ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Romo Emanuel Kewa Ama, PR : Perkawinan Suci Jangan diceraikan Manusia

DEKENAT LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Pastor Paroki Boto, Dekenat Lembata, Romo Emanuel Kewa Ama, PR mengatakan, Perkawinan Katolik itu suci. Apa yang dipersatukan Allah, jangan diceraikan oleh manusia. Hari ini kesebelas pasangan suami isteri sangat bahagia dan senang. Tentu mereka bahagia dan senang adalah impian dan harapan untuk menerima Sakramen Perkawinan Suci tercapai.

Romo Emanuel Kewa Ama mengatakan hal itu dalam kotbahnya ketika memberikan Sakramen Perkawinan kepada 11 (Sebelas) pasangan nikah dalam perayaan misa di Gereja Santu Yoseph Boto, Dekenat Lembata, Keuskupan Larantuka, Kamis, 24/6/2021,

Romo Eman, demikian sapaan akrabnya, lebih lanjut mengatakan dibalik rasa bahagia dan seang yang sedang terjadi ini terbesit satu pertanyaan. Apakah kebahagiaan hari ini akan bertahan untuk selamanya ? Sebab sakramen perkawinan suci yang diterima hari ini adalah permulaan pergumulan dalam membangun bahtera rumah tangga hidup sebagai suami isteri Katolik.

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Allah tahu bahwa tidak baik jika manusia itu hidup seorang diri saja, dan oleh karena itu Allah menjadikan bagi kita seorang penolong yang sepadan dengannya. Atau dalam bahasa kita sehari-hari biar kita katakan bahwa dia yang ada disampingmu hari ini adalah jodohmu yang telah Tuhan “So Tulis Taro” di hatimu.

“Mereka bukan lagi dua melainkan satu merupakan sebuah kenyataan bahwa hari ini mereka akan dipersatukan menjadi satu dalam ikatan perkawinan suci. Ini berarti ada keyakinan, ada iman, ada kepercayaan didalam diri mereka berdua bahwa ketika mereka bersama, hidup mereka menjadi semakin lengkap, semakin baik dan semakin sempurna. Oleh sebab itu, laki-laki akan meninggalkan orangtuanya dan bersatu dengan istrinya sehingga mereka menjadi satu daging,” ungkap Romo Emanuel Kewa Ama.

RelatedPosts

Sangat menarik, lanjut Romo Eman, bahwa mereka dua akan menjadi satu daging. Kita akan melihat proses yang dua itu, bisa menjadi satu, karena kita menyadari bahwa dalam rumus matematis, satu+satu pasti dua. Tapi dalam pernikahan ini kita sering mengatakan, ” demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu”. Ini akan nampak dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari bahwa mereka harus meninggalkan bagian-bagian tertentu dari dirinya seperti egois, masa bodoh, cuek dan tidak peduli.

Menurut Romo Eman, ketika masih sendiri kemana saja sesuka hatimu, tetapi sekarang kemana saja pasti seijin pasanganmu. Bagian tertentu itu juga ialah sikap ketika ia harus melupakan kesenangan pribadinya demi keluarganya, demi istri/suaminya.

Romo Eman, dalam kotbah perberkatan 4 (empat) pasangan nikah sebelumnya mengingatkan, perkawinan katolik adalah perjanjian antara seorang priadan seorang wanita untuk membentuk kebersamaan hidup. Keduanya berjanji sehidup semati dalam Kristus. ” Hidup semati selalu bersama baik dalam suka maupun duka dan bukan sebaliknya. Santu Yohanes dakam Injil memandang orang lain sebagai sahabat bukan hamba sperti Kristus dan umatnya, “kata Romo Eman.

Romo Eman menjelaskan, suami hendaknya menjadikan istri sebagai sahabat dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Menjadi sahabat juga berarti saling bantu dan menolong, bukan menindas dan memperbudak satu sama lain. Karena itu, bangunlah rumah tanggamu atas dasar kasih yang tulus dan penuh bukan kasih yang penuh perhitungan dan setengah-setengah.

Romo Eman diakhir kotbahnya memberikan beberapa cara bagi suami istri untuk menghadapi rumah tangga baru : Pertama, Kesetiaan. Kesetiaan pada pasangan hidup bukan hanya secara fisik tetapi juga secara hati. Sebab jika tidak demikian perkawinan akan berada dijurang kehancuran. Kedua, Saling Percaya. Sikap saling percaya merupakan hal penting bagi sebuah pernikahan yang kokoh. Kita mempercayai pasangan hidup kita sepanjang perjalanan hidup pernikahan. Tanpa adanya sikap saling percaya pada pasangan hidup akan sangat sulit membangun sebuah keluarga yang kokoh dan utuh. Jika semua saling curiga satu terhadap yang lain akan sulit bagi pasangan untuk mengembangkan diri. Jagalah kepercayaan satu sama lain.

Ketiga, Sikap lemah lembut. Sikap lemah lembut berarti memperlihatkan kepribadian yang matang dan dewasa. Orang yang lemah lembut adalah orang yang dapat mengontrol diri dan menguasai diri dengan baik, dan mampu memaafkan kesalahan pasangan. Keempat, Komunikasi. Pernikahan yang baik menuntut adanya kedalaman hubungan yang hangat antara suami dan istri. Hendaknya suami istri selalu berkomunikasi satu sama lain. Tanpa komunikasi rumah tangga berjalan dalam kebisuan dan kurangnya perhatian pada pasangan hidup. Terkadang sulit menjalin komunikasi dalam rumah dan lebih aktif berkomunikasi diluar rumah.

Kelima, Saling menerima. Hendaknya pasangan saling menerima kekurangan dan kelebihan pasanganmu masing-masing. Semakin lama anda bersama dengan orang yang di cinta semakin lama ia mengenal sikap aslinya. Ketika anda mampu menerima kekurangan pasanganmu maka disana anda sedang menolongnya untuk semakin mengurangi kelemahannya.

Keenam, Kasih. Kasih adalah semen yang merekatkan cinta seorang pria dan wanita. Kasih merupakan dasar utama yang mengikat seorang wanita dan seorang pria untuk hidup bersama, berjalan bersama dan menikmati kehidupan bersama pasangan yang diberikan Tuhan dan bukan dengan orang lain. Kita mengasihi pasangan kita tidak hanya dengan kata-kata tetapi yang terutama ialah dengan perbuatan nyata kasih dalam kehidupan . Satu perbuatan yang penuh kasih jauh lebih bernilai daripada seribu kata yang diucapkan.

Kesebelas pasangan yang menikah tersebut masing-masing : Wilhelmus Rudi-Wilhelmina Katarina Pega, Yasintus Wilfridus Beda-Maria Veronika Barek, Adeianus Albertus Napan-Maria Goreti Kewa, Petrus Paulus Pain Pati-Maria Vianey Kewa, Fransiskus Boli Sakeng-Maria Viviana Deram, Agustinus Gustiranda Kolilolo-Maria Surmiati, Agustinus Boli-Theresia Nogo Mudaj, Andreas Bili Ketoj-Matilda Lusia Beto Sori Wutun, Yoseph Bonefasius Tifaona-Reibeldis Kewa, Benediktus Atabali-Maria Wasi Tukan, dan pasangan Paulus Pati Lelaona-Maria Petronela Saja.**(WN-01)**

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *