PAPUA, WARTA NUSANTARA– Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang membidangi masalah pertanian, Sulaeman Hamzah mengaku telah menemui Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog) Sub Divre Merauke, Djabiruddin terkait hanya pembelian gabah petani, sementara beras dihentikan sementara tanpa batas waktu.
“Kemarin Minggu (26/7), setelah saya tiba di Merauke dalam kegiatan reses, langsung bertemu Kabulog sekaligus membahas tentang penghentian sementara pembelian beras petani,” ungkap pria asal Ileape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini saat ditemui Metro Merauke Senin (27/7).
Dikatakan, pihak Bulog mengaku membeli gabah sekaligus memroses melalui penggilingan menjadi beras dengan tujuan mengejar kesamaan mutu. Karena selama ini masyarakat mengatakan beras bulog adalah kualitas nomor dua.
Selain itu, lanjut Sulaeman, Bulog Merauke membeli gabah agar bisa disimpan dalam waktu lama. Sementara beras yang diterima dan disimpan lama, tentu akan mengalami kerusakan.
“Jadi keinginan Bulog seperti demikian. Selain itu ada masalah stok beras di gudang yang masih tersisa sekitar 15.000 ton,” ujarnya.
Dijelaskan, beberapa waktu lalu, pihaknya telah menyampaikan ke Bulog Merauke sekaligus meminta belasan ribu ton beras di gudang, digeser ke kabupaten lain. Namun jawaban bulog jika masalah transportasi menjadi kesulitan.
“Kemarin sudah ada jawaban kalau dalam waktu tak terlalu lama, 14.000 ton beras akan digeser. Dengan demikian, gudang akan kosong, sehingga bulog segera menyerap beras petani yang kini masih menumpuk banyak,” katanya.
Sulaeman memahami kesulitan petani yang tak kunjung menjual beras. Karena tuntutan menyetor cicilan ke bank maupun biaya anak sekolah dan lain-lain.
Diharapkan juga agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke ikut mencari solusi sehingga beras petani dapat diserap. “Saya sudah bicara dengan beberapa anggota DPRD Merauke terkait permasalahan ini,” ujarnya. (WN-kobun)