MERAUKE, WARTA NUSANTARA– Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mendadak mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat Senin (22/3/2021) sekitar pukul 13.00 Waktu Indonesia Timur (WIT).
Kedatangan orang nomor satu itu tidak lain bertemu Direktur RSUD Merauke, dr. Yenni Mahuze sekaligus meminta alat test Polymerase Chain Reaction (PCR) segera difungsikan atau digunakan untuk mendeteksi pasien apakah positif covid-19 atau tidak.
Kepada sejumlah wartawan, Bupati Mbaraka mengatakan, pihaknya datang di rumah sakit, semata-mata meminta alat tes PCR dimanfaatkan. Dengan dimanfaatkan secara kontinyu, orang yang meninggal bisa langsung dideteksi sekaligus diketahui hasilnya apakah covid-19 atau tidak. Sehingga tidak menimbulkan keributan dari pihak keluarga.
“Kita tahu bersama bahwa PCR adalah satu-satunya mesin di Indonesia yang dapat membuktikan seseorang apakah positif covid-19 atau tidak. Lalu dengan mesin ini, dapat dimanfaatkan mendeteksi orang tanpa gejalah (OTG) secara dini,” ungkapnya.
Direktur RSUD Merauke, dr. Yenni Mahuze mengaku, sebenarnya mesin PCR sudah bisa dimanfaaatkan atau digunakan, hanya ditakutkan rusak. Lalu belum dimanfaatkan, karena masih menunggu teknisinya datang sekaligus memberikan pelatihan kepada petugas.
Mesin tersebut, dalam sehari dapat mendeteksi sampai 96 sampel orang. Lalu hasilnya dalam tiga jam sudah dapat diketahui apakah positif terkonformasi covid-19 atau tidak.
“Kalau ada yang negatif, perlu dilakukan konfirmasi kedua dengan peralatan dimaksud. Memang manfaat sangat besar ketika alat PCR segera dioptimalkan untuk mendeteksi pasien,” ungkapnya.
Ditambahkan, selama ini, pihak RSUD melakukan pemeriksaan cepat atau tes cepat molekul (TCM) untuk mengetahui seseorang positif covid-19 atau tidak. Biasanya TCM dilakukan dalam kurun waktu dua jam guna mengetahui seseorang terkonfirmasi atau tidak. (WN-kobun)