MERAUKE, WARTA NUSANTARA– Statement keras dan tegas dilontarkan Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT sehubunga dengan suksesi Rektor Universitas Negeri Musamus (Unmus) yang sedang digaungkan.
“Sebagai pribadi dan juga Bupati Merauke, saya pasti lakukan intervensi terhadap pemilihan Rektor Unmus. Bagaimanapun anak Papua harus menjadi rektor di tanahnya. Ingat saya juga perintis dan pendiri Unmus,” tegas Bupati Mbaraka saat ditemui warta Nusantara Jumat (7/5/2021).
Dikatakan, pihaknya sangat setuju langkah dan gebrakan masyarakat serta mahasiswa yang terus menggaungkan sekaligus menginginkan agar Rektor Unmus harus orang asli Papua (OAP).
Bupati Mbaraka mengaku, tadi pagi dirinya sempat ke Unmus guna mendapatkan informasi sehubungan dengan perkembangan pendaftaran calon rektor.
“Setelah saya tiba disana, ada beberapa pernyataan dari Unmus yang seakan- akan bahwa bupati tak boleh mencampuri otonomi urusan kampus,” katanya.
Sesungguhnya, jelas bupati, pemerintah tak ingin mencampuri. “Tetapi secara wilayah, saya bertanggungjawab agar Unmus berjalan sesuai aspirasi daerah ini,” ujarnya.
Dikatakan, benar Unmus bertanggungjawab ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, namun perlu diingat Unmus berada dalam wilayah Pemerintahan Merauke. Lalu ada bupati dan wakil bupatinya.
“Jadi suka atau tidak suka, secara otomatis Unmus harus mendapat input dari Pemkab Merauke. Ini saya luruskan kepada pihak Unmus agar mereka paham dan mengerti,” tegasnya.
Ditambahkan, anak-anak dari Selatan seperti Rektor Uncen, Kapolda Papua serta Kajati juga telah bersepakat bahwa Rektor Unmus harus anak asli Papua dari Selatan. (WN-kobun)