Rapat Badan Anggaran DPRD Lembata dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) membahas KUA-PPAS APBD 2021, Kamis, 5 November 2020.
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM – Kendati kalangan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Lembata meragukan kemampuan pemerintah dalam mengejar target pendapatan asli daerah (PAD) Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp100 miliar, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tetap optimistis mampu mencapai target yang ditetapkan itu. Meski realisasi PAD tahun 2020 baru mencapai 50 persen.
Dalam rapat Banggar, Kamis, 4 November 2020 yang dipimpin Ketua DPRD Lembata Petrus Gero didampingi Wakil Ketua DPRD Lembata Begu Ibrahim, dengan agenda pembahasan KUA-PPAS APBD 2021, Banggar Dewan meragukan kemampuan pemerintah untuk mengejar target PAD yang diusulkan itu. Keraguan itu bukannya tanpa alasan. Tetapi, keraguan itu didasari fakta bahwa untuk target PAD Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp100 miliar itu pun hingga tinggal tersisa dua bulan ini baru mencapai 50 persen. Itu berarti, dengan sisa waktu yang ada, sudah jelas tidak bisa mencaapi target.
Karena itu, anggota Banggar Petrus Bala Wukak meminta agar pemerintah mematok PAD yang lebih rasional. Jangan sampai OPD yang potensi penerimaannya minim namun dipaksakan dengan menetapkan angka target PAD yang tinggi. Apalagi, saat ini masih dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, selama ini yang mencapai target PAD hanya RSUD Lewoleba yang bersumber dari pelayanan orang sakit. “Kontribusi orang sakit terhadap pendapatan daerah begitu besar, sayangnya tidak diikuti dengan pembenahan fasilitas dan pelayanan kepada orang sakit. Banyak fasilitas rumah sakit yang tidak.layak dan pelayanan yang belum.maksimal,” tohok Petrus Bala Wukak.
Ia meminta kepada pemerintah agar ke depan perlu memberikan reward bagi OPD yang mencapai target, dan memberikan panishmen bagi OPD yang tidak mencapai target pad.
Sejawatnya, Lorens Karangora juga menyangsikan kemampuan pemerintah mengejar target Rp100 miliar itu. Sebab, saat ini kondisi ekonomi masih kacau akibat Pandemi Covid-19 yang perlu dipulihkan. Namun di sisi lain, pemerintah menaikan target PAD seolah kondisi ekonomi sudah normal dan bisa produktif.
Padahal, lanjutnya, hingga tersisa dua bulan ini, target PAD 2020 sebesar Rp100 miliar pun baru tercapai 50 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Lembata Paskalis Ola Tapobali yang juga Ketua TAPD pada kesempatan itu mengatakan, hingga saat ini memang realisasi PAD 2020 baru mencapai 50 persen. Namun, pemerintah tetap optimistis kembali.kenargwtkan PAD pada 2021 sebesar Rp100 miliar lebih.
Menurutnya, ada sejumlah potensi pendapatan yang bisa menyokong capaian target pendapatan dimaksud. Salah satunya dari penerimaan labuh tambat kapal BBM yang nantinya akan dipindahkan ke Pelabuhan Jober. Bupati, lanjutnya, menyurati menteri agar Jobwrdijadikan pelabuhan khusus.
Sehingga, diasumsikan jika kapal pengangkut minyak memuat 250 KL maka akan dipungut sebesar Rp100 per liter. Sehingga, dalam sebulan akan ada pemasukan dan jika labuh tambat dua kapal maka dalam setahun diperkirakan bisa memberikn aumbangsih sebesar Rp1,2 miliar.
Selain itu, lokasi pembuangan sampah yang selama ini sering dijadikan lokasi.oenxurian.matwrial pasir dan batu akan dijadikan kuari. Perizinan sedang diproses sehingga nantinya kuari tersebut bisa menunjang pendapatan daerah.
Sumber pendapatan lainnya yakni dari retribusi Wei Lai’n di Kedang yang saat ini sudah mulai beroperasi. Jika per rumah tangga dipungut Rp5.000 maka akan ada penerimaan yang bwsar untuk membantu mendongkrak PAD ditambah pemasukan dari PDAM yang segera dikelola manajemen yang baru yang mampu memberikan kontribusi positif untuk PAD.
Selain itu, terang Tapobali, penerimaan dari swab dan rapid test yang sudah dipersiapkan pun nanti akan menjadi sumber pendapatan baru.
“Target sepertinya bombastis. Dengan angka ini tidak mampu capai tapi masih juga berani target di 2021. Tapi dalam diskusi dengan OPD poinnya adalah beri anggaran kepada pimpinan OPD untuk keluarkan seluruh potensi, kreativitas sepanjang target potensial. Artinya potensinya ada bukan mengada ada,” tegas Tapobali.
Ia mengakui, penetapan target PAD demikian bukan karena belanja yang tinggi sehingga sengaja untik meperbesar target PAD. Tetapi karenaemang ada potensi untuk mencapai target yang diajukan.** (*/WN-01)).**