Oleh : RD Antonius Prakum Keraf, Pr
Pastor Paroki Santa Bernadete Soubirous Pukaone, Dekenat Adonara Keuskupan Larantuka
ADONARA : WARTA-NUSANTARA.COM-Oase Kehidupan, Selasa: 05 Januari 2021|1Yoh. 4:7-10|Mzm. 72:2,3-4ab,7-8|Mrk. 6:34-44|Menghidupi harapan yang terlupakan|KADANG kita melupakan hidup penuh harapan di tengah bisingnya kesibukan sehari-hari! Allah telah menghidupkan harapan dalam diri kita ketika IA mengambil langkah pertama mencintai kita. Harapan itu tergenapi dalam diri Yesus sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita! (1Yoh. 4:10).
Yesus sendiri mengatakan, ‘Aku datang untuk melemparkan api ke bumi. Betapa aku mengharapkan api itu menyala! (Luk. 12:49). Hidup penuh harapan mesti berkobar dalam api cinta kasih di antara kita! Allah adalah kasih! Namun kita sering melupakan Dia ketika kita tidak saling menghargai satu sama lain! Kita melupakan harapan itu di tengah ingar-bingar kehidupan membangun dan mengumpulkan untuk diri sendiri! Kisah ‘orang kaya yang bodoh’ mengevaluasi dan mempertanyakan ‘Apakah kita sedang melupakan harapan untuk menjadi kaya di hadapan Allah dengan saling berbagi?’ (bdk. Luk. 12:13-21).
Pemazmur mengajak kita menghidupkan kembali harapan yang terlupakan dengan bertindak adil dan suka menolong orang miskin dan tertindas! Menjadi pejuang keadilan dan pembela kaum miskin merupakan pilihan untuk menghidupkan harapan yang terlupakan! (Mzm. 72:2,3-4). Oleh belaskasih-Nya, Yesus berjalan keliling menghidupkan harapan yang terlupakan ketika Ia memberi makan bagi yang lapar (Mrk. 6:34-44), menyembuhkan yang sakit (Mrk. 4:23-25), menghibur yang berduka (Yoh. 11:37-44). Apakah belaskasih kita selalu menjadi yang terdepan untuk menghidupkan harapan yang terlupakan? Sejauhmana saya menghidupi harapan yang terlupakan di tengah bisingnya kehidupan sehari-hari? (RD Antonius Prakum Keraf)*