasar tradisional. Pengumuman pemenang lomba inovasi pasar tradisional klaster daerah tertinggal ini disampaikan oleh Kemendagri melalui Video Convrence dari Jakarta Pusat. Yang dipantau langsung Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur bersama Wakil Bupati, Thomas Ola Langoday, didampingi Sekda Kabupaten Lembata, Paskalis Ola Tapobali, dan seluruh jajaran OPD lingkup Pemda Lembata, mengikuti video converence dari rumah jabatan Bupati Lembata di Desa Waijarang kecamatan Nubatukan. 22/6/2020
Acara pengumuman kemenangan ini dibuka langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia K.H., Ma’ruf Amin. Dalam sambutannya Wakil Presiden Republik Indonesia K.H., Ma’ruf Amin mengatakan, hampir seluruh dunia dan seluruh wilayah di Indonesia sedang mengalami pandemi yang di timbulkan oleh covid-19 yang sangat luas dan bersifat multidimensi, sehingga hal ini mamaksa semua negara wajib menetapkan kebijakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya yakni Tatanan Normal Baru Covid- 19.
Lomba inovasi daerah dalam tatanan normal baru produktif dan aman Covid-19 ini merupakan inisiasi dari Kementrian Dalam Negeri untuk mendorong setiap daerah untuk membuat inovasi dalam menghadapi tatanan normal baru yang produktif yakni dengan menerapkan protokol kesehatan.
Lomba ini dibagi menjadi 7 kategori diantaranya pengelolaan pasar tradisional, pengelolaan pasar modern, pengelolaan tempat transportasi umum, pengelolaan restoran, pengelolaan hotel, pengelolaan tempat wisata, dan pengelolaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Kompetisi lomba inovasi daerah ini diikuti oleh 34 provinsi, 354 kabupaten, 98 kota dan 62 kabupaten tertinggal. Yang salah satunya adalah Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Lomba inovasi daerah dalam tatanan normal baru produktif dan aman Covid-19 ini memperebutkan hadiah berupa bantuan dana DID untuk Juara I sebesar 3 Milyar, Juara II 2 Milyar, Juara III 1 Milyar dengan total hadiah 168 milyar.
Kepada media Bupati Sunur menyampaikan bahwa Penghargaan ini Memang layak untuk kita dapat. Ini adalah berkat Kerja keras bersama antara pemerinth dan masyarakat secara hirarki, baik dari pemerintah Desa sampai ke pemerintah Kabupaten dan masyarakat Lembata yang juga turut terlibat aktif dalam mendengar arahan dari pemerintah, Sehubungan dengan pencegahaan Covid-19,”Kata Bupati Sunur
Dikatakanya bahwa Penghargaan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah Kabupaten Lembata dalam bentuk uang sebesar 3 miliar ini tentu akan kita manfaatkan untuk pembangunan daerah. Soal nanti ada penambahaan lain-lain itu kita belum tahu. Tetapi yang sudah pasti kita terimah adalah 3 miliar seperti yang kita semua saksikan tadi melaui video converence,”ungkap Bupati Sunur.
Terkait uang penghargaan yang kita dapat itu Bupati Sunur Menjelaskan bahwa pihaknya juga belum tahu secara teknisnya seperti apa, apakah diserahkan ke daerah untuk daerah yang mengelolahnya atau atau di persiapkan untuk penambahan terhadap refokusing penanganan Covid-19. “Nanti kita akan lihat petunjuk teknis dari Mentri Keuangan, Jelas Bupati Sunur
Bupati Sunur kepada media mengatakan, Pasar adalah tempat untuk melakuan transaksi guna menggerakan aktifitas ekonomi masyarakat yang di lakukan dengan cara face to face oleh masyarakat setempat di kecamatan Wulandoni. Pasar barter ini pada saat aktifitasnya di mulai kita mengabil Video untuk mengirimnya ke pusat. Waktu itu rencananya kita kirim dengan pasar Walangsawa cuman kita terlambat dan sebenarnya pasar Walangsawa ini juga punya inovasi pedagang kelilingnya tapi kita terlambat,”ungkap Bupati Sunur
Tidak hanya inovasi pasar-pasar di Lembata namun ada lagi sektor pariwisata di Lewolein Desa Dikesare Kecamatan Lebatukan juga, kita coba mendorong tetapi tidak masuk.
Terkait Beberapa pasar lainya dan sektor pariwisata yang menjadi target inovasi namun tidak lolos meraih prestasi Bupati Sunur kembali menjelaskan, terkait gambaran giat ekonomi pasar di Kabupaten Lembata terutama pada pasar barter di Wulandoni yakni: situasi pelaksanaan pasar Barter terhadap para pelaku pasar dan pembeli yang datang ke pasar untuk menukar barangnya, hal ini yang perluh kita perhatikan karena sensifitas sangat tinggi terhadap transaksi tukar barang. Akan tetapi untuk menghindari intraksi masyarakat dipasar maka pihak pemerintah akan terus memberikan arahan kepada masyarakat setempat untuk salalu mencuci tangan sebelum masuk ke pasar sehingga barang yang dipegang itu dengan sendirinya steril dan bersih ketika berpindah tangan ke orang lain.
Masyarskat juga diharapkan untuk sebelum tinggalkan pasar masyarakat harus diarahkan untuk mencuci tangan. sehingga dengan adanya inovasi baru yang kita lakukan dalam masa pandemi ini yang videonya kita ambil ketika masyarakat itu di atur dengan batasan lingkaran putih dengan jarak 2 meter, wajib cuci tangan, memakai masker dan itu harus benar-benar dipatuhi oleh masyarakat,”Jelas Bupati Sunur.
Terkait dengan penghargaan yang kita peroleh ini menurut Bupati Sunur bahwa, selama ini pemerintah kabupaten Lembata tidak diam. Penghargaan ini merupakan berkat dari kerja keras kita semua selama ini, bersama seluruh tim gugus tugas dan seluruh masyarakat yang terlibat didalamnya mulai dari pemerintah desa sampai ke pemrintah Kabupaten. Inovasi ini bukan sekedar mengejar insentif yang kita terimah tetapi bagaimana derajat kesehatan masyarakat tetap kita jaga jadi kalau zero Lembata ya tetap zero, “ucap Bupati Sunur Sumringah
Dikatakanya bahwa, prestasi kabupaten Lembata ini yang perluh kita jaga adalah, kita akan terus melakukan penguatan dan pengendalian, dan gambaran dalam film yang kita kirim yang mana merupakan gambaran fakta yang ada di kabupaten Lembata yang mana harus di jaga terus.” jangan sampai kita ke pasar Wulandoni, lingkaran batasan sudah tidak ada lagi, jarak dari satu lingkaran ke batas lingkaran lainya sudah tidak ada lagi dan sudah tidak cuci tangan lagi, untuk itu peran camat dan kepala Desa sebagai petugas lapangan terlebih pada kepala desa sebagai petugas lapangan harus terus melakukan pengawasan dan pengendalin terhadap masyarakat. agar selalu pakai masker dan cuci tangan. Kalau tidak adak yang pakai masker dan cuci tangan maka tidak dijinkan masuk dalam pasar. Sehigga diharapkan agar kepala desa juga harus siapkan masker untuk dijual kepada masyarakat.
Pemerintah kabupaten Lembata juga mengucapkan terimah kasih kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur, yang selama ini terus memberikan arahan terahadap kita para Bupati se Provinsi Ntt, untuk selalu melakukan inovasi pada masa Covid-19 ini. Meskipun kita di tegur tetapi kita selalu terimah arahaan dan kita berterimah kasih atas arahanya bapak Gubernur dan kita sudah laksanakan paling tidak Provinsi Ntt ada wajah ditingkat Nasional ada tercatat nama dari Lembata dan dari Sumba Barat Daya yang telah mewakili bapak bapak Gubernur dan Wakil Gubernur,ungkap Bupati Sunur
Terhadap inovasi pasar ini kedepan kita akan menyiapkan fasilitas tong air dan air, nanti kita akan cek lagi kebutuhan pasar di kabupaten Lembata untuk kita benahi lagi. Masa pandemi ini kan belum berahkir, sehingga kita berharap masyarakat harus selalu cuci tangan kalau cuci tangan jangan pakai sabun batangan tetapi harus pakai sabun yang bisa diisih ulang, lingakran atau batasan yang sudah dibuat di pasar itu harus tetap dijaga, kalau bisa bawa dengan kayu ukuran satu setengah meter langsung kasih duduk dari pinggir tempat jualan, agar barang daganganya tidak ketemu, wajib pakai masker, karena bapak Wakil Peresiden juga omong, bahwa Covid-19 ini kita tidak bisa tahu kapan berahkirnya begitu juga Mentri Dalam Negeri juga mengatakan bahwa Covid-19 kita tidak tahu kapan ujungnya,”terang Bupati Sunur.
Covid-19 ini bisa saja beberapa tahun kedepan lagi, dengan demikian maka kita harus hidup beradaptasi dengan kebiasaan yang selama ini kita sudah terapkan. harus pakai masker terus, cuci tangan.
Camat Wulandoni, Fransikus Dangku pada kesematam yang sama juga menyampaikan bahwa pemerintah Daerah baru-baru ini juga memberikan satu media cuci tangan lagi untuk dipergunakan di Pasar Barter. Untuk itu Saya atasnama masyarakat Wulandoni mengucapkan terimah kasih kepads pemerintah kabupaten yang telah membantu media cuci tangan sehingga tanggal 19 kemarin kita sudah bisa gunakan di Pasar Barter Wulandoni. Bagi kami dengan adanya tambahan wadah cuci tangan ini maka kita merasa lebih terbantu dengan penanganan dan pengendalian Covid-19, pasar barter bukan hanya karena mendapat pemghargaan tetapi pasar barter selama ini juga kita selalu jaga terus. “ujar Camat Wulandoni.
Bupati Sunur menambahkan bahwa pasar Barter adalah sektor pasar tradisional tetapi klasternya kabupaten daerah tertinggal. Karena itu pasar barter Kita tetap jaga karena obyeknya sudah ada dan bisa menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke pasar tradisional ini.
Pasar Wulamdoni tidak sama dengan pasar lainya. Pasar barter ini mempunyai keunikan barter yang masih tetap kita jaga dan itu harus selalu kita jaga. Karena pasar barter ini merupaka mata rantai desa Lamalera. Sumber pasar ini dari desa Lamalera dan ini adalah satu matarantai terhadap pertukaran ekonomi masyrakat di Kecamatan Wulandoni,” tutup Bupati Sunur.**WN02**