ADONARA : WARTA-NUSANTARA.COM-Oase Kehidupan, JUMAD AGUNG : 2 April 2021|Yes. 52:13-53: 12|Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25|Ibr. 4: 14-16;5:7-9|Yoh. 18:1-19:42|Salib Tuhan: sumber kekuatan dan pengharapan Generasi baru|Konsentrasi Keluarga Katolik dalam Aksi Puasa Pembangunan tahun ini di Keuskupan Larantuka, yaitu ‘menciptakan generasi baru’. Wajah generasi baru macam apakah yang menjadi harapan kita?
Yesaya melukiskan wajah generasi baru dalam wajah hamba Tuhan yang menderita. Ia menderita bukan karena Ia melakukan kesalahan melainkan supaya Ia dapat melihat cahaya kebangkitan dan hidup baru di balik semua derita dan pengorbanan-Nya! Ada seorang anggota DPR RI saat ini dulu di SMA mengalami penghinaan dari teman-temannya sebagai orang miskin. Banyak orang sukses dapat melihat ke belakang berapa banyak derita telah mereka lewati untuk melihat cahaya hari ini! (Yes. 52:13-53: 12) Apakah orangtua Katolik tengah mempersiapkan generasi baru untuk taat dalam derita dan banyak kesulitan agar dapat melihat cahaya masa depan? Banyak anak tidak tahan menghadapi kesulitan, tidak dapat mengurus diri sendiri karena orang tua tidak menciptakan kesempatan bagi mereka untuk belajar menghadapi kesulitan dari dalam keluarga! Generasi baru dapat tahan dalam banyak kesulitan karena berlindung pada Tuhan! ‘Besarlah hatimu dan tabahlah kamu semua yang berlindung pada Tuhan’ (Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25).
Apakah generasi baru kita menemukan kekuatannya pada salib Tuhan? Yesus telah turut merasakan kelemahan kita! Itulah harapan, kita boleh mendapat rahmat dan pertolongan dari Dia saat kita memerlukannya ! (Ibr. 4: 14-16;5:7-9) Apakah salib Tuhan menjadi sumber kekuatan dan harapan generasi baru kita? Yesus sangat menderita! Ia tidak memberontak. Ia bahkan menjawab semua pertanyaan tentang diri-Nya dengan tenang. Kata-kata-Nya penuh kuasa, penuh kekuatan dan kebenaran!(Yoh. 18:1-19:42). Dalam hal apakah orang tua menumbuhkan kecintaan generasi baru kepada Yesus? Sejauhmana saya bersaksi tentang salib Tuhan sebagai sumber kekuatan dan pengharapan bagi generasi baru saat ini? (RD Antonius Prakum Keraf)*