Oleh : Thomas Krispianus Swalar
Guru SMAN 1 Nagawutung, Lembata
Tarian HOIT NALE upaya kreatif dari tangan tangan nan lembut, mengingatkan, melestarikan dan mempromosikan salah satu aset wisata yang ada di Mingar ( Desa Pasir Putih) Kecamatan Nagawutung kabupaten Lembata NTT.
Sejalan dengan Program Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata, menjadikan Pariwisata sebagai sektor unggulan.
Upaya promosi dan kegiatan kegiatan, gencar dilakukan untuk mendukung program Pemerintahan daerah ini.
Peningkatan jalan menuju daerah daerah pariwisata terus dilakukan pemerintah.
Khusus di Kecamatan Nagawutung, jalur pantai yang langsung bersentuhan dengan aset aset pariwisata terus dilakukan pemerintah.
Sebut saja beberapa aset pariwisata yang berada di kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata, Pantai Mingar= pantai pasir putih dan Penangkapan Nale, Tambak garam di Desa Lolong dengan sajian pantai yang menakjubkan, Tempat Pemandian Konga, yang berada di Desa Tewaowutung menyajikan tempat pemandian yang sangat indah dan mempesona, selain beberapa aset pariwisata yang sudah terjamah ini masih ada beberapa tempat yang kalau di lirik dan dikelolah secara baik akan melengkapi keindahan alam yang ada di Kecamatan Nagawutung kabupaten Lembata.
Tentu saja semua ini bisa dilakukan oleh pemerintah daerah tetapi tentu butuh waktu.
Untuk menunjang Program Pemerintah Daerah yang menjadikan Pariwisata sebagai sektor unggulan, masyarakat yang ada di wilayah- wilayah ini perlu peran sertanya dalam menyukseskan program ini
Dibutuhkan kecerdasan dalam membaca peluang yang sudah ditawarkan oleh pemerintah daerah ini, kalau masyarakat pro aktif maka dengan sendirinya ekonomi masyarakat yang berada di daerah – daerah pariwisata ini akan terus meningkat.
Salah satu upaya dalam mempromosikan daerah Pariwisata Mingar adalah lewat Tarian HOIT NALE.
Tarian HOIT NALE, mengisahkan bagaimana cara penangkapan Nale di Mingar Desa Pasir Putih Kecamatan Nagawutung kabupaten Lembata.
Tarian HOIT NALE memiliki beberapa pola lantai, yang dikemas apik untuk menggambarkan kepada khalayak umum tentang penangkapan Nale.
Pola laintai yang pertama adalah Ritual magis dari para tetua yang menjadi pewaris ritual memberi makan Nale.
Pada tulisan terdahulu penulis, Nale, Ritual dan Icon Pariwisata menggambarkan bahwa ritual magis dimulai dari KOKER ( tempat keramat,tempat khusus yang menjadi tempat pertemuan bagi yang progam dan yang tak kasat mata).
Ini merupakan pola lantai yang pertama, pola lantai yang kedua adalah saat Nale akan datang, para tetua atau disebut pemilik Nale pergi melihat lihat di sekitar pantai, untuk ritual ini tetua biasa menggunakan sejenis obor yang dalam bahasa daerah setempat di sebut kung ( seberkas daun lontar/ daun kelapa yang diikat
Pola lantai yang ketiga adalah HOIT NALE, pada saat tetua atau Pemilik Nale meneriakan DULI GERE, semua orang yang berada di pesisir pantai akan beramai ramai turun ke laut untuk mengambil Nale dengan bersama meneriakan DULI GERE secara berulang ulang. Pola ini adalah pola puncak dari Tarian HOIT NALE.
Pola terakhir adalah ungkapan kegembiraan sambil membawah pulang hasil tangkapan Nale ke rumah masing-masing untuk selanjutnya dikelolah menjadi sajian menarik yang siap dinikmati.
Perlu diketahui bahwa Tarian HOIT NALE ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Lembata lewat event yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata setiap tahunnya.
Tarian HOIT NALE juga pernah di pentaskan di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014, ini kerja sama Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata dengan Sanggar Seni Gelekat Lewo SMAN 1 Nagawutung Loang.
Tarian ini juga terus dipoles dan di kreasikan oleh seniman seniman lokal Kabupaten Lembata, dan seringkali dipentaskan baik di tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi.
Penulis meyakini usaha keras dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata ini kini di rasakan dengan geliat ekonomi masyarakat.
Taan Oneket Tou Gelekat Lewotanah Lembata menuju masyarakat sejahtera.
Rumahku
Loang,07 Maret 2021