LEMBANG : WARTA-NUSANTARA.COM—Pada Minggu (13/9/2020) merupakan hari yang bersejarah bagi kelompok masyarakat Pulau Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya? Pada momentum sejarah, budaya, dan pariwisatawa tersebut Dideklarasi (baca: terbentuk) Forum Timor Besar Lais Manekat (FTMN) Nusa Tenggara Timur (NTT) Jawa Barat (Jabar) di Villa Lembang, Kecamatan Parompong, Kabupaten Bandung Barat.
Deklarasi Pembentukan FTMLM tersebut dihadiri Pemerintah Provinsi NTT melalui Badan Penghubung Pemprov. NTT di Jakarta, diwakili Kasubid Promosi dan Kerjasama Investasi, Agustina M. Thung bersama staf, Para Pengurus dan anggota se-Jawa Barat serta perwakilan 6 kabupaten/ kota se-Daratan Pulau Timor.
Kepala Badan Penghubung NTT di Jakarta, Viktorius Manek dalam sambutan tertulis yang dibacakan Ibu Agustina, sekaligus Kepala Anjungan NTT-TMII mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT di bawah kepemimpinan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur, Josep Nae Soi sangat mendukung setiap kegiatan masyarakat selaku mitra pemerintah di mana saja berada, termasuk masyarakat diaspora di Jawa Barat untuk berkreasi membangun diri dan Flobamora, – julukan bagi NTT tercinta.
Pemerintah NTT saat ini, lanjut Ibu Agustina sedang giat-giatnya membangun NTT melalui visi NTT Bangkit dan NTT sejahtera dalam berbagai sektor kehidupan, terutama juga pengembangan sektor para wisata dan budaya daerah ke tingkat nasional dan go internasional guna menarik para investor.
“Pada kesempatan yang bermartabat ini perlu saya sampaikan apresiasi yang tinggi bagi masyarakat disaspora NTT di Jawa Barat atas kerjasa sama dan solidaritas yang telah dibangun selama kurun waktu enam tahun sejak perkumpulan pertama kelompok arisan dan membentuk Forum Bersama ini agar tujuan dan moto bersama Lais Manekat atau kembali kepada kasih tetap terjalin kuat dan menjadi bagian dengan pola kemitraan dalam membangun kolaborasi dan networking selaku mitra pemerintah dalam mendukung visi besar Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur, NTT Bangkit dan NTT Sejahtera,” ungkap Ibu Tin, panggilan akrabnya.
Pemerintah NTT, menurut Ibu Tin yang hadir bersama Staf Badan Penghubung, Maria Concita Do dan Pengelola Rumah Adat Alor, Anjungan NTT-TMII, Gabriel L. Tang sedang gencar-gencarnya membangun daerah kabupaten/ kota dari sektor pariwisata sebagai Penggerak Utama (Prime Mover) guna mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Berbagai stigma NTT sebagai daerah miskin ke tiga di Indonesia dari bawah setelah Papua dan Papua Barat harus dilawan dengan pengembangan berbagai potensi daerah, terutama sektor pariwisata sebagai penggerak utama (prime mover) bagi berkembangnya sektor sektor lain menuju masyarakat NTT yang sejahtera, adil dan makmur.
Upaya-upaya yang telah dan sedang dilaksanakan adalah membangun infrastukur dasar kepariwisataan di berbagai destinasi wisata dan membangun budaya melalui atraksi budaya dari masing-masing daerah.
Demikian juga opini buruk, bahwa orang NTT tampangnya garang dan jahat karena bentuk fisik yang hitam dan keriting harus dilawan senyum, kerja keras, setia, aman, nyaman, mencari damai dengan kehidupan bersama secara ke dalam maupun bersama penduduk sekitarnya sebagai mana moto Lais Manekat, yakni: utamakan kasih dan persaudaraan.
Di akhir sambutannya Pejabat Badan Pengelola ini menyampaikan Selamat Ulang Tahun ke-6 Kelompok Arisan Lais Manekat Jawa Barat dan Selamat Memasuki Tahun Pertama Forum Timor Besar Lais Manekat NTT Jawa Barat.
Ketua Dewan Pembina, Kolonel Kavaleri, Ir. Benyamin Aninfeto, MT,MDM dalam sapaannya mengurai bagaimana niat yang tulusnya menghimpun anak-anak Timor yang bekerja di Bandung, Jawa Barat untuk mencari pekerjaan yang menggunakaan akal sehat, rajin dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga dan kampung halaman.
Para anak-anak yang sebelumnya bekerja ke mana arah tak menentu pada akhirnya dapat terorganisir dan mendapatkan pekerjaan yang layak dan bermartabat.
“Saya bilang ke anak-anak Timor dan NTT yang bekerja di sini. Kamu datang kerja baik-baik. Jangan andalkan otot tapi otak untuk belajar dari orang lain dan bekerja dengan rajin untuk keluarga dan kampung halaman. Sehingga bila terjadi apa-apa keluarga dan anak istri bisa hidup baik,” demikian sekapur sirih, ketika berbicara di hadapan undangan dan hadirin di Bukit Villa Lembong yang asri.
Bapak Beny, demikian disapa semua anak-anak Timor binaannya dan masyarakat heterogen sekitar.
“Kadang-kadang saya kasar. Maki-maki mereka. Tapi saya bilang. Saya maki itu karena saya sayang kalian. Kalau saya tidak maki saya tidak sayang kalian,” jujur Bekas Seminarian Menengah Lalian – Atambua, Kabupaten Belu, NTT, seraya melanjutkan, anak-anak itu saya panggil mereka. Saya bina mereka. Saya bilang. Kalau kalau kamu tidak ada makan, datang makan di rumah. Pintu depan tidak pernah ditutup. Tapi kamu jangan coba-coba coba buat kacau dan melakukan kekerasan di Negri Orang dan menjatuhkan citra Pemerintah NTT di luar NTT,” tegas Alumni Fakultas Peternakan Undana Angkatan 80-an.
Selain masih aktif dinas, Alumni Magister di Jerman ini juga bersama Kelompok Lais Manekat telah berhasil mengembangkan Pertanian Kopi 6 bulan berbunga dan Susu Sapi Perah di Lembang. Pula expansi pengembangan kegiatan di Bumi Timor, Flobamora yang dicintainya dengan pengembangan usaha di Pantai Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Pendirian Sekolah Internasional di Kabupaten Terselatan Indonesia, Rote Ndao.
Selain itu, di Jawa Barat bersama beberapa Pengusaha Asal Sumba Timur, NTT sedang mengembangkan Peternakan Ternak.
Bersama Keluarga Kecil yang ramah dan terbuka serta Kelompok Forum Timor Besar Lais Manekat NTT Jawa Barat selalu siap bekerja sama dengan Pemerintah Daerah NTT maupun di Jawa Barat dan Wali Kota bekerjasama dalam bidang apa pun yang sedang digeluti bersama.
Dirinya pun mengakui bentuk kerjsama yang berkualitas tersebut pernah dilakukannya bersama Pemerintah Provinsi NTT sebelumnya dalam menyukseskan PON di Jawa Barat maupun Kegiatan Olah raga Kemenpora dan Tinju ke tingkat Internasional.
Ketuas FTBLM NTT Jabar: “Bisa Karena Pak Beny.”
Sementara itu, Ketua FTBLM NTT Jabar, Yesaya Uas dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para anggota yang telah mempercayakan dirinya bersama Wakil Ketua, Lais Manekat Jon Nubatonis dan Sekretaris Jenderal, Eddy Lasfeto untuk memimpin pada periode 2020.
Dirinya meminta para anggota agar tetap menjaga amanah kelompok dengan terus menjalankan visi bersama, bukan visi masing-masing pribadi sebagaimana moto Lais Manekat, yaitu: Kepada Kasih Mula-mula.
Pria yang hobi melucu ini merasa bangga dan sangat terhormat dengan pola pembinaan dari Bapak Beny yang seorang pejabat militer, namun bisa merendahkan diri merangkut anak-anak NTT, khususnya dari Timor yang mau dibilang gembel dan tak tahu arah hidup.
Namun, setelah bertemu dan diasuh serta dibina mereka semua merasa mampun dan penuh percaya diri dalam hidup, termasuk bisa berdiri dan berbicara di hadapan orang banyak.
Sekjend Lasfeto:”Berawal dari Rasa Rindu.”
Sekretaris Jenderal FTBLM NTT-Jabar dalam presentasi sejarah berdiri Forum Timor Besar Lais Manekat NTT Jabar mengisahkan, bahwa pada mulanya berkumpul masyarakat Timor NTT di Jawa Barat sekira tahun 2013 adalah atas dasar kerinduan bersama, ketika pribadi-pribadi bertemu di mana saja di Kota Bandung dan sekitarnya.
Saat masing-masing individu berkumpul itulah muncul rasa rindu untuk selalu berkumpul bersama sebagai orang Timor di perantauan yang mengadu nasib.
Akhirnya muncul ide bersama untuk membentuk kelompok arisan dengan tujuan yang sederhana yaitu: bisa makan bersama jagung bose sambil menceritakan pengalaman hidup.
Selanjutnya, menurut Eddy kegiatan itu menjadi rutin setiap bulan dengan mengumpulkan dana dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dan budaya di antaranya: memberihkan lingkungan mesjid, tampil di Gedung Wali Kota Bandung dalam event tarian budaya Bonet Timor.
Demikian halnya yang membuat dirinya dan kelompok sangat terharu adalah ketika masih dalam kelompok arisan saja sudah bisa mengorganisir teman-teman untuk meng-back up kegiatan Provinsi NTT di Jawa Barat, seperti: Pertandingan Sepak Bola Anak Usia Dini yang pada akhirnya kalah di Semi Final Menghadapi DKI Jakarta. Begitu pun Pelaksanaaan PON Jawa Barat dengan suporter yang tidak pernah lalai dalam setiap kali pertandingan atlet NTT.
Semuanya itu diakuinya, bahwa peran serta Pak Beny bersama ibu dan orang-orang binaan Pak Beny yang sangat luar biasa mental dan keberpihakan hati menjaga dan mendukung Bumi Flobamora, Provinsi NTT Tercinta.
Upacara Inogurasi atau Pelantikan Badan Pengurus tersebut diawali dengan Ibadah Hari Minggu yang dipimpin Pdt. Leonardus Runesi dari Gembala GMRI Sola Fide, Cimahi, Jabar. Selesai ibadah eukamene tersebut dilanjutkan dengan Perayaan HUT Kelompok Arisan ke-16 dengan pemotongan kue ulang tahun dan nasi tumpen yang dibagikan secara langsung oleh Ketua Dewan Pembina bersama istri dan Ketua FTBLM NTT-Jabar bersama ibu kepada Perwakilan NTT yang hadir bersama para senior dan pengurus.
Dilanjutkan dengan ritual adat budaya dan doa oleh para pendeta serta penyerahan petaka kepada pengurus dan pengurus memotong pita untuk mengawali kerja pada tahun pertama.
Selanjutnya acara hiburan budaya tari-tarian dan atraksi budata dari Timor dan Flobamora.
Kesan budaya dan nuansa persaudaraan sejati terasa kental dengan pesan akhir adalah bawalah Lais Manekat atau Kasih Mula-mula ke Seluruh Penjuru Nusantara dan Dunia. (Tim/AnjunganTMII/BadanPengelola/SekretarisFTBLM/NTT/JABAR-/WN-AD).