SOLOR BARAT : WARTA-NUSANTARA.COM-Untuk mengatasi penderita gizi buruk, Pemkab Flores Timur, Nusa Tenggara Timur melalui pemerintah desa mendistribusikan Program Makanan Tambahan (PMT) dan optimalisasi dana desa untuk kesehatan.
Seperti pantauan media di Desa Ongalereng Kecamatan Solor Barat Senin (08/21), program PMT ini sudah mulai dilakukan sejak Tahun 2015 dengan melakukan tindakan kesehatan masal di Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes) Ongalereng.
Bidan Puskesdes Desa Ongalereng Rofina Antonia saat ditemui di sela-sela kegiatan, mengakui saat ini melakukan berbagai upaya kegiatan untuk ibu dan anak yang ditemukan mengalami gizi buruk dan gizi kurang, melalui pemberian PMT dan vitamin. Yaitu Gizi Buruk nya 4 orang anak, Gizi Kurang nya 21 orang anak “Saat ini ada 25 balita penyandang gizi buruk di desa kami yang sudah mendapatkan paket PMT ini dalam biskuit makanan tambahan Balita Paket Program Makanan Tambahan atau PMT ini akan diberikan selama tiga bulan. Dan selama itu kami akan terus memantau. Jika kondisi sudah membaik, maka paket PMT tersebut akan dialihkan kepada bayi atau balita lainnya yang mungkin terkena gizi buruk,” ujar Rofina Dia menambahkan puskesdes ini sangat serius mengatasi masalah stunting.”Ini sesuai program bupati
Saat ini kami melakukan kegiatan penimbangan tidak masal lagi mengingat Covid 19 di Flotim semakin meningkat sehingga kami gunakan pake Shif pemberian vitamin A, dan melakukan penjaringan terhadap setiap bayi dan balita yang mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk.
Dari temuan itu kami memberikan paket PMT untuk tiap hari satu paket. Isinya multi vitamin A, Vitamin B, Vitamin E, susu, kacang padi dan biskuit susu,” sambungnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Ongalereng Blasius Puan Sogen, juga menyampaikan di Desa ini berjumlah 1.111 Penduduk dan 249 KK, keseriusan kami pemerintah desa terhadap angka gizi buruk stunting yang terjadi di desa ini, Desa kami penyumbang Angka stunting tertinggi di Kecamatan Solor Barat, maka dengan itu kami mengalokasikan anggaran desa untuk bidang kesehatan, termasuk anggaran untuk mengatasi angka stunting di desa ini.
“Untuk tahun ini kami telah mengalokasikan anggaran dari desa sebesar Rp.38.640.000 juta untuk alokasi pencegahan stunting Dengan perinciannya PMT penyuluhan Rp20.640.000, Pemulihan Rp.7.200.000 dengan KEK ( kekurangan Energi Kronis ) Rp.10.800.000 Hal ini merupakan keseriusan kami menindaklanjuti program bupati menekan angka stunting di daerah ini. Sehingga harapan kami angka stunting di desa kami pun dapat turun bahkan bisa hilang dari desa kami, kami akan targetkan Desa kami ” pungkas Sekdes Blasius.
Selain itu, pemerintah desa bersama tim medis di desa juga gencar melakukan sosialisasi kepada warga desa di setiap kesempatan. Baik melalui pertemuan desa ataupun ke rumah-rumah warga untuk menghimbau kepada setiap keluarga untuk mulai membiasakan diri dengan pola hidup sehat **(WN-PP).**