ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Nayubaya Bangga, Desa Berkembang, Bebas Stunting di Flores Timur

FLORES TIMUR : WARTA-NUSANTARA.COM-Desa Nayubaya, Kecamatan Wotan Ulu Mado, Kabupaten Flores Timur, (Flotim), Provinsi NTT terhitung salah satu desa Berkembang. Namun desa ini patut berbangga. Betapa tidak.  Ternyata, Desa Nayubaya di Adonara itu bebas dari stunting alias zero stunting.

Kepala Desa Nayubaya, Yohanes Lamen mengatakan, pada 2019, dari penimbangan yang diakukan di seluruh Posyandu, tak ada satu pun bayi atau balita yang stunting alias kerdil. “tidak ada . Kalau di Nayubaya, nol persen,” tandas Kepala Desa Nayubaya, Yohanes Lamen, Jumat, (05/03/2021).

Menurut dia, selain program kesehatan yang dilakukan pemerintah, ada satu kebiasaan masyarakat Nayubaya yang berpengaruh langsung ke tingkat kesehatan masyarakat dan balita. Masyarakat Nayubaya sangat gemar mengkonsumsi ikan, Daun Kelor dan sorgum“Pokoknya kalau di sini ikan, itu makanan keseharian,” katanya.

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Dia menjelaskan, motivasi kita di sini mulai dengan penanganan secara dini dari masa Remaja, remaja Putri dikasih tablet tambah darah untuk mencegah anemia, secara otomatis lalu Penanganan secara dini dan tepat cepat bagi ibu hamil Kek dengan pemberian PTM bumil Kek, biskuit Bumil kek dan pemantauan pemberian obat tambah darah secara teratur oleh tenaga nakes dan kader posyandu”katanya.

” dia menjelaskan, Penanganan Stanting melalui inovasi sahabat sehat ygmemantau seluruh bayi balita di lingkungan RT dan dusun masing-masing Kegiatan inovasi kami itu kegiatan metode “PMBA ( pemberian makanan tambahan )

RelatedPosts

” ia menjelaskan, Desa Nayubaya berbatasan langsung dengan  dari  Timur Batasan Desa Oyang Baran Barat Dengan Desa Samasoge, Selatan Air laut selat Solor, utara Desa Kawela  Desa Nayubaya berjumlah 578 Penduduk 142 kk Sekitar 30  persen warganya yang berjumlah 50-an orang berprofesi sebagai nelayan.

Sebab itu, konsumsi ikan menjadi kebiasaan turun-temurun. “Ikan itu sudah makanan wajib kalau di sini,” imbuhnya. Makanan berprotein tinggi itu menurut dia sangat berpengaruh besar ke tumbuh kembang anak. Kebiasaan konsumsi ikan menurun ke balita.

Namun begitu, ikan dia akui bukan satu-satunya rahasia Nayubaya bebas dari stunting. Sebab, jauh hari sebelum stunting menjadi program nasional, ibu hamil dan balita telah menjadi prioritas di desa berluas 389 hektare ini dengan geografis Kesehatan adalah salah satu prioritas pembangunan desa. “Waktu itu kita belum mengenal istilah stunting. Stunting itu kan ramai dua tahun ke belakang. Kita sudah fokus ke penanganan kesehatan balita dan ibu hamil,” ujarnya.

Beberapa program yang terus digenjot di antaranya, peningkatan fasilitas posyandu, poli kesehatan desa (polindes). Selain itu, melalui kader PKK dan Posyandu, pemdes juga rutin melakukan sosialisasi pola hidup sehat dan pengetahuan tentang makanan bergizi. “Tahun ini kita menganggarkan Rp 21.600.000 juta untuk stunting,” ungkapnya. **(WN-PP).**

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *