ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

YOSEF, BAPA YANG TERSEMBUNYI (Kotbah Hari Raya St. Yosef)

Oleh : Germanus S. Atawuwur

Alumnus STFK Ledalero, Flores, NTT

Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih dalam Kristus,

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM-Hari ini kita merayakan Pesta Santu Yosef. Kurang lebih 151 tahun silam, Beato Pius IX menetapkan Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Universal pada tanggal 8 Desember 1870, bertepatan dengan Pesta Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa. Kemudian Paus Pius XII menggelari Santu Yusuf sebagai Pelindung Pekerja dan sesudahnya Paus Yohanes Paulus II menghormatinya sebagai Penjaga Sang Penebus.  Tepat tanggal 8  Desember 2020 silam, di tengah mewabahnya pandemi corona virus di seluruh dunia, Paus Fransiskus mengeluarkan Surat Apostolik yang disebutnya sebagai Patris Corde (Dengan Hati Seorang Bapa), dan mencanangkannya sebagai Tahun Santu Yosef, yang dimulai dari tanggal 8 Desember 2020 hingga 8 Desember 2021.

Paus  Fransiskus tidak berhenti dengan mengeluarkan Surat Aposolik itu. Agar Tahun Santu Yosef memiliki relevansinya dengan Keluarga maka pada tanggal 19 Maret 2021, tepatnya hari ini, Paus Fransiskus meluncurkan Proyek Pastoral Tahun KELUARGA  AMORIS LAETITIA ( Kegembiraan Cintakasih Keluarga). Tahun Kegembiraan Cintakasih Keluarga ini dimulai pada Hari Raya Santu Yusuf hari ini dan akan berakhir pada tanggal 22 Juni 2022 bertepatan dengan pertemuan Keluarga-Keluarga Sedunia  dengan Sri Paus di Roma. Tahun Keluarga Amor Laetitia ini dideklarasikan untuk memperingati lima tahun publikasi ajakan aposolik tentang Amoris Laetitia, tentang Keindahan dan Sukacia Kasih Dalam Keluarga.

RelatedPosts

Tujuan dari deklarasi tahun khusus Keluarga Amor Laetitia ialah untuk memberikan kepada Gereja kesempatan untuk merefleksi dan mendalami ajakan apostolik  Amor Laetitia agar dapat merasakan kekayaannya secara konkret bahwa Keindahan dan Sukacita Kasih Keluarga adalah juga kegembiraan  dari Gereja (AL, nomor 1).   

Berkenaan dengan deklarasi Tahun Keluarga Amoris Laetitia yang bertepatan  dengan Hari Raya santu Yosef yang kita rayakan hari ini, kita mendengar injil tentang Yosef yang taat pada kehendak Allah sebagaimana dilukiskan dalam injil hari ini. Bahwa Maria telah mengandung sebelum mereka resmi menjadi suami istri. Pada mulanya Yosef tidak tahu bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus. Karena dia seorang yang tulus hati maka dia mempertimbangkan untuk tidak boleh mencemarkan namanya sehingga dia mau menceraikannya secara diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.”

Santu Yosef, tentu yang adalah salah satu keturunan Abraham sebagaimana digambarkan dalam bacaan II, dilukiskan oleh injil hari ini sebagai Bapa yang tulus hati dan yang taat pada kehendak Allah, yakni mengambil Maria sebagai istrinya.  Patuh dan taatnya Santu Yosef  untuk mengambil Maria sebagai istrinya dapat dikatakan sebagai Viatnya Santu Yusuf.

Paus mengajak kita merefleksikan bahwa selain viat Maria, ada pula ‘viat Yosef’. Ia taat pada kehendak Tuhan. Maria telah mengatakan janji kesetiaanya pada Tuhan: “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu,” demikian pula Yosef memperlihatkan viatnya sebagai ayah Yesus. Dan Yesus sendiri pun pada saat di taman Getsemani, menyatakan viat-Nya kepada Allah Bapa: ‘Bukan karena kehendak-Ku melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” 

 Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, pertanyaan kita adalah apa hebatnya Santu Yosef hingga Pemimpin Gereja Katolik  segala masa, tak terkecuali Paus Fransiskus begitu menghormati Santu Yosef dan memberikan tempat istimewa di hati umatnya?

Karena bagi Paus Fransiskus, Santo Yosef adalah figur yang cocok bagi Gereja dan situasi dunia, dewasa ini. Dia sebagai model orang yang bekerja di belakang layar demi kepentingan dan keselamatan umat manusia. Di masa pandemi korona ini, orang-orang biasa seperti dokter, perawat, guru, pekerja publik, dan para relawan, mendedikasikan hidupnya bagi keselamatan umat manusia. Mereka itu tidak menjadi headline berita di media, namun tulus mengabdi dan melayani. Itulah contoh aktual figur St. Yosef: Ia seorang ayah dan pekerja yang tulus. Ia melindungi Maria dan Yesus demi keselamatan umat manusia. Tanpa banyak tampil, ia turut dalam karya keselamatan Allah. Krisis karena pademi corona menantang kita berbela rasa seperti Yosef yang saleh.

Selain segbagai orang yang taat, santu Yosef juga memiliki keutamaan-keutamaan sebagaimana yang direfleksikan oleh Sri Paus Fransiskus dalam Surat Apostolik Patris Cordis. Yosef adalah seorang 1] bapa penuh kasih. Ia mendedikasikan status dan hidupnya demi Keluarga Kudus. Yusuf juga adalah 2] bapa yang lembut dan penuh cinta. Sebagai ayah ia melindungi anaknya dengan penuh kasih dan kehangatan. Yosef adalah 3] seorang bapa yang siap menerima. Ia menerima Maria dengan tulus hati. Ia percaya pada kata-kata Malaikat Tuhan. Ia figur seorang pria yang menghormati perempuan. Ia tak mau mempermalukan Maria. Ia pria yang bukan hanya berpikir logis, tetapi terutama bertindak sensitif. Yosef memberi teladan bagi kita untuk melawan kekerasan bagi perempuan.

Yosef digambarkan pula sebagai 4] bapa yang berani dan kreatif. Dia tidak lari dari kesulitan. Dalam situasi sulit, ia berani memilih tindakan yang bukan menurut pilihannya sendiri. Dalam situasi dilematis ia menjadi ‘mukjizat’ bagi keselamatan Maria dan anak Yesus. Ketika tidak ada tempat bagi Maria di Betlehem, Yosef menyediakan palungan yang nyaman.

Paus juga menghormati Santu Yosef sebagai figur 5] seorang bapa pekerja. Yosef adalah seorang tukang kayu. Ia bekerja keras menghidupi Keluarga Kudus. Ia adalah pelindung para pekerja. Paus Leo XIII dalam Ensiklik Rerum Novarum merefleksikan peran Yosef sebagai pekerja. Di Tahun Santo Yosef ini kita patut berdoa dan menghormati para pekerja yang mendedikasikan hidupnya bagi umat manusia.

Akhirnya Paus Fransiskus menggambarkan figur Yosef sebagai 6] bapa tersembunyi. Figur Yosef sebenarnya menampilkan sifat Allah Bapa sendiri yang selalu mengasihi Anak-Nya secara tak kelihatan. Relasi Yesus dan Yosef adalah bayangan dari relasi Yesus dengan Bapa-Nya di surga. Yusuf adalah figur penyertaan Bapa dalam seluruh hidup Yesus Putra-Nya di dunia.

Mengakhiri kotbah ini, saya mengutip Doa Paus Fransiskus untuk menghormati santu Yosef:

“Salam, Penjaga Sang Penebus,
Mempelai Santa Perawan Maria.
Kepadamu Allah mempercayakan Putra-Nya yang tunggal;
di dalam dirimu Maria menaruh kepercayaannya;
bersamamu Kristus menjadi manusia.
Santo Yosef, kepada kami juga,
perlihatkan dirimu seorang bapa
dan bimbing kami di jalan kehidupan.
Perolehkan bagi kami rahmat, belas kasih, dan keberanian,
serta lindungi kami dari setiap kejahatan. Amin.”

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *