MANGGARAI BARAT : WARTA-NUSANTARA.COM -Bupati Manggarai Barat(Mabar), Drs. Agustinus Ch Dulamemimpin langsung apel siaga bencana di halaman kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),guna mendukung simulasi keamanan dan keselamatan, Kamis (5/11/2020). Demikian laporan Wartawan Warta Nusantara, Syarif Ab dari Labuan Bajo.
Apel siaga dipimpin langsung Bupati Manggarai Barat Drs. Agustinus Ch Dula didampingi Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, Lilik Kurniawan dan diikuti seluruh kepala OPD dan staf serta perwakilan dari BNPB pusat.
Apel siaga bencana yang dilakukan Pemkab Mabar merupakan salah bentuk dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan simulasi protokol keamanan dan keselamatan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) di Labuan Bajo.
Bupati Manggarai Barat Drs. Agustinus Ch Dula dalam arahannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah pusat serta bapak Presiden atas perhatian dalam rangka menjaga keberlanjutan Labuan Bajo sebagai objek wisata dunia.
Bupati menjelaskan pemerintah pusat tidak hanya memperhatikan pembangunan infrastruktur saja tetapi sekarang sudah beranjak pada kewaspadaan terhadap bencana alam dengan diadakannya simulasi protokol keamanan dan keselamatan menghadapi bencana alam khususnya bencana tsunami.
“Apel pagi ini sengaja saya undang seluruh kepala-kepala OPD dan staf agar mengetahui dan memperkenalkan bagaimana kerja kita menanggapi atau respon terhadap bencana alam secara khusus tsunami,” ungkap Bupati Gusti.
Pada tempat yang sama Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, Lilik Kurniawan menjelaskan ada tiga jenis potensi bencana di Kabupaten Manggarai Barat.
Pertama, ancaman geologi, kemudian dibagi menjadi 2 yaitu yang pertama ancaman gempa bumi dan tsunami, di sebelah utara ada patahan Flores sekarang ujungnya ada di ujung pulau Bali.
Patahan Flores ini kalau kemudian terjadi gempa di utara Labuan Bajo dengan syarat-syarat tertentu maka memungkinkan berpotensi terjadinya tsunami.
Kemudian lanjut Deputi Lilik, di sebelah selatan dari Manggarai Barat ada ancaman lebih besar lagi yaitu Megathrust karena di sana ada pertemuan lempeng dunia.
Kedua, ancaman hidromitorologi, menurut ramalan dari BMKG sampai pada bulan April tahun depan di mana curah hujan sangat tinggi atau lebih banyak sehingga perlunya identifikasi tempat – tempat rawan bencana
“Yang ketiga ancaman pandemi Covid-19 yang sampai sekarang menjadi bencana nasional sehingga pentingnya menjaga kesehatan,” ucap Deputi Lilik Kurniawan.
Di akhir kegiatan tersebut, Bupati dan Deputi BNPB RI menyerahkan sertifikat serta peta rawan bencana kepada perwakilan dari BPBD Mabar.** (WN-Syarif Ab).**