PAPUA, WARTA NUSANTARA– Masyarakat di Kampung Kindiki, Distrik Ulilin, Kabupaten Merauke umumnya memiliki pohon karet yang siap disadap getahnya sekaligus dijual. Hanya terkendala pemasaran, sehingga proses penyadapan tak dapat dilakukan selama beberapa tahun terakhir.
Mama Sophia Mahuze, salah seorang warga di Kampung Kindiki beberapa waktu lalu mengungkapkan, setiap kepala keluarga memiliki luasan lahan pohon karet antara 1-3 hektar. Umumnya pohon karet sudah dapat disadap getahnya sekaligus dijual.
“Tahun 2015 silam, kita sudah melakukan penyadapan dan menjual dengan harga Rp 10.000.kg. Hanya saja tahun berikutnya hingga sekarang, tak dilakukan penyadapan lagi,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke telah melatih masyarakat menyadap getah karet hingga memberikan sejumlah peralatan. Namun hingga sekarang tak bisa digunakan atau dimanfaatkan.
“Ya kita bisa menyadap, tetapi menjadi persoalan adalah tidak ada yang siap membeli,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan Kornelis Kaize, warga Kampung Kindiki lainnya. “Rekan-rekan wartawan bisa lihat pohon karet milik masyarakat setempat yang sudah pernah disadap beberapa tahun silam,” katanya.
Penyadapan getah karet, menurutnya, dapat dilakukan tetapi masalahnya adalah pemasaran. “Kami tidak tahu apakah sekarang masih ada pengusaha yang siap membeli getah karet atau tidak,” ujarnya. (WN-kobun)