LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM– Ribuan warga di dua kecamatan yakni Ile Ape dan Ile Ape timur kini mulai mengungsi ke Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata pada Minggu (29/11/2020) siang akibat erpusi gunung Ile Lewotolok yang mulai meningkat. Lahar panas dan batuan pun dimuntahkan membuat warga panik dan mengungsi ke kota Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara timur (NTT).
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Setda Kabupaten Lembata, Petrus Demong yang dikonfirmasi Warta Nusantara, Minggu, 29/11/2020, via Ponsel Seluler, membenarkan, saat ini banyak warga dari dua kecamatan yakni Ile Ape dan Ile Ape Timur mulai mengungsi ke kota Lewolba.
“Banyak warga sudah mulai mengungsi akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok yang semakin meningkat. Lahar panas, pasir dan batuan mulai dimuntahkan yang mengakibatkan kepanikan warga sehingga memutuskan mengungsi. Sementara Pemkab Lembata, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata juga tengah bergerak membantu orangtua, jompo dan bayi serta anak-anak untuk segera diungsikan,” ungkap Petrus Demong sembari mengatakan, pihaknya saat ini juga tengah menerima keluarga yang mengungsi ke kediamannya di Lewoleba.
Gunung Ile Lewotolok mulai menunjukan aktifitas erupsi sejak Jumat (27/11) lalu. Namun aktifitas erupsi Gunung Ile Lewotolok meningkat pada Minggu (29/11) pagi sekira pukul 09.45 WITA.
Kepulan asap tebal di puncak gunung membubung tinggi ke langit. Sebagian besar warga Ile Ape mulai mengungsi ke Kota Lewoleba. Warta tampak panik dan meninggalkan kampung mereka masing-masing menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
“Kami dengar ada ledakan pas keluar lihat asap sudah membubung tinggi. Saya panik dan langsung dengan sepeda motor ke Lewoleba. Sepeda motor saya sempat kehabisan bensin saya dorong. Beruntung ada yang kasih saya,” kata Ursula Deran, warga Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape.
Meski demikian, karena panik, Ursula meninggalkan anak-anaknya di Desa Watodiri. “Saya lagi cari anak-anak. Tadi saya panik sekali. Semoga mereka baik-baik saja, bapak-bapak tolong bantu kami,” kata Ursula.
Banyak warga yang tanpak panik. Beberapa di antaranya pingsan di depan RSUD Lewoleba. Sementara itu, pihak BPBD, Kepolisian dan TNI sudah tampak sudah bergerak ke dua kecamatan ini.
Hingga kini WN belum mendapatkan informasi resmi dari Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Badan Geologi KESDM . Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Lembata, Kanisius Making yang dihungi via telpon tidak mengangkatnya.
Informasi yang dihimpun Gunung Api Ile Lewotolok terakhir kali erupsi 100 tahun lalu .**. (BN/WN-01).**