Oleh : Germanus Atawuwur
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara, saudariku yang terkasih,
Badai Siklon Tropis Seroja yang melanda sebagian daerah NTT telah berlalu. Badai itu merenggut puluhan jiwa yang hingga kini masih tertimbun tanah dan belum ditemukan di Adonara dan Lembata. Ratusan orang meninggal dunia. Sementara itu ratusan ribu rumah penduduk rusak berat, sedang dan ringan. Akhirnya ratusan ribu orang menjadi pengungsi. Fasilitas umum ikut hancur berantakan. Di kota Kupang misalnya, hingga kini jaringan komunikasi dan listrik masih belum pulih seluruhnya. Kejadian di tengah malam itu, masih meninggalkan kesedihan, trauma dan ketakutan.
Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih,
Kesedihan, ketakutan dan trauma yang dialami oleh sebagian rakyat NTT, hal yang sama, telah dialami oleh para murid Yesus, pasca Yesus menderita sengsara dan dimakamkan. Ketakutan yang dahsyat melanda mereka. Karena itu injil minggu lalu berkisah tentang mereka yang masih dalam ketakutan itu, mengunci diri dalam sebuah rumah. Dalam ketakutannya tiba-tiba datanglah Yesus menampakan diri kepada mereka. Spontan mereka makin ketakutan karena peristiwa itu. Namun kemudian, Yesus mengatakan kepada mereka:” Damai Sejahtera Bagi Kamu.” Penggalan kalimat ini diulang sebanyak dua kali dengan maksud untuk meyakinkan para murid bahwa Dia yang ada di tengah-tengah mereka adalah Guru mereka.
Damai Sejahtera Bagi Kamu sebetulnya hendak menghalau rasa sedih, takut dan trauma yang sedang dialami oleh para murid-Nya. Pernyataan itu mau mengatakan bahwa Yesus itu pembawa Damai Sejahtera. Dan siapa yang percaya kepada-Nya akan mendapat damai sejahtera itu. Bila damai sejahtera itu telah ada di dalam hati orang-orang itu, maka ketakutan diganti dengan ketenangan dan kedamaian. Maka penampakan Yesus tatkala itu adalah perjumpaan yang memulihkan. Pertemuan yang memerdekakan. Sua yang membebaskan para murid dari cengkraman ketakutan.
Hari ini, kita dengar juga kisah penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya. Penginjil Lukas menceritakan kepada kita bahwa kali ini Yesus menampakan diri-Nya kepada semua murid. Ketika para murid sedang bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang terjadi terhadap Guru mereka, yakni tentang penderitaan, kematian, kebangkitan dan penampakan kepada mereka yang baru dialami seminggu yang lalu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata:” Damai Sejahtera Bagi Kamu!” Reaksi murid-murid masih seperti dulu. Mereka terkejut dan takut. Bahkan masih juga ada keragu-raguan. Mereka sangka yang dilihat itu adalah hantu. Atas reaksi murid-murid itu Yesus kemudian berkata kepada mereka:” Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan dalam hatimu?” Untuk meyakinkan mereka, bahwa Dia adalah Yesus yang tersalib dan Bangkit dari antara orang mati, Dia pun berkata:” Lihatlah Tangan-Ku dan Kaki-Ku. Aku sendirilah ini. Bahkan untuk semakin lebih meyakinkan mereka, Yesus berkata lagi:” Rabahlah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Dengan demikian apakah murid-murid langsung percaya terhadap Yesus yang hadir di tengah-tengah mereka? Tidak!! Murid-murid belum percaya karena girangnya dan mereka masih heran. Yesus tidak kehabisan akal untuk meyakinkan mereka. Maka kebiasaan bersama murid-murid-Nya dulu Dia ulangi kembali. Ia pun bertanya:” Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan-Nya sepotong ikan dan Ia pun memakannya. Sesudah itu, Yesus pun mengajarkan kepada mereka tentang apa yang pernah diajarkan-Nya dulu. Bahwa ada tertulis dalam Kitab Suci:” Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang-orang mati pada hari ketiga. Dan lagi, dalam nama-Nya pemberitaan tentang pengampunan dan pertobatan harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Dan kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih,
Pertanyaannya, mengapa Yesus menampakan diri-Nya berulang kali kepada para murid-Nya? Karena Yesus tahu, tatkala Dia mengalami penderitaan melalui perjalanan salib yang mengerihkan, murid-murid-Nya tahu itu, walau mereka dengan diam-diam mengikuti jalan salib Yesus. Karena itu tentu mereka shoq. Pasti mereka trauma. Tentu mereka diliputi ketakutan yang mendalam. Karena itu Dia harus menjumpai mereka, entah sendiri-sendiri atau secara bersama-sama untuk “menyembuhkan” mereka dari rasa traumatik. Yesus berharap perjumpaan dalam penampakan itu benar-benar memerdekakan mereka dari rasa cemas dan takut. Perjumpaan bersama Yesus adalah perjumpaan yang membebaskan para murid dari keragu-raguan.
Selain penampakan itu untuk menyembuhkan dan membebaskan para murid dari dari rasa takut, penampakan kali ini juga untuk menguatkan dan meneguhkan mereka. Penguatan dan peneguhan yang dilakukan oleh Yesus dengan terlebih dahulu menyapa mereka dengan kata-kata yang sungguh-sungguh menyejukan dan menenangkan hati murid-murid-Nya:” Damai Sejahtera Bagi Kamu.” Ternyata kata-kata peneguhan yang sama, yang sudah mereka dengar pada penampakan pertama, tidak membuat mereka langsung tenang. Mereka masih terkejut, heran dan diliputi ketakutan. Karena itu maka penampakan kali ini adalah untuk menimbulkan keyakinan yang seyakin-yakinnya di dalam iman para murid bahwa Yesus benar-benar bangkit. Buktinya, hari ini, untuk kesekian kalinya Dia menampakan diri-Nya. Untuk mendapatkan keyakinan para murid itu maka Yesus tidak hanya menyapa mereka melainkan makan di depan para murid-Nya yang diakhiri dengan pengajaran tentang Sang Mesias yang harus menderita dan Bangkit dari antara orang mati, sebagaimana yang diberitakan dalam Kitab Suci.
Selain itu pula penampakan menjadikan murid-murid-Nya sebagai saksi-saksi-Nya untuk mewartakan Yesus yang menderita sengsara dan bangkit dari antara orang mati dan pewartaan tentang pertobatan dan pengampunan dosa sebagai sebuah keharusan. Mengapa pertobatan dan pengampunan dosa harus diwartakan kepada seluruh bangsa? Apakah dengan itu artinya misi Yesus yang mengorbankan Nyawa-Nya untuk menyelamatkan manusia berdosa itu sia-sia belaka? Bukan!! Misi Yesus tidak gagal. Pengorbanan Yesus tidak sia-sia. Tetapi bahwa Yesus tahu, manusia itu ibarat bejana tanah liat. Mudah retak, gampang pecah. Manusia itu rapuh dan lemah. Roh boleh kuat tetapi daging lemah. Karena itu manusia sering jatuh bergelimang dosa. Untuk itu dia butuh keselamatan. Untuk menuju kepada keselamatan yang paripurna, manusia harus bertobat. Bila dia benar-benar sudah bertobat, maka langkah berikutnya adalah mengampuni dosa-dosa mereka. Bila pertobatan dan pengampunan dosa dilalui dengan benar dan sungguh-sungguh maka manusia mendapat keselamatan paripurna. – rohani dan jasmani-, jiwa dan raga. Bukan hanya cura animarum tetapi juga cura hominum.
Saudara-saudara, hari ini Yesus juga menampakan diri-Nya kepada kita melalui sabda-Nya. Yesus meminta kita, anda dan saya untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya sekaligus mewartakan tentang Pertobatan dan pengampunan dosa. Maukah kita untuk menjadi saksi???