Ket Foto : Tim Bappelitbangda Matim, saat tatap muka dengan Tim Ahli MAP UGM, bertempat di Ruang rapat utama Pasca Sarjana MAP UGM
MANGGARAI TIMUR : WARTA-NUSANTARA.COM-Pada hari kamis 4 juni 2021, Bappelitbangda Manggarai Timur yang diwakili oleh Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan, Conrad Herdiman Djalang,S.Kom dan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Yohanes Hadiaman,S,Sos, beserta 2 orang Kasubid Teknis bertemu Tim Ahli dari Program Studi Pasca Sarjana Magister Administrasi (MAP) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Condrad menjelaskan ada 3 agenda penting dalam pertemuan itu terkait perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2021 dan rencana tahun 2022. Demikian liputan Jefrin Haryanto yang diterima Warta Nusantara, Sabtu, 5/6/2021.
” Ada tiga agenda penting yang kami bahas bersama Tim MAP UGM, yaitu
Analisis Standar Belanja (ASB), Analisis Ekonomi Makro, dan Penyusunan Analisis Incremental Capital Output Ratio (ICOR), jelas Condrad.
Lebih lanjut Condrad menjelaskan bahwa ASB dilaksanakan untuk memenuhi tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas pengelolaan keuangan daerah yang semakin meningkat. Hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efisien dan efektif. Salah satu cara yang dapat diambil oleh Pemerintah Daerah dalam pengelolaan keuangan secara ekonomis, efisien dan efektif dengan menyusun standar biaya yaitu Analisis Standar Belanja (ASB). Pentingnya dilakukan penyusunan ASB ini agar terciptanya kewajaran anggaran belanja antar kegiatan sejenis antar program lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
” Prinsipnya ASB ini untuk memastikan kewajaran belanja antar program lintas Organisasi,” Jelas Condrad.
Pada kesempatan yang sama Kepala Bidang Pengembangan dan Penelitian Yohanes Hadiaman menjelaskan terkait rencana kerjasama a nalisis ekonomi makro yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2022.
“Analisis ekonomi makro akan digunakan dalam penyusunan dokumen rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), yang ditujukan untuk menilai sejauh mana realisasi pembangunan daerah dapat mempengaruhi kinerja ekonomi dan mengetahui sejauh mana capaian indikator ekonomi sesuai dengan yang diasumsikan dalam perencanaan pembangunan jangka menengah atau RPJMD.
Disamping itu, analisis ekonomi tersebut digunakan sebagai salah satu input utama dalam membuat analisis keuangan daerah. dalam rangka menyediakan materi analisis ekonomi tersebut. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) sebagai lembaga yang menyusun RKPD perlu untuk membuat kajian analisis ekonomi makro daerah, tutur Yohanes kepada Media ini.
Selain kedua hal tersebut diatas Condrad juga menyampaikan bahwa Tim juga membahas Penyusunan Analisis Incremental Capital Output Ratio (ICOR).
ICOR Sektoral dalam perencanaan pembangunan wilayah, pada umumnya Pemerintah telah menentukan target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai selama periode tertentu. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah investasi. Perkembangan suatu sektor ekonomi tidak dapat dipisahkan dengan nilai investasi yang ditanamkan pada sektor tersebut. Investasi akan meningkatkan kapasitas produksi dan pada gilirannya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Analisis Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Sektoral juga bertujuan untuk menyediakan informasi dalam rangka mengevaluasi tingkat efisiensi penggunaan barang modal dalam proses produksi pada masing-masing sektor ekonomi. Berdasarkan angka ICOR menurut lapangan usaha, maka dapat diestimasi kebutuhan investasi untuk mencapai target pertumbuhan tertentu, pungkas Condrad. **(Jefrin Haryanto, Kabag Prokopim Matim)**