MAPPI, WARTA NUSANTARA- Bupati Merauke, Romanus Mbaraka melakukan kunjungan ke Kabupaten Mappi. Kunjungan kerja tersebut, sehubungan dengan beberapa agenda penting yang hendak dibahas bersama.
Keberangkatan Bupati Mbaraka Jumat (19/3/2021), didampingi Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Merauke, Ruslan Ramli serta beberapa stafnya, juga Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Dominikus Ulukyaan.
Disaksikan Warta Nusantara, setelah tiba di Bandara Keppi, Bupati Mbaraka disambut Wakil Bupati Mappi, Jaya Ibnu Su’ud serta Sekda setempat, Gregorius Tuantanah serta sejumlah pejabat lain. Sedangkan Bupati Mappi, Christosimus Agawemu tak sempat hadir, lantaran sedang ada urusan penting lain.
Wakil Bupati Mappi, Jaya Ibnu Su’ud dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada Bupati Merauke bersama rombongan yang telah datang di Kepi, Kota sejuta rawa untuk berdiskusi tentang sejumlah hal.
“Pak Bupati Mappi sedang ada kegiatan lain, sehingga tak sempat hadir. Tetapi hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan ini, akan kami sampaikan secara langsung,” katanya.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam sambutannya mengatakan, khusus tentang daerah perbatasan dua kabupaten ini, perlu dibicarakan dan didiskusikan bersama.
“Perlu saya sampaikan bahwa pemekaran tiga kabupaten yakni Boven Digoel, Mappi serta Asmat beberapa tahun silam, saya termasuk salah satu tim pemikir dan pencetus. Sehingga ketiga kabupaten telah otonom dan menjalankan roda pemerintahan masing-masing,” katanya.
Dijelaskan, soal kesepakatan wilayah yang dibicarakan ketika itu, bertepatan dengan pemekaran tiga kabupaten adalah dengan pendekatan alam serta kultural maupun wilayah pemerintahan.
Jadi, lanjut Bupati Mbaraka, dari pada ribut di Departemen Dalam Negeri (Depdagri), lebih baik dibicarakan dengan baik terlebih dahulu disini sebelum jalan. “ Olehnya saya datang ke Mappi untuk kita satu hati dulu,” ujarnya.
Ditambahkan, dari paparan yang disampaikan Depdagri, telah menentukan masing-masing koordinat. Dari beberapa koordinat itu, terdapat kegiatan pembangunan baik oleh Pemkab Mappi maupun Merauke. Dari situ adanya tarik menarik.
“Memang saya hanya bawa beberapa pejabat. Nanti kalau sudah ada kesepatakan bersama baru kita undang masyarakat maupun pemangku adat untuk dibicarakan kembali ,” katanya.
Khusus wilayah di Maam yang kini menjadi area perkebunan kelapa sawit disana, jelasnya, saat menjabat Bupati Merauke 2011-2016, telah diselesaikan dan masyarakat yang bicara disana adalah dari Kampung Nakias serta Tagaepe, Distrik Ngguti sebagai pemilik ulayat. (WN-kobun)