Kis. 2:1-11; Gal.5:10-23; Injil Yoh. 15:26-27.16:12-15
Oleh : Gwermanus S. Atawuwur
WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara, saudari, injil hari ini, mengingatkan kembali memory kolektif kita akan kisah kenaikan Yesus sepuluh hari silam tentang apa yang dikatakan Yesus tatkala Ia hendak naik ke surga:“ Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (Yoh.16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.”
Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (Yoh.16:14). Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku .
Janji Yesus sepuluh hari silam ditepati pada hari ini. Roh Kudus turun dalam bentuk lidah-lidah api ke atas para rasul. Roh Kudus datang dalam gemuruh badai nan dahsyat. Mungkin saja kedahsyatan gemuruh itu seperti badai seroja, yang beberapa waktu silam menghantam beberapa daerah di NTT. Namun gemuruh nan dahsyat sebagai simbol hadirnya Roh Kudus tidak memiliki kekuatan destruktif. Ia tidak menghancurkan dan memporak-porandakan bangunan warga di kala itu. Ia teramat dahsyat bergemburuh untuk menghancurkan ketakutan di dalam diri para murid. Ia hadir dalam dalam bentuk lida-lidah api untuk membakar habis kecemasan, kegelisahan dan kegalauan hati para murid. Ia datang dalam bentuk lida-lida api untuk mencairkan kebekuan apatisme orang-orang banyak yang hadir tatkala itu. Pada akhirnya, Ia datang dalam wujud lidah-lidah api untuk memberikan kekuatan, menumbuhkan keteguhan hati, dan menimbulkan keberanian para rasul untuk bersaksi tentang Yesus yang Bangkit itu adalah Mesias, Juruselamat dunia.
Roh Kudus yang diterima oleh Para Rasul dan Bunda Maria saat itu menyatakan sifat-Nya sebagai Roh yang rindu dan berusaha demi penyelamatan orang dari setiap bangsa. Karena itu maka, setelah mendapatkan kekuatan Roh Kudus yang menimbulkan keberanian para rasul, Petrus tampil untuk memberikan kotbah perdananya di hadapan orang banyak. Jadi, hari Pentakosta merupakan awal dari penginjilan dunia.
Mengapa disebut sebagai penginjilan dunia?
Karena sebagaimana yang dikisahkan oleh Lukas dalam bukunya yang kedua, seperti yang kita dengar tadi. Lukas secara eksplisit menulis tentang bangsa-bangsa yang datang berkumpul di Yerusalem untuk memperingati hari raya itu. Lukas mencatat:” Semua orang percaya berkumpul di satu tempat itu adalah orang dari negeri Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, (2:10-11) baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab.
Penyebutan nama berbagai negeri inilah pada akhirnya kita menarik kesimpulan bahwa hari Pentakosta adalah Moment Penginjilan Dunia.
Tampilnya Petrus mewakili para rasul untuk berkotbah di depan banyak orang pada peristiwa pentakosta menunjukkan bahwa para rasul menjadi pelayan Roh. Mereka bukan hanya memberitakan Yesus yang disalibkan dan dibangkitkan, melainkan juga menuntun orang lain kepada pertobatan dan iman kepada Kristus. Selain itu, mereka juga mempengaruhi orang-orang bertobat untuk menerima “karunia-karunia Roh Kudus” yang sudah mereka terima pada hari Pentakosta. Hal inilah yang menjadi penuntun orang lain untuk menerima baptisan Roh Kudus. Inilah kunci karya rasuli dalam Perjanjian Baru.
Roh Kudus yang diterima pada waktu Pentakosta itu menguatkan dan memberanikan para rasul teristimewa rasul Petrus untuk berkotbah dan mengajarkan hal-hal yang dikerjakan dan diajarkan oleh Yesus di depan orang banyak itu. Setelah mereka mendengar kotbah Petrus yang berapi-api itu, mereka kemudian memberikan dirinya untuk dibaptis dalam Roh Kudus. Bukan main-main, orang yang saat itu percaya dan memberi diri dibaptis dalam Roh Kudus sebanyak 3000 orang (Kis. 2:41). Angka yang tidak sedikit, apalagi terjadi pada saat bersamaan.
Pertanyaannya, apa benar secara faktual ada sekitar 3000 jiwa yang bertobat dan memberikan diri untuk dibaptis dalam Roh Kudus saat Pentakosta itu? Tentu benar adanya. Jadi Lukas tidak saja menonjolkan kebenaran matematis, tetapi lebih dari itu, dengan menyebut angka tiga ribu, yang memiliki angka dasar Tiga, justru bermakna teologis, yang menggambarkan karya Trinitaris Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus yang maha dahsyat. Jadi, tiga ribu orang yang memberikan diri dibaptis dalam Roh Kudus, memiliki ketunggalan yang tidak dapat dipisahkan dari Tri Tunggal Yang Maha Kudus.
Maka oleh sebagian ahli tafsir Kitab Suci mengatakan bahwa 3000 orang yang yang bertobat dan memberikan dirinya dibaptis dalam Roh Kudus adalah Awal Kelahiran Gereja Kristus, Gereja Perdana. Sebagai Gereja Perdana, maka ketiga ribu orang itu dimeteraikan dengan Roh Kudus yang satu dan sama. Roh Kudus yang satu dan sama ini mempersatukan mereka sebagai Jemaat Perdana, yang daripadanya lahirlah empaty, rasa saling memiliki satu dengan yang lainnya. Dan karena itu maka apa yang menjadi milik mereka dijual untuk kepentingan bersama.
Jadi, Pentakosta adalah Hari Penginjilan Dunia, di mana melalui Pewartaan Para rasul yang diwakilkan oleh Petrus untuk bersaksi tentang Yesus Kristus yang Bangkit sebagai Mesias, berhasil menobatkan 3000 jiwa sebagai tanda lahirnya Gereja Perdana yang merupakan karya agung Trinitaris.
Sebagai Gereja Perdana pada waktu itu dan tentu sampai kapanpun Gereja itu akan tetap kokoh berdiri, karena dilandasi oleh KEESAAN TRINITARIS, yang tak dapat dilepas-pisahkan. Hal ini sudah pernah dikatakan Yesus kepada Petrus:” Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini akan Ku-dirikan Gereja-Ku dan alam maut takkan menguasainya.“
Gereja yang sudah didirikan Yesus bermeteraikan Roh Kudus itu alam maut tidak mungkin menguasainya karena didirikan di atas Trinitaris Yang Maha Kudus. Karena itu maka sekalipun orang kristen-katolik dianiaya di mana-mana, sekalipun gedung gereja dibakar dan bahkan dibom di mana-mana, dan sekalipun pencemaran hosti pernah terjadi di mana-mana, Gereja yang dibangun atas karya Trinitaris itu tidak mungkin lenyap. Malah, seperti cendawan tumbuh di musim hujan, patah satu tumbuh seribu.
Bapa,ibu, saudara-saudari, apa pesan bagi kita yang merayakan peringatan Pentakosta hari ini? Bahwa Pentakosta adalah Hari Penginjilan Dunia, maka marilah kita keluar dari diri kita sendiri, keluar dari kemapanan untuk menginjili sesama, membela kehidupan, berbela rasa, teristimewa bagi sama saudara yang sedang terlilit dalam penderitaan yang disebabkan baik oleh wabah corona virus maupun oleh badai seroja dan bencana lainnya. Sentuhan manusiawi kita meningkatkan soliditas sekaligus solidaritas di antara kita sebagai anggota gereja yang dimeterai oleh Roh Kudus. ***