MERAUKE, WARTA NUSATARA– Kurang lebih tiga minggu setelah dilantik oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe awal Maret lalu, Bupati-Wakil Bupati Merauke, Romanus Mbaraka-H. Riduwan langsung tancap gas bekerja mulai dari pelayanan kepada masyarakat, penataan kembali birokrasi hingga menekan tingginya pasien covid-19.
Salah satu konsentrasi dilakukan guna menekan penularan covid-19 adalah rapid antigen maupun vaksinasi kepada aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Merauke maupun instansi vertikal lain.
Saat ditemui Warta Nusantara Sabtu (20/3/2021), Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengatakan, setelah mengetahui jumlah kasus covid-19 terus bertambah, pihaknya menginstruksikan kepada Sekretaris Dinas Kesehatan setempat, dr. Nevil Muskita melakukan rapid antigen maupun vaksinasi kepada semua ASN di lingkungan pemkab.
“Instruksi saya ditindaklanjuti dokter Nevil bersama tenaga medis dengan melakukan rapid antigen serta vaksinasi. Hasilnya puji Tuhan, jumlah kasus covid-19 dari waktu ke waktu mengalami penurunan,” ujarnya.
Awalnya pada bulan Maret lalu, jumlah pasien covid-19 menembus angka 113. Jumlah itu yang menjalani perawatan di RSUD Merauke maupun karantina di Hotel Asmat. Namun kini turun dan tersisa 47 kasus.
Lebih lanjut Bupati Mbaraka mengatakan, pelaksanaan rapid antigen maupun vaksinasi sampai hari ini terus berjalan. Setelah hampir semua ASN di lingkungan Pemkab Merauke sudah selesai, sedang dilakukan di kalangan para guru dari jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK.
“Bahkan saya telah mendapat laporan dokter Nevil, kalau tadi pagi pelaksanaan vaksinasi dilakukan di Pasar Wamanggu terhadap pedagang maupun masyarakat yang datang berbelanja,” ungkapnya.
Selain itu, jelas Bupati Mbaraka, kegiatan lain dilakukan adalah penataan kembali birokrasi, termasuk pendataan tenaga honorer di lingkungan pemerintah setempat yang jumlahnya ‘membengkak’ dalam lima tahun terakhir.
“Memang harus ditertibkan, karena dari laporan yang saya terima, banyak tenaga honorer diangkat dengan SK kepala dinas, kepala bagian hingga kepala seksi. Ini sangat irasional dan tak masuk akal,” tegasnya.
Hal lain yang tengah dibenahi dan telusurinya adalah penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Merauke selama ini. Karena dari data didapatkan, dana perjalanan dinas pejabat ke Jawa atau sejumlah daerah lain, hingga luar negeri sangat besar.
“Bayangkan saja, dalam satu tahun, anggaran yang digunakan untuk perjalanan dinas sampai 200 miliar lebih. Padahal zaman saya memimpin 2011-2016, hanya sekitar 86 miliar,” ujarnya.
“Tidak tahu apa hasil didapatkan dari dana ratusan juga yang digunakan pejabat untuk bepergian. Hasilnya nihil setelah mereka pulang. Pembangunan tak berjalan maksimal dan hidup rakyat menjadi tambah susah,” kritiknya.
Secara terpisah Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevil Muskita mengakui jika dengan dilakukan rapid antigen serta vaksinasi selama kurun waktu tiga minggu terakhir, terjadi penurunan angka pasien covid-19.
“Betul bahwa kami hari ini mendatangi Pasar Wamanggu sekaligus melakukan vaksinasi terhadap pedagang yang berjualan disana, termasuk sejumlah pengunjung. Untuk jumlah yang mengikuti vaksinasi, masih dihitung. Nanti akan saya sampaikan,” katanya.
Ditambahkan, data hari ini yang diterima dari RSUD Merauke, jumlah pasien positif covid-19 baik ringan, sedang maupun berat yang sedang menjalani peratawan di rumah sakit maupun karantina di Hotel Asmat tersisa 47 orang.
Meskipun terjadi penurunan, namun terjadi penambahan satu lagi yang meninggal akibat covid-19 tadi siang sekitar pukul 11.30 WP. Sehingga total meninggal dunia mencapai 46 orang.
Penambahan satu kasus meninggal itu yakni wanita usia 21 tahun, rujukan dari Rumah Sakit Angkatan Laut dengan kondisi tidak sadar dan saturasi 02 menurun. Setelah meninggal, dilakukan swab jenasah serta pemeriksaan TCM. Ternyata hasilnya positif covid-19. (WN-kobun)