JAKARTA, WARTA NUSANTARA- Meskipun lelah dalam perjalananan setelah melakukan penerbangan selama 5 jam dari Jayapura-Jakarta, namun Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT tidak langsung pulang ke hotel beristirahat.
Oleh karena telah ada agenda bertemu Staf Ahli Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Dr. Oktorialdi serta Kepala Pusat Analisis dan Kebijakan Kinerja Bappenas, Dr. Velix Wamnggai, sehingga begitu turun dari pesawat, langsung bergerak ke Bappenas.
Dari pantauan Warta Nusantara Kamis (3/6/2021), kedatangan Bupati Mbaraka ke Bappenas didampingi Kepala Bapenda, Maji Nur, Kepala Badan Perbatasan, Elyas Mite serta Kabag Humas dan Protokoler, Mike Walinaulik.
Sebelum bertemu staf ahli Menteri Bappenas, Bupati Mbaraka melakukan pertemuan tertutup terlebih dahulu bersama Velix Wanggai. Dari situ baru ke ruangan pertemuan sekaligus berdialog dengan staf ahli menteri yang berlangsung selama kurang lebih dua jam.
Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan terimakasih banyak kepada staf khusus menteri Bappenas serta Kepala Pusat Analisis yang telah meluangkan waktu bertemu dengannya. “Mohon maaf Pak Oktoriani, saya masih dengan pakaian yang ada dan belum sempat ke hotel ganti. Karena dari bandara langsung bergerak kesini,” ungkapnya.
Dikatakan, berbicara tentang Papua, harus dipetakan atau dipotret secara baik. Misalnya Merauke, secara eksterrnal berada pada posisi sangat strategis yakni berbatasan dengan dua negara yakni PNG serta Australia.
Lalu secara internal, demikian Bupati Mbaraka, Kabupaten Merauke memiliki potensi sumber daya alam (SDA) sangat luar biasa, tak dimiliki Papua lain seperti ikan yang berlimpah serta pertanian dan lain-lain.
Berbicara beras, katanya, masyarakat Merauke tak pernah lapar, karena sangat banyak bahkan terjadi over dalam beberapa tahun terakhir.
“Saya meminta kepada Pak Oktorialdi dan Pak Velix Wanggai agar pertanian di Merauke didorong baik. Sehingga kedepan bisa menjadi ‘perut’ bagi orang Papua,” ujarnya.
Untuk luasan lahan pertanian yang efektif sekarang sekitar 63.000 hektar. Lalu total produksi-diambil terendah 4 ton. Sementara kebutuhan beras untuk Papua hanya sekitar 250.000 ton/tahun.
“Dulu saat Presiden RI, Joko Widodo melakukan kunjungan ke Merauke, saya meminta ada balai induk serta pabrik pupuk dan pengairan, juga mekanisasi. Jika saat itu direalisasikan, Merauke dipastikan menjadi pemasok beras di wilayah Indonesia Timur,” katanya. (WN-kobun)