MERAUKE, WARTA NUSANTARA– Hasil testing penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi 2018 telah diumumkan beberapa waktu lalu. Banyak orang senang, bangga dan bercampur haru lantaran telah lulus. Karena dapat dipastikan masa depan akan cerah.
Namun sayangnya, dari formasi 472 itu, 190 orang yang nota bene OAP, ternyata diketahui tidak lulus. Atas kebijakan Bupati Merauke saat itu, Frederikus Gebze mereka diluluskan.
Sementara akibat yang terjadi adalah, mereka yang diloloskan, dipastikan tidak mendapatkan SK dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan).
Selama beberapa bulan terakhir, 190 CPNC OAP itu tetap meyakini diri kalau sudah lulus, setelah adanya pengumuman ditempel di Kantor BKD Kabupaten Merauke. Namun mimpi dan harapan menjadi PNS sementara belum kesampaian.
Semua itu akibat tak ada ketransparanan BKD untuk memberikan informasi secara jelas dan pasti. Semua baru terbuka lebar ketika Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT yang baru menjabat sebulan lebih, melakukan konsultasi ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat.
Sekaligus mendapatkan kepastian jika 190 OAP tidak lulus sesuai hasil seleksi panitia nasional (panselnas). Berbagai langkah dan perjuangan dilakukannya, hanya saja belum membuahkan hasil.
Setelah mengetahui yang sesungguhnya, Bupati Mbaraka mengambil langkah cepat membagikan SK kepada mereka yang telah dinyatakan lulus. Sehingga langsung dieksekusi tadi pagi penyerahannya.
Rupanya yang mengaku telah lulus dan tak mendapatkan SK, sempat melancarkan aksi protes di kantor bupati. Hingga akhirnya Bupati Mbaraka turun tangan memberikan penjelasan secara detail.
Saat menemui mereka dilantai satu, mereka tak mampu membendung air mata. Beberapa diantaranya memohon kepada Bupati Mbaraka memberikan kepastian akan nasib mereka.
“Bapak Bupati tolong kami kah? Selama ini BKD Kabupaten Merauke tidak transparan kepada kami memberikan penjelasan sesungguhnya,” ujar beberapa ibu.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengatakan, sesungguhnya 190 orang yang mengikuti testing CPNS formasi 2018 tidak lulus.
“Adik-adik itu diluluskan atas kebijakan mantan Bupati Merauke, Frederikus Gebze. Fakta sesungguhnya tidak lulus,sesuai hasil seleksi panselnas Jakarta dan tidak akan mendapatkan NIP,” ujarnya.
“Saya sudah berusahan ke BKN agar 190 OAP diluluskan. Hanya saja, matriks yang dikirim Kemenpan untuk diisi tak diterima. Karena alasanya jelas, dimana kalau si A lulus dan diganti si B, harus dengan alasan mendasar. Sementara pemerintah mau berikan argument apa. Itu yang menjadi permasalahan,” katanya.
Namun demikian, lanjut bupati, dirinya tidak akan tinggal diam. Pasti ada kebijakan khusus dilakukan. “Kamu semua tenang dan berikan kesempatan kepada saya. Saatnya pasti kalian akan terima SK juga,” ujarnya.
“Saya minta semua pulang dan berdoa di rumah masing-masing. Sekarang kalian menangis, tetapi pasti ada saatnya kalian akan tersenyum. Tak perlu sedih terus. Pasti saya lakukan yang terbaik untuk kamu semua,” pesan Bupati Mbaraka. (WN-kobun)