LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lembata, Petrus Kanisius Payong, SH., M.Hum mengatakan, Pemkab Lembata telah menyiapkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dengan lokasi di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata. TPA tersebut telah difungsikan sejak awal Maret 2021 lalu. Karena itu, masyarakat diingatkan untuk tertib membuang sampah pada tempatnya.
Petrus Kanisius Payong, mantan Kasat Pol PP Kabupaten Lembata lebih lanjut menjelaskan, TPA dengan sistem pengelolaan sanitary landfill ini memiliki keluasan 1.000 m3 untuk pengolahan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sesuai Undang-Undang 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.
TPA yang diserahterimakan tahun 2016 oleh Pemprov NTT kepada Pemkab Lembata tersebut butuh waktu cukup lama hingga kini mulai beroperasi. Meskipun sudah digunakan, akses jalan masuk menuju lokasi TPA masih belum selesai dikerjakan.
“TPA Desa Waijarang selama ini belum terpakai sejak dibangun tahun 2016 lalu, kendalanya pada akses jalan masuk menuju lokasi, memang secara bertahap sudah dikerjakan”, tutur Petrus Kanisius Payong, mantan Kepala BPBD Lembata, Jumat, 26/3/2021.
“Sekarang DLH sudah manfaatkan sekitar 2 minggu yang lalu sebagai tempat pemrosesan akhir, sehingga kita harapkan agar masyarakat Lewoleba dapat membuang sampah pada tempat-tempat yang sudah disiapkan untuk kemudian diangkut ke TPA Waijarang” ujar mantan Ajudan Bupati Andreas Duli Manuk
Ditanya lanjut kendala yang masih dihadapi, Kanis Payong menjelaskan kalau akses jalan sekitar 700 m perlu segera dibenahi.
“Kita berharap akses jalan masuk sekitar 700 m yang belum diaspal dapat dikerjakan. Dalam musrenbangcam 2022 memang sudah disampaikan, namun hal ini merupakan kepentingan mendesak apalagi sudah sangat lama maka kami harapkan segera ditangani sehingga tidak mengganggu aktivitas apalagi di musim hujan nantinya”, harap Payong.
Dilanjutkannya “Untuk mobil arm roll hanya 1 unit , dumptruck 2 unit, dan ada becak motor (bentor) sampah yang ada di setiap kelurahan itu bertugas angkut sampah setiap hari dari rumah-rumah warga kemudian di tampung di kontainer sampah yang tersebar di 9 titik dalam kota Lewoleba”.
“Karena jarak yang cukup jauh menuju TPA, sehingga kita berharap ada penambahan unit armada angkutan. Setiap hari kita monitor kontainernya penuh terus akibat volume sampah masyarakat setiap harinya juga tinggi”.
“Kemudian kita juga minta di rumah sakit maupun klinik atau faskes lain agar sampah medisnya dipisahkan jangan digabung dalam kontainer karena itu masuk limbah B3 infeksius. Kami temukan ada juga sampah-sampah seperti botol infus, spuit suntik, masker” terangnya.
Dirinya menambahkan dengan beroperasinya TPA Waijarang maka TPS yang berada di koligleteng maupun lokasi pembuangan sampah di belakang panti asuhan taruna harapan sudah ditutup.
“TPS di koligleteng dan belakang Panti Asuhan sudah ditutup. Kita harapkan masyarakat yang secara mandiri masih membuang sampah agar menyesuaikan dengan ketentuan. Jangan juga membentuk TPS liar seperti di kebun-kebun orang atau dipinggiran jalan, karena kita mau kota Lewoleba ini bersih, jadi kesadaran itu yang perlu ditingkatkan” harap Petrus Kanisius Payong. **(*WNTT/WN-01).**