ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

5000 Hektar Sawah Lembor Harus Jadi Lumbung Pangan NTT

MANGGARAI BARAT : WARTA-NUSANTARA.COM-Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (Induk KUD), Herman Wutun menyatakan tekadnya bersama mitra bisnis mendorong dan menfasilitasi para petani Lembor, Kabupaten Manggarai Barat untuk mengolah lahan sawah seluas 5000 hekatar secara produktif dengan hasil maksimal agar menjadi lumbung pangan bagi masyarakat di Provinsi NTT. Bahkan jika hasil produksi padi sawah surplus, Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS), siap dipasarkan ke DKI Jakarta.

Herman Wutun, mantan anggota MPR RI kepada Warta Nusantara, Sabtu, (12/9/2020) di Lewoleba, menuturkan, komitmennya ketika mengunjungi para petani sawah Lembor dan pengurus KUD pada Selasa,(8/9) lalu, untuk bekerjasama mengolah lahan sawah potensial tersebut di Manggarai Barat.Ketua Umum Induk KUD saat itu, didampingi oelh Ketua Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS), Ferry Juliantono, Direktur PT. Bio Konversi Indonesia, Jhony Tarigan dan Direktur Utama Induk KUD, Portasius Nggedi

Mantan dosen FIA Undan Kupang itu, lebih lanjut mengatakan pihanya bersama mitra bisnis melakukan dua kegiatan penting bersama para petani dan pengurus KUD di Lembor. Pertama, tim melakukan sosialisasi mengenai manfaat dan keunggulan pupuk organik Bio Konversi. “Hal ini patut dijelaskan agar masyarakat petani memahami bahwa pupuk jenis ini sangat bermanfaat menyuburkan padi dan bahkan mencegah serangan hama sehingga menghasilkan produksi padi secara maksimal”, jelas Herman Wutun, yang sudah 4 periode menjadi Keua Umumi Induk KUD

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Selain sosialisasi manfaat dan keunggulan pupuk Bio Konversi, tim juga melakukan Demplot atau Projek Percontohan pada lahan sawah petani Lembor seluas 5000 hektar. Menurut Herman, dengan dmplot ini, diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih maksimal sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomis kepada para petani. Dengan demikian, lanjut Herman, para petani yang berada di lokaso atau lahan sawah 5000 hektar tersebut dapat menggunakan pupuk organik Bio Konversi.

“Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan kuantitas produksi perhektar lahan padi dan peningkatan kualitas beras sehingga bisa mendapatkan harga jual yang lebih tinggi. Nah, haril dari peningkatan produksi padi tersebut dipastikan dapat memenuhi kebutuhan regional NTT”, ujar Herman optimis, sembari menambahkan, kalau ada surplus produksi beras itu dapat dipasarkan oleh Inkoppas di-153 pasar di DKI Jakarta melalui Koperasi Pasar yang ada. Dimana, Ketua umum Inkoppas, Ferry Juliantono akan siap memasarkannya.

RelatedPosts

Kegiatan kedua, lanjut Herman, secara khusus melakukan sosialisasi kepada Pengurus KUD dan para Ketua Kelompok Tani mengelola lahan sawahnya untuk dikerjasamakan dengan PUSKUD NTT dan Induk KUD dengan mitra investor asing, dalam hal ini dari Taiwan dan Jepang. Kerjasama dimaksud, adalah melalukan pengolahan lahan “Full Mecanic”. Artinya, mulai dari pengolahan lahan (bajak), penanaman,, panen, dan penanaman pasca panen dengan menggunakan mesin Singkatnya, bajak, panen, giling pakai mesin.

Menurut Herman, konsep ini kita tawarkan kepada para petani, dan pada tahap pertama sudah disetujui oleh Pengurus KUD dan Pengurus Kelompok Tani.Tahapan selanjutnya, tim akan melakukan sosialisasi kepada para petani secara langsung agar memahami konsep kerjasama kemitraan ini. **(WN-01).*

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *