LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Kongres pertama Front Mata Mera di Kopdit Ankara, dengan mengangkat tema “Membedah Lembata, MenjahitLewotana/Leu Auq”, yang juga dihadiri oleh beberapa petinggi partai politik dan lintas komunitas yang ada di Kab. Lembata, Provinsi NTT, namun tidak dihadiri utusan Pemkab Lembata. Demikian laporan Wartawan Warta Nusantara Biro Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Ridwan Harun.
Dua tokoh politik Lembata, Yohanes Viany K. Burin,SH dan Ferdinandus Koda,SE, yang ditemui Wartawan dalam kegiatan tersebut juga mengapresiasi gerakan kaum muda Lembata sebagi bentuk kontrol terhadap kinerja pemerintah daerah.
Ketua DPC Gerindra Kabupaten Lembata , Vian Burin, demikian ia disapa, mengatakan “Kita perlu apresiasi karena ada kaum muda yang peduli dengan daerahnya dan mereka berjuang demi terwujudnya perubahan di Lewo Tanah khususnya mengawal kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat, dan pembangunan yang berorientasi kapitalisme”.
“Perlu gerakan pemuda dalam merubah mindset bahwa membangun Lembata butuh kerjasama, dan kearifan lokal perlu dibangkitkan kembali dalam spirit perjuangan. Spirit perjuangan otonomi 1999, dan spirit statment 7 Maret harus dibawa sebagai kekuatan sehingga tidak melenceng dari tujuan berotonomi” ujarnya.
Supriyadi Lamadike putra asal desa Hoelea II ini di pilih secara aklamasi di kongres ke 1 ini, seluruh peserta kongres memberikan tanda persetujuan dan pimpinan sidang menetapkan hasil secara musyawarah mufakat.
Di kesempatan lain, Supriyadi mengatakan “In syaa Allah, dengan restu leluhur lewo tanah, saya siap menerima amanah ini untuk menjalankan roda organisasi kedepannya, dia mengakui mempimpin Front Mata Mera bukan hal yang gampang tapi dengan semangat kolektif kita semua akan menjalankan organisasi ini dengan baik mestinya”. Tutupnya, setelah dikonfirmasi via WhatsAap.**(WN-RH).**