JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM-Ketua Dewan Pembina Pelayanan Advokasi Untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia (Padma Indonesia), Gabriel Goa mendesak Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto agar segera membentuk Korem di Sumba dan Kodam El Tari di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini perlu dilakukan dengan pertimbangan mendasar bahwa Nusa Tenggara Timur adalah provinsi terdepan Indonesia yang berbatasan langsung baik Darat, Laut dan Udara dengan Negara Timor Leste serta Laut.dan Udara dengan Australia. Keamanan dan Pertahanan NKRI menjadi sangat vital di NTT. Demikian Siaran Pers Padma Indonesia yang diterima Warta Nusantara, Senin, 28/6/2021.
Gabriel Goa, putra NTT yang berdomisili di Jakarta berpendapat, Fakta membuktikan bahwa NTT dari sisi keamanan wilayah Polda NTT sudah masuk kategori tipe A dengan Kapolda berpangkat Irjen. Miris dan sangat memprihatinkan bahwa dari sisi pertahanan di NTT memperlihatkan NKRI sangat ketinggalan yakni NTT hanya sekelas Korem bukan Komando Militer sendiri. Masa NTT masih dibawah KODAM Udayana Bali.
Atas dasar pertimbangan tersebut, Ketua Dewan Pembina Padma Indonesia meminta Panglima TNI, Menteri Pertahanan RI dan Komisi I DPR RI wajib menjadikan NTT Wilayah KODAM sendiri yakni KODAM.EL Tari NTT dan membuka KOREM baru di wilayah Sumba pulau terdepan Indonesia berbatasan Udara.dan Laut dengan Australia.
” Fakta lain putra-putri NTT yang berminat menjadi Anggota TNI baik itu melalui jalur Tamtama dan Bintara lebih khusus Akmil dipersulit.Berdasarkan hasil pantauan kami bahwa kemauan putra- putri NTT bercita-cita menjadi anggota TNI sangat tinggi sekali, namun itu semua kandas karena proses perekrutan Akmil harus melalui Kodam Udayana,Bali yang lebih diutamakan putra-putri dari Bali bukan NTT,” tandas Gabriel Goa.
Gabriel Goa juga mengungkapkan, Fakta membuktikan sejak tahun 2016 sampai 2019 calon Akmil.asal NTT tidak ada yang tembus seleksi Akmil dengan alasan nilai akademik dan psikologis yang tidak memenuhi syarat, dengan.demikian jatah uuntuk NTT dialihkan ke Bali. Tahun 2020 NTT hanya dapat 1 orang sedangkan jatah untuk NTT 5 orang. dengan alasan karena nilai psikologis yang tidak memenuhi syarat maka kekurangan 4 orang dari 5 orang diambil dari Bali.
Masyarakat NTT merasa kecewa sepertinya NTT dianak tirikan dan terkesan ada diskriminasi, sementara Papua selalu diprioritaskan putra- putrinya untuk masuk TNI melalui jalur Akmil dengan jatahnya banyak di atas 20 orang per Kodam setiap tahun dan disana ada dua Kodam jadi mereka dapat di atas 40 orang tiap tahun. Kecewa karena tidak diterima di Akmil di Indonesia,putra-putri NTT mencoba nasib dengan ikut test Akmil di Luar Negeri seperti di USA dan mereka lolos. Terpanggil untuk tidak jadikan NTT anaktiri di NKRI karena NTT juga bumi yang lahirkan Pancasila.
Merujuk pada berbagai argumentasi tersebut diatas, lanjut Gabriel Goa, maka kami dari Lembaga PADMA INDONESIA (Pelayanan.Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) mendesak dua hal. Pertama, mendesak DPR RI Komisi I,Menteri Pertahanan dan Panglima TNI segera membentuk KOREM Sumba dan KODAM EL TARI Nusa Tenggara Timur pada 5 Oktober 2021 bertepatan dengan Hari Angkatan Bersenjata.
Kedua, mendesak DPR RI Komisi I,Menteri Pertahanan dan Panglima TNI untuk memperhatikan putra-putri NTT diterima di Akmil NKRI dengan demikian mereka tidak tergiur lagi masuk Akmil di Luar Negeri seperti USA dan Australia karena merasa didiskriminasi dan dianaktirikan di NKRI. **(WN-01)**