Keterangan Foto: Bupati Lembata Elaiser Yentji Sunur di dampingi Sekertaris Daerah Paskalis Ola dan kepala Dinas PKO Kabupaten Lembata, Silvester Samon, sedang menyerahkan bola Volley kepada Kepala Desa Pasir Putih dan pemilik ulayat.
LEMBATA: WARTA-NUSANTARA.COM-Langkah pengembangan dan gebrakan pemerintah desa dalam pembangunan p ariwisata di Desa Pasir Putih Mingar adalah upaya untuk desa ini bisa memiliki karakter daya tarik. Desa Watan Raja Mingar menjadi destinasi wisata yang bakal makin mepesona dan dibanjiri wisatawan.
Kini pemerintah desa mulai menata area Watan Raja Pasir Putih ini dengan membuat lapangan Volley Pantai. Namun sayangnya Ketika pemerintah desa sedang mulai melakukan pengerjaan lapangan volley tersebut muncul kecaman dan protes keras dari beberapa Aktivis dan anggota DPRD kabupaten Lembata Yosep Boli Muda. Aksi protes dan penolakan ini dengan pertimbangan bahwa selain pengerjaan lapangan Volley yang dilakukan pemrintah desa itu Yosep Boli Muda mengatakan bahwa bukan kegitan lapangan yang dipersoalkan namun yang kita persoalkan adalah pemerintah telah melakukan pengrusakan tanaman pandan di sekitar area Watan Raja ini.
Kita meminta untuk kalau bisa pemerintah desa dan pemerintah daerah kabupaten harus bisa bertanggungjawab atas pengerusakan tanaman pandan ini, karena tanaman ini merupakan mangrovenya orang Mingar untuk bisa melindumgi area pesisir pantai Mingar, berikut tanggapan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur di desa Mingar Pasir Putih Kecamatan Nagawutun. 5/7/2020
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur bersama rombongan mendatangi desa Pasir Putih untuk melihat langsung lapangan volley yang sudah dipersiapkan, sekaligus menyaksikan pertandingan bola Volley pantai antar desa dan permainan bola kaki kecil yang terbuat dari anyaman kertas. Pertandingan Voley Pantai dan sepak Bola kaki tradisional antar OPD dan warga desa setempat ini berlangsung seruh, bahkan kegiatan ini menjadi perhatian masyarakat dan para wisatawan domestik yang sedang melakukan piknik di bibir pantai desa Pasir Putih atau biasa disebut orang setempat Watan Raja. Menurut Bupati sunur, Lapangan Volley pantai yang pemerintah buat itu untuk mendukung parwisata di Watan Raja Mingar,”kata Bupati Sunur
Desa Pasir Putih Mingar ini merupakan desa tematik sehingga salah satu langkah starategi yang perluh pemerintah lakukan adalah pengebangan kawasan pariwisata dan memang pemerintah desa yang harus melalakukan kegiatan pengembangan kawasan pariwisata ini, agar dapat mendukung kegiatan pariwisata yang ada di desa ini.
Disaksikan media rombongan Bupati Eliaser Yentji Sunur didampingi TP PKK kabupeten Lembata dan beberapa OPD lainya turun untuk membuka kegiatan pertandingan volley pantai dan bola kaki pantai ini. Suasana desa Mingar Pasir Putih ini terlihat saat itu begitu ramai dikunjungi wisatawan domestik yang juga turun untuk piknik menikmati keindahaan Pasir Putih Mingar.
Lanjut Sunur, Peninjauan lapangan volley yang kini sedang digunakan ini mkepala Desa Pasir Putih Isodorus Pasing, mengucapkan terimah kasih kepada pemerintah kabupaten Lembata atas perhatianya dan dukunganya untuk membangun pariwisata di Desa Mingar Pasir Putih ini. Sebagai pemerintah desa tentu ada banyak suka duka dan tantangan yang kami hadapi di desa, namun kami tetap memberi dukungan penuh kepada pemerintah daerah. Walaupun di lokasi kegiatan ini ada sdikit nuansa yang tidak bagus. Kami akan tetap usahakan supaya tempat ini menjadi daya tarik tersendiri dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa Pasir Putih memeang menuai protes dari beberapa masyarakat dan anggota DPRD Yoshep Boli Muda.
Bupati sunur mengatakan bahwa memang benar ada penggusuran tetapi hanya beberapa pohon disekitar lapangan volley yang kita buat dan tidak sampai 1000 Meter. Yang kita gusur ini bukan kita melakukan pengrusakan tetapi kita gusur dan akan tata kembali karena dia area sekitarnya ini, kita juga akan membangun tempat kuliner untuk masyarakat.
Bupati Sunur mengatakan bahwa pihak pemerintah tidak membuat pengrusakan Pandan tetapi pemerintah akan melakukan penataan lapangan Volley, lokasi pengerjaan ini kita tatah kembali dan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke desa ini,”ujar Bupati Sunur
Bupati Sunur usai menyerahkan atribut pakayan volley pantai kepada kepala desa dan tokoh masyarakat Ia memgingatkan, bahwa lapangan volley yang disiapkan ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik, untuk orang dalam kampung yang mau bermain bola itu jangan minta bayaran. Tetapi kalau orang dari luar ada yang Mau main bola volley itu harus bayar.
Lanjut Sunur, yang bilang penggusuran areal pantai sampai di belakamg sekolah itu tidak benar. kita hanya gusur sedikit saja untuk kita buat lapangan Volley dan bangun tempat kuliner nanti, ini yang dinamakan penataan yang baru kita mulai. Nanti setelah pekerjaan lapangan habis baru kita kerjakan dan kita atur, supaya dari sisih keindahaan pantai tetap diliat eksotis dan menjadi indah di lihat. Nanti usai kegiatan ini kepala desa akan menata sesuai denga kondisi semula yang ada lorong-lorong,”ujar Bupati Lembata
Ini bukan Pengrusakan, dan yang pemerintah lakukan ini adalah penataan kawasan dan khusus pariwisata itu ada aturanya. Soal protes terhadap pembangunan yang pemerintah lakukan ini, Silahkan orang melihatnya dengan caranya masing, -masing dengan prespektif orang masiang-masing, pemerintah hanya mau menata lokasi ini, dan pemerintah juga tidak mungkin merusak. Kalau merusak selama ini hampir semua masyarakat sudah mengambil pasir di pinggir pantai ini.
Lokasi kegiatan yang kita injak ini juga tanah, atau pasir yang sudah padat sekali. Sehingga kita hanya ambil pasir untuk timbun untuk orang bisa betmain volley pantai. Lokasi kgiatan bola Volley ini dan sekitarnya akan kita bangun kuliner untuk masyarakat. lokasi ini juga merupakan lahan gereja, sehingga kita akan menyampaikan ini untuk bekerjasama agar kita bersinergi guna membangkitkan ekonomi umat.
Dikatakanya bahwa, salah satu visi misi yang selama ini kita lakukan adalah rantai ekonomi itu, salah satunya adalah cicin ekonomi yakni ekonomi umat basis, Sehingga area ini kita akan tatah sebagai tempat sport volley. pemerintah tidak ada kepentingan apa-apa, kita hanya merasa bahwa tempat ini bisa membantu masyarakat untuk di manfaatkan.
Dan perluh juga diketauhi bahwa Pengelolahan kawasan wisata ini adalah milik desa kita hanya membantu perencanaan kebijakan supaya sinergitas pemerintah desa ini menjadi desa tematik.
Lapangan Volley ini kita persiapkan Supaya kompotitifnya baik. orang tentu tidak main volley pantai saja sehingga harus juga ciptakan event lainnya. Dan event volley pantai ini adalah salah satu yang belum ada di Lembata. Sehingga lokasi yang kita pilih ini menurut saya sangat cocok dan wisata di desa Mingar ini, bisa memilikih karakter yang berbeda dengan wisata lainya”ungkap Bupati Sunur
Dikatakanya bahwa seluruh aset yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten itu adalah aset milik pemerintah desa.
Menurut Bupati Sunur bahwa, sejak new normal kita sudah bisa melakukan aktifitas dengan memperhatikan protokol kesehatan artinya daya ungkit atau pemicunya sudah ada tinggal saja masyatakat memanfaatkannya dengan baik. Bicara soal pariwisata maka kita tentu berbicara soal uang,
dan bicara soal ekonomi, Toour traveling itukan harus pakai uang, makan juga uang, ke toilet juga uang, semuanya uang. Makanya saya bilang senyum saja uang, apalagi senyum yang menggoda,”sebut Bupati Sunur.
Soal keributan kepentingan pembangunan lokasi wisata di pantai desa Mingar ini Bupati Sunur menepis bahwa tidak ada kepentingan partai atau kepentingan apapun, Ia menegaskan bahwa Bupati adalah diatas semuanya, kalau kepentingan tidak mungkin saya membangun hanya karena kepentingan partai. Yang kita bangun ini untuk kepentingan seluruh masyarakat jadi saya berharap agar kita harus bisa bekerjasama. Masa kita bangun jalan dengan uang Nagara terus kita mengatakan bahwa yang bangun itu partai yang bangun. Sebaiknya pikiran seperti itu tidak boleh ada. Pembangunan yang kita buat ini semuanya untuk masyarakat tidak ada kepentingan partai.
perjuangan kepentingan partai itu ada di lembaga DPRD dan setelah semua perjuangan selesai itu adalah milik masyarakat Lembata seluruhnya.
Terkait aksi bisu yang dilakukan oleh beberapa warga desa Pasir Putih Yang menolak pembangunan pengbangan pariwisata di desa mingar kata Bupati Sunur, silahkan masyarakat mengekspresikan diri mereka untuk pembangunan daerahnya, mungkin ada larangan yang dipasang seperti, ” dilarang tembus, dilarang senyum, dilarang loncat, itu silahkan mereka lakukan ekspresinya sendiri untuk membangun daerahnya. Dan itu adalah bagian daripada dinamika untuk membangun ini daerah sehingga harus diperkaya lagi jadi masyarakat yang dari luar kalau masuk pasti bertanya itu ada tulisan dilarang tertawa ada apa ini, itu bagian daripada kegiatan. Aksi bisu dengan tulisan itu juga akan menjadi hal yang menarik dan bisa juga menjadi event, yang terpenting adalah jangan menghambat pembangunan desa. Karena pembangunan desa adalah kepentingan semua masyarakat di desa tersebut.
Soal kecemasan masyarakat terhadap abrasi itu Bupati Sunur kembali pertanyakan pernakah ada abrasi di desa Mingar,? Kalau abrasi pastinya sudah semuanya kena,”kita tidak mendoakan tetapi yang namanya badai dan malapetaka itu kita tidak bisa undang. Karena di tempat yang ada ketinggian saja stunami bisa datang. Memang kecemasan terhadap abrasi itu tidak bisa kita prediksikan . Dan kita juga jangan hidup dalam ketakutan karena semua wilayah pantai itu jelas punya potensi terhadap stunami. kita harusnya bisa beradaptasi dengan alam dan yang terlalu takut”kata Yentji Sunur
Pemerintah bisa bangun pengaman pantai di semua wilayah pesisir agar tidak terjadi abrasi namun sayangnya uang kita terbatas. Sehingga kita berharap agar setelah ini kepala desa bisa menata kembali pantai desa Mingar ini guna mengatisipasi agar tidak terjadi abrasi.
Bupati Sunur berharap agar pihak desa Pasir Putih bisa melakukan penataan pantai itu harus dibuat menjadi taman yang menarik. untuk dikunjungi wisatawan.
Pembangunan pariwisata di Lewolein dengan pariwisata di
desa Mingar Pasir Putih ini merupakan pembangunan yang berdaya saing supaya semuanya bisa berjalan jadi kompotitor, di Lewolein dengan daya tariknya sedniri, sehingga apa yang tidak di buat di Lewolein itu bisa dibuat di Mingar. Dan di pesisir pantai ini juga kita akan ada pengembangan penangkaran Penyu. Untuk pengembangan lainya nanti kita akan liat perencanaan di desa.
kepala Desa Pasir Putih Isodorus Pasing pasa kesempatan yang sama, mengucapkan terimah kasih kepada pemerintah kabupaten Lembata atas perhatianya dan dukunganya untuk membangun pariwisata di Desa Mingar Pasir Putih ini. Sebagai pemerintah desa tentu ada banyak suka duka dan tantangan yang kami hadapi di desa.
Isodorus Pasing mengatakan kesiapan pemerintah desa akan tetap memberi dukungan penuh kepada pemerintah daerah. Walaupun di lokasi pelaksanaan kegiatan ini ada sdikit nuansa yang tidak bagus. Akan tetapi pihaknya sebagai pemerintah desa akan terus berusaha supaya tempat ini menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa Pasir Putih.
Tuan tanah atau penguasah wilayah desa Pasir Putih Mingar Yohakim Bitol Kebeleb, mengatakan bahwa pembangunan pariwisata di kawasan Watan Raja ini, awalnya memang pihaknya tidak disampaikan, namun karena pemerintah sudah buat, kita tentunya akan mendukung. Untuk melarang itu kita tidak larang, tetapi di lokasi pembangunan ini ada tempat yang tidak boleh bangun itu yang harus diperhatikan. Kami tetap memberi dukungan kepada pemerintah daerah untuk terus membangun desa kita.
Pembangunan sudah berjalan jadi otomatis kita harus mendukung. Memang awalnya pasti ada pro dan kontra terhadap aktifitas pengerjaan lapangan volly pantai ini namun ketika sudah selesai kita baru menyadari bahwa ternyata tempat ini menjadi menarik dan indah dipandang.**WN-02**
Buruk sekali. Itu bukan namanya volley pantai tapi main volley di pantai. Kira” pengertian tentang volley itu seperti apa😆Mingar butuh kesejahteraan air bukan volley pantai.