MERAUKE, WARTA NUSANTARA– Kurang lebih 1.000 massa yang tergabung dalam Forum Keadilan Untuk Tanah Malind, melakukan aksi demostrasi dengan turun jalan. Sekaligus mendesak kepada aparat kepolisian setempat agar memroses pencemaran nama baik terhadap Bupati Merauke, Romanus Mbaraka oleh oknum notaris atas nama Aloysius Dumatubun.
Pencemaran nama baik itu, sehubungan ngototnya Aloysius Dumatubun yang terus mempersoalkan ijazah SMA maupun sarjana Romanus Mbaraka yang sesungguhnya telah dinyatakan sah oleh Komisi Pemilihan Umum.
Sehingga bersangkutan bersama wakilnya H. Riduwan mengikuti berbagai pentahapan dan tepilih dalam pilkada 9 Desember 2020 silam dengan perolehan suara 64.000, mengalahkan dua kandidat lain.
Dari pantauan Warta Nusantara (16/4/2021), massa bergerak terlebih dahulu dari Mangga Dua, Kelurahan Maro. Namun sebelumnya, mereka orasi di depan rumahya Paskalis Imadawa, karena bersangkutan bersama belasan orang melakukan aksi beberapa waktu lalu memrotes ijazah Romanus.
Suasana sempat memanas di sekitar rumah Imadawa. Namun aparat keamanan bergerak cepat, sehingga langsung diredam.
Dari situ, massa yang menggunakan ratusan kendaraan roda dua maupun empat, bergerak ke Kediaman Aloysius Dumatubun di Jalan Sumatera. Disitu orasi berlangsung kurang lebih satu jam.
Aparat keamanan siaga ketat disekitar melakukan penjagaan. Massa menginginkan agar Aloysius Dumatubun keluar dari rumahnya. Hanya saja bersangkutan takut, sehingga tak sempat keluar.
Setelah dari rumah Aloysius, massa bergerak ke Polres Merauke, Kantor DPRD Merauke untuk menyampaikan aspirasi. Meskipun panas matahari yang menyengat, mereka terus menyuarakan agar Aloysius Dumatubun ditangkap dan diproses secara hukum.
Emanuel Buyuka dalam orasinya meminta kepada aparat kepolisian menindaklanjuti laporan Bupati Merauke sehubungan dengan ijazah yang dipersoalkan Aloysius Dumatubun.
“Kami minta agar Aloysius Dumatubun diamankan dan diproses hukum, karena telah melakukan pencemaran nama baik terhadap Romanus Mbaraka dengan tuduhan ijazah. Padahal Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik melakukan verifikasi ke sekolah hingga perguruan tinggi tempat Romanus sekolah dan kuliah,” katanya.
Lalu, menurutnya, semua proses sudah berjalan dan masyarakat memilih Romanus Mbaraka menjadi Bupati Merauke. Jadi, tak perlu dipersoalkan lagi.
Kapolres Merauke, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Untung Sangaji mengaku, laporan Bupati Merauke telah ditindaklajuti dengan melakukan peyelidikan lebih lanjut.
“Kami akan memanggil sejumlah saksi guna dimintai keterangan, sehubungan dengan pengaduan Pak Romanus Mbaraka beberapa hari lalu,” katanya. (WN-kobun)