ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Ketika Romanus dan Imelda Langsungkan Perkawinan Mengenakan Atribut Adat Kimaam

PAPUA,WARTA NUSANTARA– Pagi itu, Rabu (19/8) sekitar pukul 07.00 Waktu Indonesia Timur (WIT), kandara atau orang Kimaam menyebutnya Lumbu menggema di depan penginapan Florent. Belasan orang membunyikan tifa masing-masing yang dipegang, lalu disertai  iringan lagu yang dibawakan sejumlah ibu.

Rupanya bunyi kandara  itu sebagai persiapan menjemput sekaligus menghantar  Romanus Mbaraka dan Imelda  Carolina Laode guna melangsungkan pernikahan di Gereja Katolik Paroki Kristus Raja Kimaam. Tepat pukul 08.30 WIT, Romanus-Imelda bersama keluarga keluar dari penginapan. Selanjutnya berjalan kaki dihantar seratusan  masyarakat menuju gereja.

Suatu pemandangan unik  yang tidak biasanya bagi pasangan suami-isteri, ketika  hendak melangsungkan pernikahan. Sangat berbeda  busana Romanus dan Imelda yang dikenakan dengan memilih mengenakan atribut adat Kimaam  mulai dari kepala hingga kaki.

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Di bagian kepala, Romanus mengenakan topi (auwi, sebutan orang Kimaam) yang dihiasi bulu burung. Muka diukir menggunakan  bahan dari kulit mangga dicampur kapur.  Sedangkan di bagian belakang berupa ciremin, manik-manik, gelang tangan (durwawi) serta cawat  dipinggang dan lain-lain. Begitu juga  sang isterinya. 

Kurang lebih 20 menit, Romanus dan Imelda didampingi keluarga dan masyarakat Kimaam, tiba di depan gereja. Sesaat kemudian, perwakilan orangtua laki-laki menyampaikan sepata dua kata sekaligus menyerahkan anak mereka kepada pastor guna mengikuti prosesi pernikahan lebih lanjut.

RelatedPosts

Seperti biasa, misa dipimpin dua pastor yakni RD Silvester Tokio, Pr serta RD Elsoin, Pr, berlangsung lancar- meriah dengan lagu-lagu gerejani yang dibawakan puluhan orang Kimaam dibawah dirigen Emanuel Buyuka. Prosesi pun tak mengalami hambatan, termasuk beberapa moment seperti pengenaan cincin di jari manis kedua pasangan suami isteri.

Usai misa, Romanus Mbaraka diberikan kesempatan menyampaikan sepata dua kata di mimbar gereja. “Terimakasih untuk umat Allah yang datang dan khusus kedua orangtua saya maupun isteri saya. Terimakasih juga  Tuhan Yesus dan Bunda Maria, para pastor, suster dan leluhur disini termasuk isteri saya Yohana Mekiuw. (almarhumah). Karena sSecara resmi hari ini, saya telah mempunyai isteri yakni Imelda Carolina Laode,” katanya.

“Hampir lima tahun, saya tidak mempunyai isteri  setelah meninggalnya mama Yohana Mekiuw (isteri saya). Memang selama ini saya tidak biasa hidup sembarang dengan siapapun,” ungkap dia.

Lebih lanjut Romanus menjelaskan, isterinya sekarang (Imelda) memiliki darah Yeinan sama seperti almarhum mama Yohana. Hanya saja, bapaknya dari Buton, sehingga menggunakan atau memikul marga Laode sampai sekarang.

Dia mengaku memilih melangsungkan pernikahan di Kimaam, karena tanah kelahirannya. Juga ingin mengemas acara sesederhana mungkin, agar orang tidak datang mengenakan jas serta pakaian  yang serba mahal.

“Kalau saya ingin melangsungkan pernikahan murni seperti orang lain, lebih baik di kota atau daerah lain seperti di Bali. Hanya saja saya ini suku, sehingga harus pulang kampung. Lalu acaranya dikemas secara sederhana. Sehingga semua masyarakat datang agar bisa  duduk dan makan bersama,” ujarnya. (WN-kobun)

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *