LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-– Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kabupaten Lembata, NTT, menggelar musyawarah daerah (Musda) ke V untuk memilih ketua periode 2020 – 2025 yang dilaksanakan di aula Palm Indah Hotel Lewoleba, Lembata, Kamis (30/7/2020).
Hasilnya, Eliaser Yentji Sunur kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD II Golkar Lembata, dengan mendapat dukungan dari 9 Penggurus Kecamatan dan Organisasi sayap Golkar.
Musda V Golkar Lembata menetapkan empat formatur penyusunan pengurus lengkap DPD II PG Lembata. Mereka adalah Yentji Sunur (ketua terpilih), Yohanes Derosari (DPD II PG NTT), Tinus Tukan (PK PG Lebatukan), dan Sipri Sira (PK PG Nubatukan).
Pantauan media saat musda itu, hingga waktu pemilihan, tidak ada satu pun peserta yang mendaftar sebagai calon ketua DPD II Golkar Lembata untuk melawan Eliaser Yentji Sunur dalam perhelatan perebutan jabatan ketua DPD II Golkar Lembata.
Ketua DPD 1 Golkar NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Lembata atas kepercayaan kepada partai Golkar untuk terlibat dalam peran-peran yang penting di kabupaten Lembata.
“Ya tentu kami berterima kasih untuk semua dukungan dan kebersamaan dan juga semua teman-teman. Yang saya tahu pa Yance Sunur sebagai Bupati Lembata dengan berbagai dinamika, namun kehadiran teman-teman partai politik yang banyak di Musda ini memberikan pesan kepada kami bahwa suasana di Lembata kondusif dan berjalan baik”, ujar Laka Lena.
Menurut Laka Lena, Politik Partai Golkar, Musda memang mengedepankan musyawarah Mufakat dan menghindari adanya perundingan karena itu adalah cerminan dari sila ke-4 Pancasila.
“Kabupaten Lembata adalah kabupaten kedua di NTT setelah Manggarai Timur yang mengedepankan musyawarah mufakat yang mana keputusan itu dilakukan sebelum Musda itu di buka. Saya kira suasana ini kita dorong bersama kedepannya agar dalam memilih pemimpin itu kita mengutamakan musyawarah mufakat karena mendapatkan amanah dan menjalankannya itu jauh lebih sulit”, ujar Laka Lena.
Laka Lena juga menegaskan, Partai Politik seharusnya tidak hanya mengurus persoalan politik semata namun diharpkan menjadi designer perubahan sebuah daerah, “Saya kira sayang sekali kalau partai politik hari ini kita pahami dan letakan untuk mengurus agenda atau urusan politik saja, apalagi itu agenda 5 tahunan.
“Apalagi kita hanya mengurus agenda 5 Tahunan seperti Pilpres, Pilkada dan Pileg padahal partai politik ini punya infrastruktur sampai level desa, maka partai politik pun kita bisa Kelolah dengan baik diluar urusan politik agar teman-teman politisi bisa bergerak di luar urusan politik” ujar Melki Laka Lena. ***(*/Bata/VT/WN-02).**