JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM-Kepala Biro Pembinaan dan Operasional Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Brigjen Pol Daniel Bolly Hyronimus Tifaona, SIK, M.Si., mengapresiasi terbitnya buku Membangun Tanpa Sekat. Buku diterbitkan Ata Lembata, grup WhatsApp sejumlah warga diaspora Lembata sedunia dalam rangka ikut memeriahkan HUT ke-21 Otonomi Lembata tahun 2020.
Menurut Boli Tifaona, sebagai putera daerah asal Desa Imulolong, Kecamatan Wulandoni, Lembata, Nusa Tenggara Timur, pihaknya menyambut baik inisiatif sejumlah penulis ikut merayakan HUT Otonomi Lembata bersama pemerintah dan masyarakat. Langkah ini tentu sangat baik dan produktif sebagai wujud penghormatan kepada para pejuang otonomi Lembata hingga menjadi sebuah daerah otonom yang saat ini sudah memasuki usia ke-21 tahun. Buku ini juga cara kecil mencintai kampung halaman melalui tradisi literasi.
“Meski masing-masing orang Lembata tinggal dan bertugas di tempat berbeda baik dalam maupun luar negeri, namun kita semua setia mengambil peran dengan cara kita masing-masing. Apalagi, kita tahu orang Lembata adalah tipikal masyarakat yang gemar membaca dan menulis. Buku ini sangat berharga karena diberi pengantar Menteri Komunikasi dan Infoormatika Republik Indonesia Pak Johnny G Plate dan Pak H. Sulaeman Hamzah, sesepuh sekaligus pejuang otonomi Lembata,” ujar Boli Tifaona di Bareskrim Mabes Polri, kawasan Trunojoyo, Jakarta. Demikian keterangan yang diterima dari Ansel Deri, editor dan penulis buku Membangun Tanpa Sekat di Jakarta Rabu, (18/11 2020).
Boli Tifaona, perwira polisi yang pernah menjabat Kaplores Kota Bekasi, Jawa Barat dan Kapolres Jakarta Utara lebih jauh mengatakan, perayaan HUT ke-21 Otonomi Lembata Tahun 2020 adalah momentum bersejarah yang patut disyukuri bersama. “Momentum HUT ini sekaligus ungkapan syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya melalui para pelaku sejarah kehadiran Lembata sebagai sebuah daerah otonom baru,” ujar Boli Tifaona, putera Alm. Brigjen Pol Drs Antonius Stefanus Enga Tifaona.
Perwira polisi yang sebagian besar tugasnya mengabdi di bidang reserse dan kriminal ini juga mengapresiasi jasa dan semangat para tokoh Lembata dan berbagai pihak yang berjuang keras mewujudkan kerinduan masyarakat agar Lembata menjadi daerah otonom tahun 1999. Salah seorang di antaranya adalah sesepuh NTT yang juga ayahanda terkasih, Anton Tifaona.
Selain itu ada sejumlah tokoh seperti Piter Boliona Keraf, H. Sulaeman L. Hamzah, Drs S.S. Betekeneng, Alex Murin, Alex Sonny Keraf, Piet Boli Warat, Jos Pattyona, Pius Kia Tapoona, Petrus Bala Pattyona, Siprianus Pletu Botoor, Saidi Beda, Petrus Olak Wutun, Gories Lewoleba, Vianey Burin, Paulus Doni Ruing, Saidi Beda, Thomas Ataladjar, Petrus Bala Pattyona, Petrus Tedu dan lain-lain yang tergabung dalam Delegasi Rakyat Lembata, yang berjuang sekuat tenaga hingga Lembata resmi menjadi sebuah daerah otonom.
“Saya menyambut baik buku yang digagas dua putera Lembata, Dr. Justin L Wejak, akademisi di The University of Melbourne, Australia dan Ansel Deri, jurnalis asal Lembata. Kiranya buku ini menjadi persembahan bagi kampung halaman tercinta. Semoga pula buku ini menjadi referensi bagi pemerintah, terutama generasi muda menyiapkan diri menjadi orang berguna bagi bangsa dan negara. Semoga Tuhan memberkati kita semua dan kampung halaman yang kita cintai,” ujar Boli Tifaona melalui komentarnya dalam buku itu.
Melbourne dan Pelita Harapan
Editor buku lainnya, Dr. Justin L. Wejak, akademisi di The University of Melbourne, Victoria, Australia, mengabarkan buku Membangun Tanpa Sekat segera menghuni Perpustakaan Universitas Melbourne. Buku tersebut sudah diumumkan pada 5 November 2020 di Newsletter Lembaga Studi Asia, Fakultas Humaniora, Universitas Melbourne, tempat beliau mengabdi sebagai dosen sejak 1999.
“Informasi yang saya terima pihak perpustakaan The University of Melbourne menyatakan minat mendapatkan beberapa eksemplar. Buku tersebut akan dipajang di Perpustakaan Universitas Melbourne. Tentu akan menjadi bacaan berharga para dosen dan mahasiswa yang ingin mempelajari atau mengetahui lebih jauh tentang Nusa Tenggara Timur, termasuk Lembata,” ujar Justin Wejak, dosen asal Baolangu, Nubatukan.
Sementara itu penulis lainnya, Dr. Thomas Tokan Pureklolon, pihaknya sudah menyerahkan dua eksemplar buku kepada bagian Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta. Selain itu, Thomas, yang juga pengajar Ilmu Politik UPH juga akan menyerahkan dua eksemplar di Perpustakaan UPH untuk menjadi bacaan dan sumber rujukan bagi para dosen dan mahasiswa.
“Awal Desember saya juga akan menyerahkan dua eksemplar kepada pengelola Perpustakaan Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia. Kita harapkan banyak dosen dan mahasiswa membaca gagasan dalam buku ini dan semakin mengenal lebih dekat Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Lembata,” kata Thomas Pureklolon, mantan guru SPG Kemasyarakatan Lewoleba, Lembata.**(WN-Karel Burin).**
Ket foto: Daniel Tifaona