ADONARA : WARTA-NUSANTARA.COM-Oase Kehidupan, Minggu Biasa II: 17 Januari 2021|1Sam. 3:3b-10,19|Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10|1Kor.6:13c-15a,17-20|Yoh.1:35-42|Tidak membiarkan firman Tuhan gugur |MEMBIARKAN, artinya ‘tidak menghiraukan’. Apakah kita memiliki kebiasaan membiarkan firman Tuhan gugur dari hidup kita? Gugur, ‘jatuh sebelum menjadi matang dan berguna’.
Imam Eli mendidik Samuel menjadi pendengar firman! “Berbicaralah ya Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengarkan” (1Sam.3:9). Pesan Imam Eli itu sekian menyatuh dalam hidup Samuel. Buahnya, Samuel menjadi pendengar hebat! Dia bukan orang yang suka membiarkan atau tidak peduli pada firman Tuhan! ‘Tidak satu pun firman Tuhan ia biarkan gugur dari hidupnya! Firman itu menjadi matang dalam hidupnya. Olehnya, orang mengatakan, ‘Samuel semakin besar dan Tuhan menyertai dia! (1Sam. 3:19).
Apakah saat ini orangtua mendidik anak-anaknya menjadi pendengar hebat dari firman Tuhan? Bukankah firman Tuhan menjadi jaminan penyertaan Allah dan kompas dalam hidup kita? Apakah anak-anak di rumah tidak suka mendengarkan orangtua atau membiarkan nasehat orangtua gugur dari hidup mereka? Menjadi pendengar hebat dari firman Tuhan berarti juga memiliki semangat menanti-nantikan Tuhan. Dia setia mengunjungi dan mendengarkan doa-doa orang benar! (Mzm. 40:2).
Menjadi pendengar firman berarti mengikat diri pada Tuhan, ‘menjadi satu roh dengan Dia’ (1Kor.6:17). Dengan demikian kita mengerti mengapa Allah menyertai dan melindungi Samuel, orang benar itu dalam hidupnya! Apakah di tengah pandemik covid-19 kita masih memiliki waktu untuk mendengarkan firman Tuhan? Yohanes pembaptis berhasil mendidik muridnya, Andreas, saudara Simon Petrus, menjadi pendengar firman yang hebat! Andreas kemudian membawa Simon Petrus kepada Yesus! (Yoh.1:35-42). Apakah kita menjadi pendengar firman dan membawa orang lain kepada Yesus? Sejauhmana saya menjadi pendengnar Firman dan mengalami penyertaan Tuhan dalam hidupku? (RD Antonius Prakum Keraf)