MERAUKE, WARTA NUSATARA– Komitmennya untuk menyerap beras petani, tak sebatas ‘ngomong doang.’ Tetapi sudah pasti direalisasikan. Itu terbukti ketika melakukan komunikasi secara intens dengan sejumlah kementerian di Jakarta, termasuk dengan staf khusus Presiden RI, Billy Mambrasar.
Bahkan saat bertemu empat mata dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo di ruang kerjanya, jeritan petani Merauke sehubungan menumpuknya beras pun disuarakan.
Dia adalah Drs. Romanus Mbaraka, MT, Bupati Merauke. Perhatian dan ketulusan hatinya memperjuangkan keringat rakyat kecil (wong cilik) tak pernah surut.
“Pasar sudah terbuka dimana-mana. Tinggal menunggu eksekusi pembelian beras. Nah saya balik tanya petani, berapa banyak beras maupun gabah yang masih tersimpan,”tantang Bupati.
“Betul bahwa tahun lalu petani berteriak beras tak laku. Nah sekarang pasar sudah mulai dibuka. Apakah stok di tingkat petani mencukupi atau tidak,” katanya.
Saat ini, jelas bupati, Timika sudah meminta 3.000 ton. Lalu dari Pegunungan Bintang juga minta yang nantinya dituangkan dalam kerjasama. Belum lagi sejumlah mitranya akan ke Merauke membangun industri sekaligus penyerapan beras.
“Ketika pasar sudah dibuka seluas-luasnya dan orang datang membeli beras, namun kita kesulitan mendapatkan, kira-kira apa solusinya,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Bupati Mbaraka menyampaikan ucapan terimakasih kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Merauke, karena sudah kontinyu melakukan penyerapan beras di tingkat petani.
“Lalu kualitas beras juga telah menyesuaikan dengan kemampuan petani,” ungkapnya. (WN-kobun)