Keterangan Foto: Suleman Witak Sedang menyampaikan kejadian pengrusakan rumpon miliknya kepada kepala Desa Balauring Syarif Patipilohi
LEMBATA: WARTA-NUSANTARA.COM – Rumpon milik Sulaiman Wahid Witak, dan beberapa nelayan Desa Balauring, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata diduga ada yang merusaki atau dipotong oleh oknum yng tidak dikenal. Tindakan pengrusakan ini pun kini menimbulkan aksi protes oleh warga nelayan kampung nyamuk dengan mendatangi Kantor Desa Balauring. Dalam aksi tersebut warga nelayan ini menyampaikan kekesalan mereka terhadap Kepala Desa (Kades) Balauring Syarif Patipilohi. Pasalnya Mereka menganggap Kades Balauring ini tak berpihak pada warga nelayan karena tidak bisa mengambil langkah tegas terhadap nelayan Porsain dari luar Lembata dan membiarkan mereka masuk ke wilayah perairan Kedang Balauring. Hal ini yang menjadi pemicu keributan antar warga dan Kepala Desa Balauring.
Disaksikan media usai memantu kegiatan kunjungan bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dalam rangka memberi dorongan terhadap kaum muda di desa Balauring untuk bisa terlibat langsung dan mendukung pemerintah dalam melakukan pengembangan pariwisata kuliner disekitar area pelabuhan jety atau orang sering menyebutnya wisata pojok cinta di desa Balauring.
Usai mengunjungi masyarakat Kedang bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur meninggalkan kantor desa Balauring.
saat itu sontak orang-orang yang hadir acara tersebut dikagetkan denga aksi dari beberapa anak-anak nelayan kampung Monyet desa balauring ini dan mulai menghadang kepala Desa Balauring untuk meminta pertanggungjawaban atas musibah rumpon mereka dirusaki dan potong oleh orang-orang yang tak dikenal.
Suleman witak pemilik rumpon kepada kepala desa Balauring mengucapkan kekesalanya akibat kurangnya dari pemerintah desa dan tidak mengambil langkah tegas terhadap nelayan dari luar yang masuk mencari di wulayah perairan kedang. Dengan demikian Atas hal ini para warga nelayan merasa kecewa karena sejak kapal milik nelayan maumere ini masuk ke Kedang, Rumpon milik warga nelayan jadi korban. Untuk itu warga meminta kepala desa Balauring harus bisa mengambil sikap tegas terhadap kejadian ini,”ujar Suleman Witak.
Disaksikan media Suleman Witak kepada kepala desa Balauring mengatakan bahwa kejadian tersebut sekitar subuh, tali rumpong miliknya di putuskan.
Menurut Suleman Witak bekas putus tali itu bukan karena ada kejadian alam lainya tetapi kami yakin ada yang memotongnya dengan parang atau pisau,”dan saya yakin ini perbutan manusia,”ujar Suleman Witak.
kami merasa pemerintah desa telah melakukan pembiaran, karena sejak dengan adanya kapal porsain milik nelayan maumere ini masuk ke ke kedang, kami baru mengalami kejadian ini,” memang pada musibah ini Kami tidak menuduh siapa-siapa yang berbuat tapi kami yakin bahwa ini adalah perbuatan manusia bukan perbuatan alam, “ungkap Suleman .
Sebagai masyarakat yang hanya berharap dari penghasilan laut itu kami sangat merasa dirugikan, dan kami sangat kecewa dengan pihak pemerintah desa yang terkesan masabodo,”ujar Eman Witak.
Sebagai warga tentu kami ingin pihak pemerintah Desa harus bisa melihat kami dan harus bisa memberi kami solusi yang terbaik. Pemerintah Desa harusnya lebih paham dengan aturan sehingga bisa mengabil kebijakan sikap dan tindak tegas atas kejadian yang masyarakat alami ini.
Jamaila Safary Istri Suleman Witak juga meminta perintah desa tolong lindungi kami masyarakat kecil ini, karena kami masyrakat ada baru bapa Desa bisa ada.
Secara terpisah kepada media Bupati Lembata, ketika ditanya terkait kejadian pengrusakan rupon di desa Balauring, pihaknya menyarankan untuk pemerintah desa dan warga setempat harus segera mengusir nelayan yang datang dari wilayah lain masuk ke wilayah kita. Atas kejadian yang merugikan warga nelayan Balauring ini maka harus segera buatkan laporanya ke pihak desa untuk di selesaikan, kalau pihak desa tidak bisa tangani maka serahkan saja pada pemerintah daerah untuk mengambil langkah tegas.,”ungkap Bupati Sunur
Warga nelayan desa Balauring diharapkan untuk tidak mencuriagi siapapun dulu, jadi silahkan masyarakat laporkan ke pemerintah desa untuk ditindaklajuti, kalau benar mereka itu nelayan dari luar maka kita harus ambil tindakan tegas. Jika ini juga tidak bisa dilakukan pemerintah desa maka pihak dinas Perikanan yang harus turun tangani. Saya berharap Masyarakat segera laporkan ke kepala desa secara tertulis untuk segera sampaikan ke pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti,”tutup Bupati Lembat. **WN02**