MERAUKE, WARTA NUSANTARA– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke harus membicarakan secara baik terlebih dahulu dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Merauke, sehubungan dengan syarat penyerapan kualitas atau mutu beras dari petani.
Hal itu disampaikan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka kepada Warta Nusantara Rabu (24/3/2021). “Memang beberapa hari lalu, saya telah memanggil Kabulog Merauke sekaligus meminta agar spec beras diturunkan, sehingga tidak menyusahkan petani,” ujar bupati.
Hanya saja, lanjut Bupati Mbaraka, Kabulog akan melakukan komunikasi secara berjenjang ke provinsi hingga pusat terlebih dahulu. Jika sudah ada kepastian, pasti ada pemberitahuan.
Dikatakan, dari penjelasan Kabulog dalam tatap muka itu, disampaikan kalau Bulog Merauke siap menyerap beras petani tahun ini sebanyak 30.000 ton. “Saya memberikan respon positif, namun persyaratan yang berkaitan dengan kualitas beras, perlu diturunkan,” ungkapnya.
Bupati Mbaraka kembali menegaskan, kalau permintaan pemerintah menurunkan spec tak diresponi, sudah pasti akan dicari alternatif lain membuka pasar di tempat lain.
“Komitmen saya bersama Pak Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan adalah harus menyerap semua beras petani. Karena pengalaman 2020, banyak gabah petani menumpuk dan tak bisa dibawa ke tempat penggilingan,” ungkapnya.
Sementara persyaratan beras yang dibeli Bulog Merauke dari petani selama ini yakni harus memenuhi tingkat kadar air maksimal 14 persen, broken 20 persen serta menir 2 persen.
Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan mengaku saat ini petani sedang memanen gabah musim rendengan (tanam pertama). Sehingga dipastikan gabah mereka dalam satu atau dua bulan kedepan, sudah dijemur dan digiling.
“Kita harapkan Bulog Sub Divre Merauke menyerap beras petani sebanyak-banyaknya,” pinta wabup. (WN-kobun)