Kotbah Minggu Penampakan Tuhan
(Hari Anak Misioner Sedunia)
Yes. 55:1-11; II. Ef.3:2-3a.5-6
Injil Mat.1:7-11
Oleh : Germanus S. Atawuwur
Alumnus STFK Ledalero, Maumere, Flores,NTT.
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM-Hari ini gereja sejagat memperingati pesta Penampakan Tuhan atau sering disebut juga Epifani. Dulu kita kenal dengan nama Pesta Tiga Raja, yang selalu dirayakan setiap tanggal 6 Januari. Hari ini juga kita memperingati Hari Anak Misioner Sedunia.
Perjumpaan Orang-Orang Majus dari Timur menambah barisan orang-orang yang datang menjumpai Yesus pasca kelahiran-Nya. Ketika mendengar kabar kelahiran Yesus dari para malaekat, yang datang berjumpa dengan Yesus adalah para gembala. Sesudah itu, berkat tuntunan Bintang, Tiga Raja itu datang menjumpai Yesus. Perjumpaan itu bukan sekedar pertemuan biasa, tetapi pertemuan untuk mengakui Kemuliaan Kerajaan Yesus sebagai pemimpin dan penyelamat manusia. Dengan kata lain, mereka datang untuk menyembah Dia. Sebagai bentuk penghormatan terhadap kemuliaan “Raja Baru”, mereka mempersembahkan kepada bayi Yesus persembahan yang mereka bawa: Emas, Mur, Dupa.
Siapakah orang majus itu? Sejatinya injil tidak pernah menyebut tiga raja. Apalagi menyebut dengan nama mereka: Gaspar, Melkior dan Baltasar. Yang tercatat dalam injil ialah bahwa mereka membawa tiga bahan persembahan: emas, kemenyan/dupa dan mur.
Tiga bahan persembahan inilah kemudian menumbuhkan gagasan bahwa ada tiga orang majus. Tiga orang majus, kemudian lebih dikenal dengan sebutan tiga raja berdasarkan tradisi Yahudi sebagaimana terlukis di dalam Mazmur 72:10, yang mengatakan bahwa:” Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan, dan kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba membawa upeti.” Berangkat dari tradisi Yahudi inilah maka orang majus itu disebut juga sebagai “Raja”. Maka kemudian disebutkan tiga raja dari Timur dengan nama mereka: Gaspar, Melkior dan Baltasar, yang sudah dikenal di kekaiseran Romawi sebelah Barat.
Mateus memasukan “Orang Majus” yang datang membawa persembahan kepada Yesus, memiliki dasar historis sebagaimana yang dikatakan oleh nabi Yesaya dalam bacaan pertama tadi:” Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong (Yes. 60:3-4).”
Tentang orang majus ini tak satu pun ahli tafir kitab suci mengidentifikasi mereka secara pasti. Orang Majus, dari bahasa Yunani Magos, berarti orang yang memiliki keahlian tertentu pada ilmu perbintangan, ilmu astrologi. Mereka biasanya juga berperan dalam bidang keagamaan. Mereka berasal dari Babilonia dan Persia, sekarang dikenal dengan wilayah Iran dan Irak Utara. Mereka mengkhususkan diri pada astrologi, ilmu kedokteran, dan ilmu pengetahuan alam. Kunjungan mereka terjadi pada saat usia Yesus sekitar 40 hari (bd. Luk 2:22).
Begitu mereka “bintang” mereka meyakini sebagai “ada sesuatu yang baik” yang muncul dari tanda itu. Sesuatu yang baik itu mereka yakini sebagai Seorang Raja Baru. Karena keyakinan mereka bahwa Ada Raja Baru yang baru saja lahir maka mereka mencari tempat tinggal Yesus tidak dengan tangan kosong. Mereka datang dengan upeti masing-masing. Mereka datang dengan membawa persembahan emas, kemenyan/dupa dan mur.
Tiga jenis persembahan ini memiliki arti tentang siapakah Raja yang Baru Lahir itu.
Dalam tradisi gereja awal, emas melambangkan kemuliaan. Jadi emas dilambangkan sebagai kedudukan Yesus yang mulia sebagai Raja. Kemenyan/dupa mengisyaratkan martabat ilahi dari Yesus sang Raja. Sedangkan Mur menyimbolkan kemanusiaan Yesus, yang bakal digunakan untuk merawat jenasah Yesus yang telah wafat untuk menebus dan menyelamatkan manusia.
Orang majus itu bukan orang Israel, mereka bukan orang Yahudi. Pesan penting dalam bacaan injil ini adalah bahwa mau mengatakan Yesus itu akan menjadi Raja tidak saja bagi orang Israel, melainkan juga menjadi raja seluruh bangsa, sebagaimana nubuat nabi Yesaya:” Bangsa-bangsaberduyun-duyun datang kepada terangmu,dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. (Yes.60:3)”
Pasal ini menubuatkan bahwa kemuliaan Tuhan akan datang di antara umat-Nya dan banyak bangsa akan datang kepada terang itu. Yesaya melihat kemuliaan Allah datang kepada Israel dan bangsa-bangsa lain datang kepada mereka untuk menerima terang dan keselamatan itu (bd. Yes 49:23); bangsa-bangsa ini akan membawa persembahan dari kekayaan mereka kepada Tuhan. Nubuat ini kemudian terpenuhi dalam injil Mateus tentang Kisah Orang Majus.
Gerakan orang Majus (yang bukan orang Israel, bangsa Yahudi), untuk melengkapi gerakan para gembala (orang-orang Yahudi) untuk menerangkan kepada kita bahwa: Yesus layak memperoleh penghormatan sebagai raja dari seluruh bangsa dan umat manusia di dunia, dan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi termasuk dalam rencana penebusan Allah, yang sudah sejak awal dirancang oleh Allah sendiri (bd. Mat 8:11; 28:19; Rom 10:12).
Begitu berjumpa dengan Yesus Sang Raja, mereka semua sangat bersukacita (Mat. 2:10).
Mateus dengan sengaja melukiskan perasaan sangat bersukacita bagi mereka semua yang datang menemui Yesus di palungan dengan meletakannya pada ayat kesepuluh. Mateus bukan secara kebetulan menempatkan perasaan sangat bersukacita pada ayat kesepuluh. Karena makna angka sepuluh menurut tradisi Yunani adalah Angka Sempurna. Maka lukisan sangat bersukacita pada ayat 10 sebenarnya Mateus penginjil mau menerangkan sekaligus meyakinkankan bahwa bertemu dengan Yesus Penyelamat Dunia bukanlah sukacita semu. Perasaan itu bukan pula sukacita palsu. Apalagi sukacita sesaat; tetapi perasaan ini adalah sebuah sukacita yang sempurna. Sebuah sukacita abadi. Sukacita yang tidak terbatas pada ruang dan waktu, melainkan, sukacita itu melampui batasan ruang dan waktu. Sukacita yang tiada batasnya. Sukacita model begini hanya bisa ada dalam diri seseorang sebagai pengikut Kristus apabila dia senantiasa bergerak dan terus bergerak mendekat untuk menjumpai Yesus, sebagai Satu-satunya Penyelamat Dunia kemudian ada dan tinggal bersama-Nya.
Gerakan para gembala datang menjumpai Yesus di kandang Betlehem dengan bantuan para malaekat dan gerakan orang-orang majus yang pergi mencari Yesus dengan bantuan bintang, sejatinya adalah Cara Tuhan sendiri untuk menggerakan hati orang Yahudi dan non Yahudi datang kepada Yesus untuk menyembah-Nya sebagai Raja Seluruh Bangsa, Raja Seluruh umat manusia. Inilah gerakan misioner. Gerakan misioner yang besar pada zaman Perjanjian Baru, yang sudah dimulai sejak awal kelahiran Yesus dan akan terus dilaksanakan hingga akhir zaman.
Inilah alasan biblis, Gereja kemudian menjadikan Hari Minggu Penampakan sebagai Hari Anak Misioner Sedunia. Anak-anak diajak untuk Datang Mencari Yesus. Anak-anak dihimbau untuk ”mempersembahkan” sesuatu yang berguna dari dirinya sendiri bagi kemuliaan Yesus. Anak-anak kemudian ada dan diam bersama Yesus, sebagai Alter Christi, Kristus yang lain.
Anak-anak pada akhirnya diajak untuk menjadi misionaris cilik untuk mewartakan tentang Yesus Kristus Sang Raja dengan caranya masing-masing.
Maka, tatkala kita semua tanpa kecuali, baik orang-orang dewasa maupun anak-anak merayakan Penampakan Yesus pada hari ini, hendaklah selalu menimbulkan sukacita yang amat sangat, karena kita telah berjumpa dengan Yesus, bahkan telah bersatu dengan-Nya melalui Tubuh dan Darah-Nya sendiri: sebagai puncak, sumber dan pusat sukacita kita. ***